Sahabat pena mahasiswa Pendidikan Luar Sekolah

  • CONTOH SURAT MOU MEDIA PARTNER

    Sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi sesamanya. Semoga tulisan ini bermanfaat untuk para pembacanya.. jangan lupa tinggalkan jejak (komentar/follow) selamat membaca :)

  • METODE PEMBELAJARAN TUTORIAL

    Sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi sesamanya. Semoga tulisan ini bermanfaat untuk para pembacanya.. jangan lupa tinggalkan jejak (komentar/follow) selamat membaca :)

  • PROBLEMATIKA PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH DAN PEMBANGUNAN

    Sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi sesamanya. Semoga tulisan ini bermanfaat untuk para pembacanya.. jangan lupa tinggalkan jejak (komentar/follow) selamat membaca :)

  • CONTOH INSTRUMEN IDENTIFIKASI KEBUTUHAN

    Sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi sesamanya. Semoga tulisan ini bermanfaat untuk para pembacanya.. jangan lupa tinggalkan jejak (komentar/follow) selamat membaca :)

  • CONTOH LAPORAN KPL DI UPT PELATIHAN KERJA PASURUAN

    Sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi sesamanya. Semoga tulisan ini bermanfaat untuk para pembacanya.. jangan lupa tinggalkan jejak (komentar/follow) selamat membaca :)

PROFIL LEMBAGA PP-PAUD DAN DIKMAS JAWA BARAT





Maklum, lagi musim KPL ini... mungkin kalo di universitas lain bisa juga disebut PPL. karena saya jurusan non kependidikan maka magang saya di lembaga pemerintahan, PP-PAUD dan Dikmas misal.

biar gak lama-lama, dan daripada file saya cuman ketumpuk di hardisk laptop mending saya share aja, moga aja dapat membantu dan sangat bermanfaat untuk kalian yang suka kerja cepat dengan cara copas :D (tulisan ini saya ketik ulang dari profil lembaga, lumayan kriting beroooo....)

langsung aja yak, file bisa langsung disedot disini...

ini gambar buku profil lembaganya brooo...
Share:

DESAIN PROPOSAL PELATIHAN PEMANFAATAN LIMBAH KOTORAN SAPI



Halo halo..... selamat malam pemirsa setia blog pribadi saya. lama juga ya gak pernah posting! iya nih, yang pertama karena sibuk, yang kedua karena emang belum sempat aja, dan yang ketiga karna emang gak punya bahan :D

okeh, gak usah lama-lama yak. berikut ini adalah desain pelatihan pemanfaatan limbah kotoran sapi. sedikit cerita aja, bahwasanya materi ini adalah bahan saya pas waktu KPL di PP-PAUD dan DIKMAS Lembang, Bandung Barat. iya, jadi kami disitu disuruh bikin desain pelatihan tetapi tidak sampai pada aplikasinya. mulai dari observasi kebutuhan belajar, laporan hasil observasi kebutuhan, sampai pembuatan desain pelatihan. ada di dalamnya instrumen dan kisi-kisi sampai Silabus dan RPP pelatihan.

langsung sedot dan pelajari filenya disini

DESAIN KEBUTUHAN BELAJAR
LAPORAN HASIL OBSERVASI KEBUTUHAN
DESAIN PELATIHAN PEMANFAATAN LIMBAH KOTORAN SAPI


Share:

PROPOSAL PHBD DI DANAI DIKTI






Berawal dari tugas kuliah, kami memberangkatkan Proposal PHBD ini dengan perasaan optimis namun juga dengan perasaan asal menggugurkan kewajiban sbg mahasiswa yaitu mengerjakan tugas dan mengumpulkannya. namun jalan Tuhan berkata lain. Proposal yang kami kirim ternyata masuk dalam pendanaan dikti tahun 2016 dan di ajukan oleh pihak universitas untuk mengikuti lomba kewirausahaan yang akan diadakan di Negara tetangga, Malaysia.

sungguh Allah bersama orang-orang yang percaya dengan KuasaNya.
kami bersyukur untuk itu.

Proposalnya bisa di lihat dan download di SINI

semoga bisa menginspirasi dan ilmunya bermanfaat (barokah). Aamiin 

Penulis:
M. Ilham Nurhakim
Mhs Pendidikan Luar Sekolah UM angkatan 2014.


