TIGA SENJATA, INDONESIA LEBIH MAJU
Indonesia
“Negara Berkembang”
Negara tercinta “Indonesia” merupakan negara yang
memiliki kekayaan terbesar berupa sumber daya alam dibandingkan negara-negara
lain. Hal tersebut terjadi karena Indonesia mempunyai letak geografis yang
strategis yaitu terletak di antara 6º LU—11º LS dan 95º BT—141º BB. Artinya
Indonesia mempunyai iklim tropis, sehingga keadaan tanah menjadi subur yang
membuat berbagai macam tumbuhan dapat tumbuh dengan subur. Dengan keadaan
tersebut, seharusnya Indonesia menjadi negara terkaya jika dibandingkan dengan
negara-negara pemilik sumber daya alam yang lebih sedikit. Akan tetapi, banyak
yang mengatakan bahwa Indonesia adalah negara berkembang. Mengapa demikian?
Bukankah pemilik sumber daya alam terbanyak seharusnya dikatakan negara maju?
Hal-hal yang dapat membuktikan suatu negara dapat
dikatakan negara berkembang apabila mempunyai masalah-masalah yang terdapat di
negara berkembang. Menurut Heer (1985) masalah yang ada di negara berkembang
“(1) tingkat pertumbuhan penduduk tinggi, (2) angka kematian tinggi, (3)
perekonomian rendah”. Lalu bagaimana dengan Indonesia?
Tingginya pertumbuhan penduduk di Indonesia dapat dilihat
berdasarkan angka kelahiran. “Setiap 7,36 detik satu kelahiran terjadi di
Indonesia” (Lembaga Demografi UPI, 2013). Hal tersebut berarti bahwa dalam satu
jam terdapat 489 bayi yang lahir, sehingga setiap tahun penduduk Indonesia
bertambah 4,3 juta jiwa yang setara dengan jumlah penduduk Singapura.
Kesimpulannya, Singapura akan lahir setiap tahun di Indonesia.
Bukti Indonesia mempunyai angka kematian tinggi dapat
dilihat dari jumlah kematian di Indonesia khususnya kematian yang direncanakan.
Bahali (2016) mengatakan bahwa kasus bunuh diri di Indonesia melebihi Jepang
yakni lebih dari 30 ribu pertahun. Sehingga kurang lebih terdapat 82 kasus
bunuh diri di Indonesia setiap harinya. Faktor yang menyebabkan manusia bunuh
diri tentu karena ada masalah baik masalah pribadi maupun sosial. Masalah
pribadi misalnya moody (orang yang
bersikap berdasarkan suasana hatinya) yang tidak terkendali sedangkan masalah
sosial seperti dikucilkan oleh masyarakat setempat (lingkungan) sehingga
membuatnya stress. Hal tersebut
merupakan gambaran keadaan kesehatan mental masyarakat Indonesia.
“Bersiaplah, setiap menit 3 kematian terjadi di Indonesia”
(Lembaga Demografi UPI, 2013). Tiga orang dapat meninggal dalam waktu satu
menit. Artinya, angka kematian sangat tinggi yang setiap saat dapat mengintai
jiwa dengan cepat.
Selain pertumbuhan penduduk dan angka kematian yang
tinggi, ada satu hal lagi yang membuktikan bahwa Indonesia adalah negara
berkembang. Hal tersebut adalah kondisi perekonomian indonesia. Lembaga
Demografi UPI (2013) menyimpulkan “pertumbuhan pasar tradisional turun 8,1%
sementara pasar modern mengalami pertumbuhan meyakinkan dengan 31,4%”. Data
tersebut diperoleh pada tahun 2011. Adanya pasar modern mengakibatkan penduduk
Indonesia lebih memilih berbelanja di sana daripada di pasar tradisional yang
sudah ada terlebih dahulu. Sehigga pasar tradisional mengalami penurunan sedangkan
pasar modern mengalami kenaikan atau pertumbuhan. Padahal, hampir semua pasar
modern adalah milik negara asing, namun masyarakat Indonesia lebih menyukainya.
Jadi, masihkah beranggapan bahwa negara yang kaya akan sumber daya alam selalu
menjadi negara maju?
Indonesia Bisa Menjadi Negara Maju
Setiap manusia pasti menyukai sesuatu yang indah lagi
baik. Begitupun dengan status negaranya. Jika diminta untuk memilih mempunyai
negara maju atau berkembang, pasti memilih mempunyai negara maju. Lantas,
apakah indonesia bisa mengubah statusnya menjadi negara maju? Tentu saja bisa,
karena tiada ketidakmungkinan jika diusahakan. Untuk mengubah sesuatu yang
kurang baik menjadi yang lebih baik, haruslah diketahui penyebab dari yang
menjadikan sesuatu kurang baik itu.
Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan di atas,
dapat diketahui bahwa inti dari semua masalah tersebut terletak pada sumber
daya manusianya karena tingginya pertumbuhan penduduk, angka kematian yang
direncanakan tinggi pula dan perekonomian yang rendah (kurang baik), jika
ditarik benang merah permasalahan tersebut terletak pada kurangnya kemampuan
manusia dalam mengolah dirinya sendiri. Masih banyak kebiasaan-kebiasaan kurang
baik yang dilakukan seperti bunuh diri, mulai luntur cinta terhadap produk
negeri yang terbukti lebih memilih belanja di pasar modern daripada
tradisional, dan masih banyak lagi kebiasaan kurang baik lainnya.
