*UNTUK LEBIH LANJUT SILAHKAN KLIK Disini...
LAPORAN KPL UPT PELATIHAN KERJA PASURUAN
LAPORAN KPL
UPTPK PASURUAN
JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
Mahasiswa praktik
yang mengambil konsentrasi manajemen pelatihan melakukan kegiatan KPL (Kajian
dan Praktik Lapangan) di lembaga atau balai latihan, hal itu dilakukan agar
menambah pengetahuan mahasiswa dalam dunia pelatihan pada suatu lembaga atau
instansi. Kerja Praktik (magang) adalah suatu
kegiatan pembelajaran di lapangan yang bertujuan untuk memperkenalkan dan
menumbuhkan kemampuan mahasiswa dalam dunia kerja nyata (Suharyanti, Chandra, dkk. 2015). Seperti
halnya pada mahasiswa praktikan yang melaksanakan KPL di UPT Pelatihan Kerja
Pasuruan. Kegiatan tersebut dimulai pada tanggal 21 Agustus 2017 sampai dengan
27 Oktober 2017 yang dilaksanakan secara bersama-sama secara berkelompok,
setiap kelompok terdiri dari 3 – 4 orang. Dalam kegiatan manajerial, mahasiswa
KPL berkontribusi dan ikut melaksanakan secara langsung kegiatan yang ada di
UPT Pelatihan Kerja Pasuruan. Mulai dari perekruitan atau pendafatran oleh
peserta, seleksi masuk, praktek pembelajaran sampai dengan tahap penutupan
pelatihan.
Pelatihan merupakan
suatua kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan siswa latih yang dilaksanakan dalam waktu yang singkat.
Kalimat tersebut selaras dengan pendapat hasibuan (2001: 68) bahwa pelatihan
adalah bagian dari pendidikan yang mengangkat proses belajar untuk memperoleh
dan meningkatkan keterampilan diluar sistem pendidikan yang berlaku dalam waktu
relatif singkat dengan metode yang lebih praktis dari teori. Dengan demikian
melalui program pelatihan diharapkan potensi dan keterampilan yang dimiliki
oleh peserat didik dapat tingkatkan dan dikembangkan serta mempunyai kompetensi
saing yang lebih tinggi.
Pelaksanaan program
pelatihan di UPT Pelatihan Kerja Pasuruan menyediakan 14 kejuruan pelatihan
yang salah satunya diikuti oleh mahasiswa KPL yaitu program pelatihan kejuruan
mesin bubut. Pelatihan di UPT Pelatihan Kerja Pasuruan berbasis kompetensi yang
bertujuan unutk memepersipakan tenaga kerja yan sesuai dengan kebutuhan
perusahan atau pun untuk bersaing dalam hal berswirausaha mandiri.
Selama melakukan
kegiatan pengkajian kegiatan lapangan pada tempat KPL pada UPT Pelatihan Kerja
Pasuruan mahasiswa praktikan mempelajari tentang manajemen di UPT Pelatihan
Kerja Pasuruan dan mempelajari tentang pelaksanaan kegiatan pelatihan yang ada
di UPT Pelatihan Kerja Pasuruan seperti pada kegiatan pelatihan kejuruan
teknologi mekanik pada sub kejuruan mesin bubut secara mendalam mulai dari
perekruitan siswa latih hingga evaluasi pelatihan sampai dengan penutupan yang
telah dilaksanakan oleh UPT Pelatihan Kerja Pasuruan.
Kegiatan KPL yang
dilakukan oleh mahasiswa di UPT Pelatihan Kerja Pasuruan pada pelatihan
kejuruan teknologi mekanik pada sub kejuruan mesin bubut. Diharapkan mahasiswa
mampu mengimplementasikan ilmu yang didapatkan selama kuliah, menambah
kemampuan dan pengetahuan mahasiswa dalam kegiatan pelatihan mulai dari
perencanaan, pelaksaanaan sampai dengan evaluasi pelatihan yang ada di UPT
Pelatihan Kerja Pasuruan sehingga diharapkan nantinya menambah pengalaman di
bidang pelatihan dalam hal ini pada lembaga pelatihan.*UNTUK LEBIH LANJUT SILAHKAN KLIK Disini...