Share:

CONTOH SURAT KETERANGAN AKTIF ORGANISASI



tak lengkap rasanya bila kita punya sesuatu yang bermanfaat tetapi tidak dibagikan
ibarat ilmu seperti pohon yang berbuah, jadi kenikmatannya harus di bagi-bagi.
berikut ini adalah contoh surat keterangan aktif organisasi
surat ini dulu saya minta untuk pengajuan beasiswa PPA pada saat SK dari Fakultas masih belum turun.

mari di download di SINI

selamat berproses dan sukses selalu :)
Share:

CONTOH SURAT MOU MEDIA PARTNER





SURAT PERJANJIAN KERJASAMA
Memorandum of Understanding

            Hari ___________, tanggal ______________________, kami yang bertanda tangan di bawah ini:
1.      Nama                          :           _____________________________________________________
Instansi                        :           _____________________________________________________
Jabatan                        :           _____________________________________________________
Alamat                        :           _____________________________________________________
Telepon                       :           _____________________________________________________
Dalam hal ini bertindak sebagai Pihak I
2.      Nama                          :           _____________________________________________________
Instansi                        :           Tara Radio
Jabatan                        :           Humas Keradioan / Direktur Tara Radio
Alamat                        :           Jl. Semarang no. 5 Malang
Telepon                       :           _____________________________________________________
Dalam hal ini bertindak sebagai Pihak II
Kedua pihak sepakat untuk mengadakan kerja sama dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut:

Pasal 1
NAMA DAN WAKTU PELAKSANAAN
Pihak I dan Pihak II telah sepakat kerja sama dalam kegiatan:
Nama Kegiatan            :           _____________________________________________________
Hari/Tanggal                :           _____________________________________________________
Tempat                         :           _____________________________________________________

Pasal 2
HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK I
1.      Acara akan dipublikasikan melalui Twitter, Facebook, dan Instagram Radio Tara 3 hari sekali terhitung dari tanggal kesepakatan
2.      Acara akan dipublikasikan melalui Twitter, Facebook, dan Instagram Radio Tara satu hari sekali pada H-7 pendaftaran / H-7 acara
3.      Acara akan dipromosikan diprogram Whats Up UM
4.      Logo Radio Tara terpasang di semua media publikasi (poster, banner dan pamflet).
5.      Radio Tara dipublikasikan melalui adlibs MC saat acara berlangsung
6.      Freepass untuk crew IPRI untuk meliput acara dan akan disiarkan pada Tara News Updates atau Whats Up UM
7.      Jika pihak event memiliki spot, Tara FM akan memutarkan spot tersebut.

Pasal 3
HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK II
1.      Logo Radio Tara terpasang di semua media publikasi (poster, banner dan pamflet).
2.      Radio Tara dipublikasikan melalui adlibs MC saat acara berlangsung
3.      Freepass untuk crew IPRI untuk meliput acara dan akan disiarkan pada Tara News Updates atau Whats Up UM
4.      Jika pihak event memiliki spot, Tara FM akan memutarkan spot tersebut.
5.      Acara akan dipublikasikan melalui Twitter, Facebook, dan Instagram Radio Tara 3 hari sekali terhitung dari tanggal kesepakatan
6.      Acara akan dipublikasikan melalui Twitter, Facebook, dan Instagram Radio Tara satu hari sekali pada H-7 pendaftaran / H-7 acara
7.      Acara akan dipromosikan diprogram Whats Up UM
.


Pihak I,                                                                                     Pihak II,
       Pihak Event                                                                              Humas Keradioan Tara               



______________________                                                   _____________________
Share:

CONTOH PROPOSAL SPONSORSHIP TOT OUTBOUND




Klik link di bawah ini untuk melihat contoh proposal sponsor TOT outbound
oleh mahasiswa pendidikan luar sekolah konsentrasi pelatihan angkatan 2014
(abaikan gambar foto diatas :D )

Proposal Sponsorship TOT Outbound
 atau versi PDF dengan format kertas A5 bisa juga di download di SINI 
Share:

TATA LAKSANA PELATIHAN







PENGELOLAAN SEBELUM PELATIHAN
A.  Pengelolaan Sekertariatan Pelatihan
1.      Konsep sekretariatan
Kesekertariatan adalah satuan organiasasi dalam organisasi yang melakukan rangkaian penataan terhadapa pekerjaan perkantoran dan bantuan lain yang dilakukanuntuk menunjang tercapainya tujuan organisasi.
2.      Penataan petugas sekertariatan
Petugas sekertariatan tentang persuratan bisa dipegang oleh 1 orang. Hal ini untuk memepermudah pengarsipan dan pembuatan nomor surat keluar. Untuk petugas sekertariatan pendaftaran harus stanby sesuai jam pendaftran biasanya saat jam kerja. Akan ebih baik jika dilakukan lebih dari 1 orang dengan menggunakan pergantian shif yang jelas.
3.      Penataan tugas sekertariatan
Tugas sekertariatan adalah menata dan mendata surat masuk, membuat surat keluar dan mennagani sekertariatan pendaftaraan seperti mencatat identitas peserta untuk sertifikat dan name tag.
4.      Penataan tempat pendaftaran
Jika peserta bersifat umum maka tempat pendaftaran di harap merupakan tempat yang menetap seperti ruang BEM atau HMJ agar mudah di cari calon peserta. Disediakan pula x-banner atau petunjuk arah menuju tempat pendaftaran agar calon peserta lebih cepat menemukan tempat tersebut.
Jika peserta merupakan suatu kelompok yang sudah jelas maka pendaftaran dapat langsung mengakumulasikan pada kordinator kelompok agar lebih mudah.
5.      Penataan meja pendaftaran
Meja pendaftaran dapat diletakkan di tempat yang mudah di akses dan dilihat di suatu ruangan seperti dekat dengan pintu tempat pendaftarana. di mej pendaftaran disediakan pula tempat duduk untuk calon peserta dalam menungu proses pendaftaran. Bisa juga di sediakan permen yang dapat diambil peserta saat menunggu proses pendaftaran.

6.      Denah sekretariaatan pendaftaran
Description: Untitled
B.  Pengelolaan Komunikasi Pelatihan
1.      Konsep komunikasi dalam pelatihan
Komunikasi merupakan proses penyampaina pesan dari informan ke audiens. Komunikasi yang baik dapat dilakukan melalui berbagai media. Media ini dipilih sesuai kebutuhan, keadaan dan teknologi yang ada. Seperti intuk mengomunikasikan sesuatu dengan orang yang berjarak terlalu jauh maka dapat dilakukan menggunakan telepon maupun internet. Komunikasi dapat dibagi menjadi 2 jenis antara lain :
a)      Komunikasi tertulis
Komunikasi tertulis adalah komunikasi yang dilakukan melalui tulisan seperti pos, telegram, fax, email dan sejenisnya. Komunikasi tertulis ini biasanaya bersifat formal, bisa seperti persuratan dalam meminjam tempat ataupun mengundang pejabat terkait untuk membuka acara pelatihan.
b). Komunikasi lesan
Komunikasi lesan adalah komunikasi yang dilakukan memalui pembicaraan. Seperti mengomunikasikan materi dengan pemateri pelatihan ataupun meyakinkan pihak sponsorship tentang pelatihan yang akan dilakukan. Komunikasi lesan memang tidak seformal komunikasi tertulis atau surat menyurat namun dapat lebih mempertegas penyampaian pesan terhadap orang lain.

C.  Pengelolaan Penjaringan Calon Peserta
1.    Menetukan kualifikasi/persyaratan caalon tenaga pelatihan Peserta pelatihan haruslah seseorang yang sedang membutuhkan pelatihan tersebut. Peserta yang membutuhkan maka akan termotifasi dalam mengikuti keseluruhan acara pelatihan dari awal sampai akhir. Dampak setelah pelatihan juga makin optimal ketika lingkungan peserta juga mendukung pelatihan tersebut . sebagai contohnya dalam pelatihan kewira usahaan. Menurut Suwardie (2009), Keberhasilan wirausaha ditentukan oleh kepribadian wirausaha dan lingkungan yang mendukung, sehingga perilaku dalam bekerja merupakan hasil interaksi antara individu dengan lingkungannya.
2.    Menetukan sisitem cara kerja team penjaringan dan jadwal penjaringan Sistem cara penjaringan akan menyesuaikan dengan siapakah pelatihan akan ditujukan. Jika pelatihan bersifat umum maka penjaringan peserta dilakukan dengan acak dan mendirikan stan pendaftaran. Namun bila peserta pelatihan merupakan suatu kelompok yang telah ditentutakan maka team penjaringan bertugas menjalin kerjasama dengan kelompok sasaran. Dapat dipermudah dengan pengkordinasiaan peserta secara akumulatif melalui kordinator organisasi. Jadwal penjaringan juga harus di sesuaikan dengan kegiatan kelompok sasaran serta dilakukan minimal 3 minggu sebelum pelatihan berlangsung agar tidak ada benturan jadwal kegiatan lain. Hal ini juga mempermudah pengumpulan dana untuk pelatihan tersebut.