Tiga Senjata Majukan
Indonesia
Senjata merupakan alat yang digunakan untuk mempermudah
dalam mencapai suatu hal. Alat tidak selalu berupa fisik yang kasat mata. Alat
dapat berwujud semangat yang adanya di dalam jiwa seseorang.
Senjata (alat) juga dapat disebut sebagai alat
perlawanan. Berbicara tentang upaya menjadikan Indonesia menjadi negara maju,
ada tiga senjata yang dapat digunakan. Tentunnya senjata tersebut terfokus
untuk melawan atau memerangi penyebab
masalahnya yaitu senjata untuk memerangi guna memperbaiki sumber daya manusia,
sehingga terwujudlah sumber daya manusia seperti yang diharapkan. Apa saja senjata
tersebut?
Senjata pertama, “kebanggaan”. Alangkah indahnya jika
masyarakat mempunyai rasa bangga terhadap Indonesia. Bangga menjadi warga negara
Indonesia, bangga dengan produk-produk Indonesia dan gemar mengonsumsinya.
Pasti negara lain tidak lagi suka meremehan negara Indonesia seperti mengakui
produk atau bahkan mengambil alih kebudayaannya. Memakai produk dalam
negeri, memainkan alat musik tradisional, menyanyikan lagu-lagu tradisional,
dan melestarikan kebudayaan-kebudayaan Indonesia.
Senjata kedua, “Kreatif”. “Para pemikir kreatif akan
mengamati masalah dengan banyak cara dan akan memeriksa semua variabel terkait,
mencari hal yang tidak terduga” (Michalco, 2012). Dengan demikian, orang
kreatif tidak akan pernah melihat dan merasa bahwa hidup ini sepi karena mereka
selalu mengikuti perkembangan zaman. Pemikir kreatif juga tidak pernah takut
menghadapi masa depannya, karena mereka selalu mempunyai banyak cara untuk
menghadapi masalah-masalahnya. Satu hal yang sangat menarik dari orang kreatif
yaitu jalannya orang kreatif selangkah di depan jalannya orang yang berada pada
posisi paling depan. Kreatif bukanlah bakat yang ada sejak lahir. Akan tetapi,
kreatif dapat dimunculkan dan diasah.
Senjata ketiga, “Harapan”. Harapan
sama halnya denga impian. Mengapa harus harapan? Orang yang mempunyai harapan
tidak akan putus asa karena mereka mempunyai sesuatu yang diperjuangkan. Selain
cinta, seseorang bisa semangat jika mempunyai harapan. bermimpi setinggi-tingginya dan titipkan mimpi itu di
bintang. Never give up dalam keadaan
apapun.
Setiap negara yang mempunyai status
berkembang pasti masyarakatnya menginginkan menjadi negara maju. Begitupun
dengan negara Indonesia. Impossible is
nothing berlaku bagi siapapun yang mau berjuang. Untuk memajukan Indonesia
butuh perjuangan bersama-sama. Persatuan dan kesatuan adalah kunci utama. Akan
tetapi, tidak akan termulai jika menunggu semua bergerak. Perubahan paling
penting adalah perubahan yang dimulai dari diri sendiri. Bangga menjadi warga
negara Indonesia dan bangga dengan produk-produknya. Belajar kreatif dalam
memecahkan berbagai masalah. Pantang menyerah dan punya mimpi
setinggi-tingginya, karena dengan mimpi atau harapan seseorang akan lebih
semangat dalam perjuangan, memperjuangkan sebuah harapan. Majulah Indonesia!
DAFTAR RUJUKAN
Heer, D. M. 1985. Masalah
Kependudukan di Negara Berkembang.
Bandung:
PT Bina Aksara.
Lembaga Demografi UPI. 2013. Fakta Unik Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Michalco, M. Tanpa Tahun. Pemikiran Pemikir Kreatif. Terjemah Kartasapoetra &
Kartasapoetra. 2012. Jakarta: PT. Indeks.
Bahali, V. 14 Mei 2016. Sosiolog UNM: 82 Kasus Bunuh Diri
di Indonesia dalam Sehari. Rakyatku.com, Tanpa Halaman. (Online), (http://news.rakyatku.com/read/4628/2016/
05/14/sosiolog-unm-82-kasus-bunuh-diri-di-indonesia-dalam-sehari).
diakses 22 September 2016.
BIODATA PENULIS
Entah
seberapa sering gadis bernama lengkap Aminatus Sakdiah ini menghabiskan
waktunya di depan kaca monitor untuk menuangkan segala inspirasinya, meskipun
tidak jarang memakai laptop temannya karena laptop pribadi sering eror (hehe). Gadis yang kerap dipanggil Ami ini lahir di Jombang 16 November 1995.
Ami berstatus mahasiswa Pendidikan Luar Sekolah di Universitas Negeri Malang,
tidak pandai apalagi cerdas tapi insyaallah cukup rajin meskipun pelupa.
Dipandang pendiam dan baik tapi “saya tak seindah yang tampak”ungkapnya. Talk Less Do More kebiasaannya, Man Jadda Wajada prinsipnya. Pemimpi
dengan berjuta harapan dan masih dalam proses perjuangan. Boleh kirim kritik
dan saran ke aminatus.sakdiah@yahoo.co.id
No comments:
Post a Comment