LAPORAN KPL UBAYA TRAINING CENTER (UTC) Trawas, Mojokerto
LAPORAN KPL UBAYA TRAINING CENTER (UTC)
JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH (PLS)
UNIVERSITAS NEGERI MALANG (UM)
Pendidikan Luar
Sekolah (PLS) adalah salah satu Program Studi (Prodi) yang ada di Fakultas Ilmu
Pendidikan (FIP) Universitas Negeri Malang (UM). Prodi PLS adalah prodi yang
memiliki kompetensi dalam mengembangkan keilmuan PLS, serta menyiapkan pendidik
dan tenaga kependidikan luar sekolah yang memiliki kepedulian terhadap
nilai-nilai kemanusiaan, keunggulan profesional dan akademik, serta
mengembangkan layanan kepada masyarakat di bidang PLS.
Salah
satu matakuliah yang wajib ditempuh oleh mahasiswa semester tujuh adalah Kajian
dan Praktik Lapangan (KPL), yang mana Kajian dan Praktik Lapangan (KPL) merupakan
kegiatan yang dilaksanakan oleh mahasiswa mencakup baik latihan mengajar maupun
tugas kependidikan selain mengajar, secara terbimbing dan terpadu sebagai
persyaratan kelulusan matakuliah KPL dan pembentukan profesi kependidikan. KPL
merupakan bagian penting yang tidak dapat terpisahkan dari serangkaian kegiatan
yang dilakukan oleh calon sarjana.
KPL
merupakan proses perpaduan berbagai komponen pengajaran dan pengetahuan
teoritis dengan praktik. Dengan adanya KPL mahasiswa dapat menerapkan teori
yang selama ini telah mereka pelajari kedalam perkuliahan dengan praktik.
Karena KPL merupakan media bagi mahasiswa untuk mengaplikasikan dasar profesi.
KPL yang dilakukan oleh mahasiswa merupakan salah satu wadah agar mahasiswa
mendapatkan pengalaman profesi yang dapat diandalkan. KPL yang dilakukan
mahasiswa benar-benar dihadapkan pada kondisi rill atau nyata dalam bidang keilmuan, seperti: kemampuan
bersosialisasi dan bernegosiasi, kemampuan manajerial kependidikan lainnya,
serta kemampuan yang berhubungan langsung dengan pelatihan sesuai dengan
konsentrasi pelatihan pendidikan luar sekolah. Selain untuk memnpraktikkan teori-teori
yang didapat dari perkuliahan, dalam KPL ada kegiatan yang bersifat magang.
Sesuai
dengan matakuliah konsentrasi yang diampu mahasiswa PLS pada semester enam lalu
yaitu konsentrasi pelatihan, maka sangatlah cocok apabila pada pelaksanaan KPL
ini mahasiswa tersebut mempraktikkan teori-teori yang didapat dan melaksanakan
magang di Ubaya Trainning Center Trawas Mojokerto. Harapannya mahasiswa
memperoleh kesempatan untuk mengikuti serangkaian kegiatan KPL di Ubaya
Trainning Center. Ubaya Trainning Center merupakan sebuah lembaga Training
Center yang masuk dalam bagian dari Universitas Surabaya (Ubaya), serta
merupakan Kampus III Ubaya dengan konsep IOC (integrated outdoor campus). Ubaya Trainning Center terletak
di Desa Tamiajeng, Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto dengan luas lebih dari
36 hektar, Ubaya Trainning Center memiliki tujuan untuk menawarkan konsep baru
pembelajaran luar ruang berfokus pada alam, pengelolaan dan pemanfaatannya
secara efektif dan maksimal. Mahasiswa dapat melakukan outing atau agenda pembelajaran dengan suasana alam yang sesungguhnya.