D.    Pengelolaan Tenaga Pelatihan
Tenaga pelatihan ini adalah orang yang akan menyampaikan materi yang telah di tetapkan tentang pelatihan yang dilakukan. Tenaga pelatihan ini di tentukan sesuai keahlian dan catatan pengalaman dalam menyampaikan materi terkait. Biasanya semakin tinggi jam terbang tenaga pelatihan maka semakin handal pula tenaga pelatihan mengarahkan peserat pelatihan pada tujuan pelatihan. Namun semakin tinggi pula jam terbang biasanaya diimbangi dengan semakin tingginya harga jual tenaga pelatihan tersebut.
Tenaga pelatihan juga harus mengomunikasikan materi yang akan disampaikan dengan panitia penyelenggara. Hal ini untuk menghindari kesalah pahaman serta tercapainya tujuan pelatihan. Panitia dapat memberi SOP agar mempermudah tenaga pelatihan dalam menyusun materi. Komunikasi juga harus terjalin tentang jadwal pelatihan dengan tenaga pelatihan.

E.  Pengelolaan Promosi Dalam Pelatihan
1.        Konsep promosi dalam pelatihan
Pelatihan merupakan hal yang penting dalam meningkatkan efektivitas sumberdaya organisasi. Menurut Detty Regina,dkk. (2008) Pelatihan sering dianggap sebagai suatu kebutuhan yang esensial bagi kelangsungan hidup sebuah perusahaan. Beberapa alasan yang mendasari hal ini adalah adanya pandangan yang menyatakan bahwa pelatihan dapat meningkatkan nilai tambah bagi seseorang dan bukan hanya menjadi suatu tujuan untuk mempengaruhi kinerja jangka pendek”.
Seperti menurut Meitaningrum Dhita Ayu (2013) ’Perlu adanya faktor-faktor yang dapat mendorong pegawai untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan sehingga pegawai tersebut akan mendapatkan hasil yang lebih optimal, yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan kinerja pegawai itu sendiri. Dalam meningkatkan efektifitas itulah penting bagi organisasi untuk mengetahui pentingnya pelatihan. Salah satu cara agar organisasi mengetahui dan sadar akan pentingnya pelatihan adalah dengan promosi.
Promosi bertujuan untuk memberikan informasi, menarik perhatian public dan menciptakan keinginan terhadap jasa maupun barang yang di tawarkan dalam promosi tersebut.
Promosi bisa dilakukan melalui berbagai media, antara lain:
a.        Promosi melalui media surat kabar
       Promosi ini dilakukan melalui surat kabar atau Koran, bisa dengan membayar space pada koran atau mengajukan kerjasama seperti sponsorship. Kelebihan ynag di dapat adalah sifat koranyang bisa di baca setiap saat. Namun kelemahanya adalah pada saat ini tidak semua kalangan membaca Koran.
b.      Promosi melalui media TV
       Promosi ini dilakukan melalui saluran televise,. Pada zaman teknologi ini, banyak orang yang sudah bisa mengakses berita melalaui TV namun karena TV tidak dapat di ulang seperti Koran maka di butuhkan biaya yang besar karena semakin sering promosi ditayangkan di Tv maka semakin banyak orang yang tau namun semakin banyak juga biaya yang dikeluarkan.
c.       Promosi melalui media radio
       Promosi melalui radio termasuk yang paling mudah daan murah karena banyak stasiun radio yang mudah untuk menerima sponsorship. Radio merupakan media semua kalangan namun karena promosi hanya melalui suara maka di perlukan pengulangan agar pesan dapat tersampaikan dengan baik.
d.       Promosi melalui media majalah
       Promosi melalui  mejalah diasanya dilakukan sesuai jenis barang atau jasa yang ditawarkan. Seperti pelatihan memasak harus dipromosikan di majalah memasak dan tidak dapat dipromosikan pada majalah dengan tema yang berbeda seperti tema otomotif maupun olahragaa
e.        Promosi melalui media pamphlet
       Promosi melalui pamphlet umumnya dianggap menarik dan efektif karena padat dilihat
f.        Promosi melalui media social
       Pada zaman teknologi seperti sekarang, medisa social merupakan media yang bisa diakses banyak orang. Biayanya pun bisa di bilamg paling murah dari pada promosi menggunakan media lain. Media bisa berbentuk tulisan, gambar, video mauoun oesan suara. Promosi dengan media social pun paling cepat meyebar terutama dengan jaringan pertemanan yang banyak. Namun media ini akan sulit diakses olah orangtua dan daera-daerah yang belum terjangkau akses internet.

F.     PENGELOLAAN TRANSPORTASI DALAM PELATIHAN
1.      Konsep Transportasi dalam Pelatihan
Transportasi adalah pemindahan manusia dan hewan atau barang dari satu tempat ketempat lainnya dengan menggunakan sebuah wahana yang digerakkan oleh manusia atau mesin. Transportasi ini digunakan untuk memudahkan manusia dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
Unsur-unsur transportasi adalah manusia yang membutuhkan, barang yang dibutuhkan, kendaraan sebagai alat/ sarana, jalan dan terminal sebagai prasarana transportasi. Transportasi darat, transportasi laut, transportasi darat merupakan pembagian jenis transportasi.
Transportasi darat dipilih berdasarkan faktor-faktor seperti jenis dan spesifikasi kendaraan, jarak perjalanan, tujuan perjalanan, kesediaan alat transportasi, ukuran kota dan kerapatan pemukiman, faktor sosial-ekonomi. Contoh transportasi darat adalah kendaraan bermotor, kereta api, gerobak yang ditarik oleh hewan (kuda, sapi, kerbau), atau manusia dll.
Transportasi laut adalah jenis transportasi yang dijalankan di atas samudera, laut, kanal atau sungai. Walaupun lebih lambat dibandingkan transportasi udara, transportasi air merupakan cara efektif untuk memindahkan barang dalam jumlah yang besar. Contoh transportasi laut adalah kapal, tongkang, perahu, rakit dll.
Alat transportasi udara dapat menjangkau tempat-tempat yang tidak dapat ditempuh dengan alat transportasi darat atau alat transportasi laut, di samping mampu bergerak lebih cepat dan mempunyai lintasan yang lurus, serta praktis bebas hambatan. Contoh alat transportasi udara misalnya pesawat terbang, helikopter, balon udara dll.
2.      Pentingnya Transportasi dalam Pelatihan
Transportasi adalah alat bantu dalam melaksanakan pelatihan. Transportasi pemateri dan juga peserta perlu disiapkan agar pelatihan dapat berjalan dengan baik. Jika tempat pelatihan dilaksanakan di tempat yang jauh dari jangkauan peserta dan pelatih maka panitia harus menyiapkan transportasi.
3.      Menyiapkan Transportasi Roda Dua
Sepeda motor adalah alat transportasi darat beroda dua yang digerakkan oleh mesin. Posisi kedua roda sebaris lurus dan pada saat kecepatan tinggi sepeda motor berjalan tetap stabil deisebabkan oleh gaya giroskopik. Sedangkan pada saat kecepatan rendah, kestabilan sepeda motor bergantung pada pengaturan setang oleh pengendaranya.

4.      Menyiapkan Transportasi Roda Empat
Mobil adalah alat transportasi darat yang digerakkan oleh tenaga mesin, beroda empat atau lebih, umumnya menggunakan bahan bakar minyak (bensin atau solar) untuk menghidupkan mesinnya. Mobil kependekan dari otomobil yang berasal dari bahasa Yunani ‘autos’ (sendiri) dan Latin ‘movere’ (bergerak).
5.      Menyiapkan Transportasi Pesawat
Pesawat terbang adalah alat transportasi udara berupa pesawat udara yang lebih berat dari udara, bersayap tetap, dan dapat terbang dengan tenaga sendiri. Secara umum istilah pesawat terbang sering juga disebut dengan pesawat udara atau kapal terbang atau cukup pesawat dengan tujuan pendefinisian yang sama sebagai kendaraan yang mampu terbang di atmosfer atau udara. Namun dalam dunia penerbangan, istilah pesawat terbang berbeda dengan pesawat udara, istilah pesawat udara jauh lebih luas pengertiannya karena telah mencakup pesawat terbang dan helikopter.
6.      Menyiapkan Transportasi Untuk Peserta
Peserta kegiatan adalah orang yang mengitkuti suatu kegiatan tertentu, termasuk rapat, sidang, seminar, lokakarya (workshop), pendidikan, pertunjukan, olahraga, atau kegiatan lainnya. Persiapan transportasi peserta dapat dilakukan oleh panitia ataupun peserta itu sendiri. Transportasi tersebut dapat berupa mobil, sepeda motor, pesawat maupun kapal.
7.      Menyiapkan Transportasi Untuk Pelatih
Transportasi untuk pelatih disiapkan untuk mempermudah pelatih menjangkau lokasi pelatihan. Transportasi tersebut disiapkan oleh panitia dalam bentuk mobil, pesawat, kapal maupun sepeda motor.
8.      Menyiapkan Transportasi Untuk Panitia
Panitia adalah sekelompok orang yang bertugas untuk merencanakan dan melaksanakan suatu kegiatan baik pelatihan, seminar, workshop dll. Panitia akan sibuk untuk menyiapkan segala perlengkapan yang dibutuhkan dalam kegiatan tersebut. Transportasi adalah salah satu alat bantu yang akan mempermudah gerak panitia. Transportasi yang biasa digunakan oleh pantia adalah sepeda motor dan mobil.