Ubaya Trainning Center juga menawarkan wisata keluarga yang dapat berekreasi,
menikmati pemandangan alam sembari belajar tentang alam dan sistem
pengolahannya. Fasilitas beberapa aula yang bisa digunakan untuk seminar, dapat
menyajikan secara experiential learning
(outbound) yang menarik didukung
fasilitas dan perlengkapan standar internasional tersertifikasi, serta
fasilitator handal bersertifikat. Tak jarang pula pebisnis yang jenuh dengan suasana
kota yang ramai dapat melakukan meeting penting dengan suasana alam hijau yang
tenang dan sehat.
Tujuan outbound secara umum untuk
menumbuhkan rasa percaya dalam diri guna memberikan proses terapi diri bagi mereka yang
berkelainan dalam berkomunikasi, dan menimbulkan adanya saling pengertian,
sehingga tercipta saling percaya antar sesama.
Ancok menegaskan dalam bukunya Outbound Management Training (2003)
bahwa: “Metode pelatihan di alam terbuka juga digunakan untuk kepentingan terapi
kejiwaan. Adrianus & Yufiarti (2003)
menyatakan bahwa metode outbound sangat efektif karena memanfaatkan seluruh
potensi dalam diri siswa melalui berbagai aktivitas permainan. Dengan demikian
kegiatan outbound ini tidak hanya mengembangkan kemampuan kognitif siswa,
tetapi juga melibatkan ranah afektif dan konasi”.
Berdasarkan
uraian di atas, maka mahasiswa sangat perlu melaksanakan KPL di lembaga maupun
instansi. Di dalam lembaga atau instansi tersebut mahasiswa juga bisa
mendapatkan pengalaman dan pengetahuan terbaiknya yang akan berguna bagi masa
depannya kelak. Dengan pengalaman dan pengetahuan yang baik akan memudahkan
mahasiswa dan instansi tempat mahasiswa untuk menyesuaikan diri dengan lebih
cepat dan lebih baik.
Hal
tersebut sangat dimungkinkan karena tujuan dari Kajian dan Praktik Lapangan
(KPL) itu merupakan kegiatan untuk meningkatkan kemampuan calon pendidik,
fasilitator, ataupun tenaga ahli lainnya. KPL diharapkan dapat memberikan
kesempatan kepada mahasiswa untuk memperoleh pengalaman praktik lapangan dalam
menerapkan teori, pengelolaan kegiatan dalam kehidupan nyata.
Salah
satu program yang telah diselenggarakan di Ubaya Trainning Center yakni
Outbound dan fun games untuk Dekanat,
Dosen, dan Staff Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surabaya.
Kegiatan ini terselengara dalam rangka Rapat Kerja Tahunan Fakultas Ilmu
Kesehatan yang dilaksanakan selama dua hari. Outbound dilaksanakan atas
permintaan dari Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surabaya untuk
meningkatkan kinerja perangkat yang ada di sana, selain itu juga untuk
menumbuhkan sikap kerjasama tim dan mempererat tali silaturahmi satu sama lain.
Program
outbound dan fun game tidak hanya untuk orang dewasa tetapi juga untuk
anak-anak ataupun pelajar. Salah satunya yakni outbound dan fun game yang
dilaksanakan oleh pelajar SMP Nation Star
Academy (NSA) sebagai latihan dasar kepempinan pengurus OSIS NSA periode
2016. Agenda tersebut diadakan di Ubaya Trainning Center pada setiap tahunnya
untuk membekali diri pengurus OSIS SMP NSA dalam mengemban tugas sebagai
pengurus OSIS di sekolah. Sehari sebelum melaksanakan outbound, para pelajar
tersebut melaksanakan rapat kerja program yang akan mereka laksanakan selama
satu periode ke depan.