PENGELOLAAN SAAT PELAKSANAAN PELATIHAN
A.    PENGELOLAAN PEMBUKAAN PELATIHAN
1.      Konsep Pembukaan Pelatihan
Pelatihan adalah suatu proses jangka pendek yang menggunakan prosedur sistematis dan teroganisir dimana pegawai non-magerial mempelajari pengetahuan dan keterampilan teksnis dan tujuan terbatas, Lodjo (2013: 750). Dalam pelatihan, pembukaan akan dirancang langsung oleh tim pelaksana. Sebelum panitia mengadakan pembukaan pelatihan,  panitia akan mengadakan rapat koordinasi untuk menentukan konsep pembukaan yang akan dilaksanakan dalam kegiatan pelatihan. Konsep acara pembukaan yang sering dilaksanakan dalam kegiatan pelatihan adalah
a.       Menyanyikan lagu Indonesia Raya
b.      Laporan ketua panitia
c.       Sambutan oleh Ketua Jurusan
d.      Pembacaan susunan acara
e.       Pembacaan doa
2.      Menyiapkan Undangan Pembukaan Pelatihan
Pembukaan pelatihan merupakan titik awal dari berlangsungnya kegiatan pelatihan tersebut. Dalam pembukaan para tokoh-tokoh penting akan hadir untuk menyampaikan sambutan. Panitia sebelumnya harus menyiapkan undangan kepada orang-orang yang diharapkan memberikan sambutan dalam pembukaan pelatihan tersebut. Undangan tersebut sebagai informasi bahwa panitia mengharapkan kedatangan beliau untuk memberikan sambutan.
3.      Menyiapkan Susunan Acara Pembukaan dan Pelatihan
Susunan acara pembukaan dan pelatihan dalam sebuah acara itu bersifat wajib. Susunan acara digunakan sebagai acuan penyelenggaraan sebuah acara. Sususan tersebut biasanya dibuat oleh sie acara dalam sebuah panitia. Dengan adanya susunan acara diharapkan agar acara yang berlangsung tersebut akan teratur.
4.      Menyiapkan Ruang Pembukaan Pelatihan
Sebelum acara pembukaan berlangsung, panitia haruslah mempersiapkan ruang yang akan digunakan untuk acara pembukaan. Persiapan tersebut dapat dimulai dengan penataan posisi podium dan kursi-kursi. Pengkondisiaan ruangan pelatihan tersebut agar peserta dan pelatih dapat merasa nyaman saat pelatihan.
5.      Menyiapkan Spanduk dalam Pembukaan Pelatiahan
Spanduk pembukaan pelatihan digunakan untuk menginformasikan kegiatan pelatihan. Dalam spanduk biasanya berisikan judul, tempat, waktu, dan pemateri dari pelatihan tersebut.
6.      Menyiapkan Penerima Tamu
Penerima tamu adalah orang yang bertugas menyambut peserta, undangan, maupun pelatih dalam kegiatan pelatihan. Orang yang bertugas sebagai penerima tamu adalah orang yang berasal dari sie kesekretariatan. Penerima tamu akan membimbing peserta untuk mengisi buku tamu sebelum menuju ke ruang pelatihan. Penerima tamu biasanya akan berdiri di depan pintu masuk tempat atau ruangan pelatihan.
7.    Menyiapkan Buku Tamu
Buku tamu atau presensi disiapkan sebagai salah satu administrasi yang harus ada dalam laporan pertanggungjawaban kegiatan. Buku tamu tersebut diisi oleh peserta pelatihan. Peserta akan dibimbing oleh penerima tamu untuk mengisi buku tamu tersebut sebelum masuk ke dalam ruang pelatihan.
Buku tamu ini disiapkan oleh sie kesekretariatan. Karena tugas dari sie kesekretariatan selain menyiapkan persuratan adalah membuat buku tamu.
8.    Menyiapkan Sound Sistem, Lampu, Dokumentasi
Sound sistem, lampu, dokumentasi adalah hal-hal yang tidak boleh terlewatkan dari perhatian panitia. Panitia harus menyiapkan petugas khusus untuk menangani hal-hal tersebut. Sound sistem, lampu, dokumentasi merupakan beberapa aspek penting yang menjadi acuan keberhasilan suatu kegiatan pelatihan.