...... *untuk lebih lanjut dan mudahnya silahkan klik link di bawah ini untuk mengetahui isi laporan tersebut
terima kasih :) semoga bermanfaat! jangan lupa tinggalkan komentar.
LAPORAN KPL INDIVIDU PP-PAUD DIKMAS JABAR
LAPORAN MAGANG
KULIAH PRAKTIK LAPANGAN (KPL)
UNIVERSITAS NEGERI MALANG (UM)
DI PP-PAUD DIKMAS JAWA BARAT
sedikit bercerita sekaligus bernostalgia setahun lalu kami KPL di PP-Paud dan Dikmas Jawa Barat. (wawww) terus?
jangan tanya apa yang kami dapat? tanyakan aja apa yang kami bawa *nahlo. apa bedanya mas? iya sih heheee.. sumpah gak penting banget sebenere deskripsiku. wkwkwk
yauda, daripada berlama-lama gak jelas. yuk! silahkan sedot filenya dibawah.... (Abaikan cover gambar diatas karena tidak penting 'juga') :v
oke terima kasih. biasakan tinggalkan komentar setelah download Disini...
i looooov yuuuuuuuuuu.........................
LAPORAN KPL PP-PAUD DAN DIKMAS JABAR (KELOMPOK)
LAPORAN MAGANG
KULIAH PRAKTIK LAPANGAN (KPL)
UNIVERSITAS NEGERI MALANG (UM)
DI PP-PAUD DAN DIKMAS JAWA BARAT
Mumpung lagi musimnya anak magang gaisss. Semoga tulisan
saya ini bermanfaat nantinya.
Sedikit mengshare dari hasil kerjaan saya pas waktu kuliah dulu, khususnya mata kuliah magang atau biasa disebut KPL kalo di UM. Daripada diem di dalam tumpukan folder laptop lebih baik di share aja.. ya kan?
Semoga tulisan ini bisa bermanfaat untuk adik-adik yang membutuhkan. khususnya dalam hal kerja cepat ala mahasiswa alias ATM data (amati, turu, modifikasi) heheee
memang laporan itu buat apa sih? kata pak jokowi aja gak penting. yaudah, gak usah di kerjain aja laporannya dek. :D
klik disini Laporan KPL UM
selamat membaca :))
PENCAK SILAT BUKAN BAGIAN DARI TINDAKAN ANARKISME
PENCAK SILAT BUKAN BAGIAN DARI TINDAKAN
ANARKISME
Pencak Silat
Pencak silat merupakan tradisi dari
zaman nenek moyang bangsa Indonesia. Dulunya pencak silat digunakan untuk
bertahan hidup dari ancaman yang mengintai. Pencak silat pertama kali pada abad
ke-7 masehi dan berkembang secara luas ke daerah-daerah yang ada di bumi
nusantara.
Draenger (1992)
berpendapat bahwa buktinya adanya seni bela diri bisa dilihat dari berbagai
artefak senjata yang di temukan dari zaman hindu-budha serta dalam relief yang
berisikan sikap-sikap kuda-kuda dalam pencak silat di candi Borobudur dan
prambanan.
Pencak
silat telah di kenal oleh sebagian masyarakat rumpun melayu dalam bebagai
variasi nama. Semenanjung
Malaysia dan singapura lebih mengenal silat dengan sebutan aliran goyang dan
kecak. Istilah silat sendiri dikenal secara luas di negara asia tenggara, akan
tetapi khusus di Indonesia istilah yang di gunakan adalah pencak silat. Istilah
ini di gunaka sejak 1948 untuk persatuan berbagai aliran seni bela diri
tradisional yang bekembang di Indonesia.
Dalam
perinsip pencak silat sendiri tidak menyela dirinya sendiri dan juga tidak
memancing keributan dalam setiap kelompok. pembelaan diri disaat terserang oleh
kelompok lain itu harus dilakukan untuk pembelaan diri, ilmu yang didapatkan
dalam belajar pencak silat tidak boleh di gunakan dalam mencari musuh atau
digunakan untuk membalas dendam terhadap musuh. Dalam pencak silat pun
pendekarnya harus mempunyai jiwa kesatria yang tinggi, tidak boleh mundur saat
ada tantangan yang menghadang di depannya selagi pendekar itu merasa benar dan
tidak salah.