B.  PENGELOLAAN TUTOR PELATIHAN
1.    Konsep Tutor Pelatihan
Menurut Tuerere (2013:11), pada hakekatnya, program pendidikan dan pelatihan diberikan sebagai tambahan bagi upaya memelihara dan mengembangkan kemampuan serta kesiapan karyawan dalam melaksanakan segala bentuk tugas maupun tantangan kerja yang dihadapinya. Sebagai ujung tombak penyelenggaraan diklat, pelatih memegang peranan penting dalam mendukung keberhasilan program diklat.
Pelatih yang baik dan benar adalah salah satu aspek keberhasilan sebuah program pelatihan. Pelatih tidak boleh mendikte peserta, tetapi harus tau bagaimana cara mengajak peserta untuk ikut berpartisipasi dalam proses pembelajaran. Selain itu, pelatih juga harus sering belajar dan membaca guna mempersiapkan materi yang akan digunakan dalam pembelajaran.
2.    Merekrut Tutor
Demi mendapatkan pelatih yang tepat, haruslah dilakukan dengan seleksi dan rekrutmen. Rekrutmen dan seleksi dilakukan agar orang tersebut mampu bekerja secara optimal dan dapat bertahan  di perusahaan dalam waktu yang lama. Kesalahan dalam memilih orang yang tepat sangat besar dampaknya bagi perusahaan atau organisasi. Hal tersebut bukan saja karena proses rekrutmen dan seleksi sendiri telah menyiata waktu, biaya dan tenaga, tetapi juga karena menerima orang yang salah untuk suatu jabatan akan berdampak pada efisiensi, produktivitas, dan dapat merusak moral kerja pegawai yang bersangkutan dan orang-orang di sekitarnya.
Keberhasilan suatu kegiatan pelatihan ditentukan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah adanya tenaga pelatihan atau SDM sebagai pelaksana pelatihan. Dengan adanya tenaga pelatihan, diharapkan program yang akan dilaksanakan dapat sesuai rencanan dan tujuan yang akan dicapai dapat terlaksana.
3.    Membuat Jadwal Tutor
Penyiapan jadwal tutor merupakan salah satu yang bagian penting dalam kegiatan pelatihan. Karena tutor merupakan orang yang nantinya akan memberikan materi dalam kegiatan pelatihan tersebut.
Menurut KBBI, jadwal merupakan pembagian waktu berdasarkan rencana pengaturan urutan kerja. Sebelum melaksanakan pelatihan, panitia harus tau terlebih dahulu jadwal pelatih. Jadwal tersebut disesuaikan dengan waktu yang dimiliki oleh pelatih. Pengaturan jadwal dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya jadwal yang berbenturan.
4.    Membuat Kwitansi Honorarium Tutor
Menurut KBBI, honorarium merupakan upah yang diberikan sebagai imbalan jasa. Dalam pelatihan hororarium diberikan kepada pelatih sebagai imbal jasa setelah memberikan pelatihan kepada peserta. Panitia perlu membuat kwitansi honorarium yang telah ditandatangani oleh penerima honor (pelatih). Kwitansi tersebut akan digunakan sebagai bukti yang akan disertakan di laporan pertanggungjawaban kegiatan pelatihan.
5.    Menentukan kriteria tutor
Kriteria yang ditentukan dalam penerimaan pelatih adalah sebagai berikut.
a.    Mempunyai akhlak dan budi pekerti yang luhur.
b.    Mempunyai kemampan untuk mendidik dan megajar peserta didik dengan baik.
c.    Menguasai bahan atau materi pelajaran yang akan diajarkan.
d.   Memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai bidang tugas.
e.    Memiliki semangat dan motivasi yang tinggi untuk mengabdikan ilmu yang dimiliki pada peserta didik.
f.     Dll.
6.    Membuat Kriteria Penggajian Tutor
Kriteria penggajian tutor biasanya dilakukan oleh panitia terlebih dahulu. Hal tersebut dilakukan dengan tujun agar budget honor tutor tidak melebihi anggaran yang ada. Setelah itu panitia akan mendiskusikannya dengan tutor secara langsung.
Besar gaji atau honor setiap pelatih tentulah berbeda-beda. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari waktu mengajar dan kompetensi tutor. Semakin tinggi kompetensi seorang tutor maka semakin tinggi pula tarif yang ditawarkan oleh tutor tersebut.