Kode etik pencak silat pun sudah
jelas diatur di AD/ART perguruan pencak silat sendiri. kode etik yang tertera
didalamnya yakni setiap pendekar tidak boleh melakukan penyerangan terlebih
dahulu. Setiap pendekar harus menjauhi adanya perselisihan. Ilmu-ilmu yang
didapatkan dalam belajar silat harus berguna untuk membatu orang banyak. Sebab
pada pesilat sendiri ditanamkan dalam setiap perguruan/padepokan silat untuk
tidak menyombongkan diri dengan ilmu yang diperolehnya. Bahkan pesilat dilarang
keras untuk berprilaku sewenang-wenang dalam mengunakan ilmu bela dirinya
karena itu bukan sifat dari seorang kesatria.
Pengikut pencak silat
banyak dari kalangan remaja
dan pemuda.
Mereka ikut serta dalam latian maupun dalam organisasi pada setiap perguruan. Remaja dan pemuda dalam perkembangannya belum dewasa
dalam pemikiran dan mengontrol emosi
yang
ada dalam dirinya.
Perkembangan Anak-Anak Awal
Dapat dikatakan anak-anak pada usia
2 sampai 6 tahun lebih emosional dari pada masa-masa perkembangan yang lainya,
karena anak-anak pada umur ini terlalu banyak bermain dan permainanya
sangat kasar dan ramai, sehingga mereka sering capek dan
terkadang sering berkelahi sesama temanya saat
bermain. Namun demikian emosi yang lebih tinggi pada umur-umur ini, pada
hakekatnya lebih di sebabkan oleh hal-hal yang bersifat psikologis. Kebanyakan anak
merasa, bahwa mereka dapat mengerjakan lebih banyak hal daripada yang
diperkenankan oleh orang tua.
Keadaan emosi masa anak-anak akhir berbeda
dengan masa anak-anak awal dalam 2 hal yakni:
(1) Macam situasi
yang menimbulkan bentuk emosi tertentu,
(2) Cara memberikan
respon terhadap emosi yang di alaminya.
Perubahan tersebut di sebabkan karena pengalamnya yang lebih luas dan dengan
demikian dia mempelajari reaksi-reaksi lain. Oleh karena itu, anak mengetahui
bahwa ada cara-cara menyatakan emosi yang tidak di senangi oleh masyarakat,
sehingga jika dia ingin di senangi dalam masyarakat, maka mereka akan berusaha
unuk tidak memberikan reaksi-reaksi yang tidak di senangi oleh orang lain.
Perkembangan Remaja Awal
Biasanya dikatakan, bahwa masa
remaja disebut Stum
und drang. Artinya suatu masa dimana terdapat ketegangan emosi yang di sebabkan oleh
perubahan-perubahan dalam keadaan fisik dan bekerjanya kelenjar-kelenjar yang
terjadi pada waktu ini.
Pada umur 16 tahun remaja kadang
berteriak-teriak, membanting benda, dan menangis jikalau marah. Kemarahan dari remaja bisa
dilihat dari sosio-ekonomi yang boleh dikatakan rendah, lebih cenderung
memberikan reaksi-reaksi yang agresif bilamana mereka marah daripada anak
remaja dari sosio-ekonomi yang lebih tinggi. Hal ini berlaku bagi anak remaja laki-laki.
Perkembangan Remaja Akhir
Jika pekembangan remaja
dalam masa ini lebih mendapatkan kebebasan, maka dia akan
mendapakan ketenangan emosional. Walaupun cetusan-cetusan kemarahan, kekawatiran, dan kecemasan
yang tidak tentu sebabnya seringkali di
alaminya. Masa-masa remaja awal tidak akan lenyap begitu saja, melainkan bertahap. Sedikit demi
sedikit pemuda-pemudi dalam masa ini akan dapat menguasai emosi-emosinya.
Dari faktor perkembangan anak-anak dan
remaja dimana belum bisa mengontrol emosi sehingga sangat rawan terjadi
tindakan-tindakan anarkis dan cenderung ke kriminal. Seperti pada suatu peistiwa dimana salah satu
dari perguruan pencak silat yang ada di kabupaten lamongan dimana dalam suatu
acara peresmian anggota baru terjadi tawuran antar perguruan pencak silat yang
ada disana, dikarenakan saling ejek dan berkonvoi. Diantaranya yang terlibat
tawuran adalah para remaja yang masih duduk di bangku Sekolah menengah atas.
Dari suatu tindakan antar perguruan
pencak silat itu apakah itu merupakan penerapan ilmu yang di ajarakan dalam
setiap aliran pencak silat? pasti tidak, karena dalam
setiap pendekar silat pasti sudah tahu kode etik yang sudah di jelaskan.
Faktor yang mempengaruhi tindakan pengeroyokan oleh pendekar pencak silat ini adalah faktor pergaulan
dan kurang adanya pengawasan dari organisasi yang menaungi olahraga bela diri pencak silat tersebut. Kebanyakan
kasus-kasus pengeroyokan dan perkelahian antar perguruan pencak silat
dikarenakan para pendekarnya masi berusia remaja awal sampai akhir, sehingga
dalam masa itu psikologi emosinya masih belum setabil dan sulit untuk di
arahkan ke hal yang positif.
Dampaknya para pendekarnya lebih mudah tersinggung dan
dari tersingung itu para
anggota silat tidak segan-segan untuk bertarung dengan mengunakan ilmu bela diri yang dimilikinya terhadap musuhnya. Solusi dari permasalahan diatas, yaitu dengan memasukanya
olahraga pencak silat ke sekolah-sekolah dasar yang ada di Indonesia.
Manfaat yang pertama, jika sejak anak-anak
sudah di perkenalkan dengan olahraga ini lebih muda untuk mengarahkan kepada hal yang positif dan lebih mudah mengarahnya ke tingkat kejuaraan agar dapat meraih
prestasi yang membanggakan. Selain itu, di masa remajanya bisa lebih terkontrol. Manfaat kedua
organisasi dari setiap perguran pencak silat bisa di kontrol dan bisa di awasi
langsung oleh pemerintah melalui mentri pendidikan dan menteri olahraga.
DAFTAR RUJUKAN
Donn,
F.D. 1992. Weapons and
fighting arts of Indonesia. Rutland,
Vt: Charles E. Tuttle
Soesilowatiwindaradini, A. 2003. Psikologi
Perkembangan (Massa Remaja).Surabaya. Usaha Nasional
https://id.wikipedia.org/wiki/Pencak_silat
BIODATA PENULIS
M.REZA
KURNIAWAN seoarang pria lahir di kota Lamongan pada tanggal 04 agustus 1996,
reza sekarang sedang merantau di kota malang. Diadia mengenyam bangku sekolah
di SDN Kebonagung Babat, kemudian dilanjutkan ke SMPN 2 Babat, kemudian
melanjutkan lag di sekolah menengah atas yaitu SMAN 1 Sukodadi Lamongan. Stelah
dia lulus dari SMA pada tahun 2014 melanjutkan lagi di Universitas Negeri Malang
sampai sekarang. Dia juga aktif di berbagai organisasi jabatanya pernah menjadi
ketua 2 dalam organisasi pecinta alam “SMANDI BISA”. Di dalam organisasi
mahasiswa pernah menjabat sebagai anggota HMJ PLS pada tahun 2016 dan sekarang
dia menjabat sebagai ketua umum di organisasi Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah
Komisariat fip “IMM” sampai sekarang