C.  PENGELOLAAN WARGA BELAJAR PELATIHAN
Warga belajar pelatihan merupakan subjek utama dari pelatihan itu sendiri. Menurut Satriawan (2016), pelatihan digunakan untuk memperoleh keunggulan bersaing yang kalau dikaji secara lebih luas untuk menciptakan modal intelektual, yang meliputi keterampilan yang digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan oleh seseorang, keterampilan lanjutan (advance skill) yaitu keterampilan menggunakan teknologi untuk berbagai informasi dengan karyawan lain, keterampilan memahami pelanggan atau sistem menufaktur dan keterampilan kreatifitas memotivasi diri sendiri (self motivared creativity).
Pelatihan diadakan dengan maksud penigkatan kualitas peserta pelatihan yang mengikuti pelatihan tersebut. Perusahaan pun biasanya melaksanakan pelatihan untuk karyawannya dengan maksud yang sama. Menurut Tuerere (2013:11), keberhasilan suatu instansi/ organisasi tidak saja ditentukan oleh modal dan fasilitas yang dimiliki, tetapi juga tersedianya sumber daya manusia yang handal.
Baiknya warga belajar di libatkan dalam perencanaan dan evaluasi pelatihan. Warga belajar dilibatkan dalam perencanaan agar kebutuhan peserta dapat diidentifikasi dengan baik. Evaluasi dilakukan dengan peserta agar mengetahui kelebihan dan kelemahan yang sebenarnya.

D.  PENGELOLAAN TEMPAT/ GEDUNG PELATIHAN
1.    Konsep Tempat Pelatihan
Pelaksanaan sebuah pelatihan biasanya berada di indoor maupun outdoor. Dalam menetapkan tempat pelatihan, panitia mengacu pada tema pelatihan tersebut. Jika tema pelatihan bersifat informational dan tidak membutuhkan tempat praktek yang luas, maka pelatihan tersebut dapat dilaksanakan di indoor (gedung, aula, dll). Namu jika sebuah pelatihan tersebut memiliki konsep praktek yang membutuhkan area yang luas seperti simulasi kebakaran, maka pelatihan tersebut dapat dilaksanakan di outdoor (lapangan).
Tempat adalah salah satu prasyarat dari suatu aktivitas tertentu. Tempat atau ruangan merupakan hal yang harus disiapkan dalam pengelolaan sistem pelatihan. Dalam menyiapkan tempat atau ruangan pelatihan panitia harus memperhatikan kapasitas tempat atau ruangan yang akan disewa. Daya tampung tersebut dapat dilihat dari jumlah peserta yang akan mengikuti kegiatan pelatihan.

2.    Menyewa Tempat Pelatihan
Penyewaan tempat pelatihan dilakukan panitia untuk mempermudah kegiatan pelatihan tersebut. Sebelum melakukan penyewaan panitia akan melihat budget yang ada serta tema pelatihan tersebut.
Melakukan penyewaan akan membantu panitia untuk menyiapkan kegiatan pelatihan. Jika penyewaan tempat atau ruangan pelatihan, maka panitia dapat fokus untuk mempersiapkan aspek pelatihan yang lain.
3.    Menentukan Besarnya Anggaran Tempat Pelatihan
Pengeluaran anggaran biasanya dilakukan untuk menyewa tempat pelatihan. Selain itu panitia juga menyiapkan anggaran untuk diberikan pada penjaga tmpat atau ruangan pelatihan.
Semakin baik fasilitas yang diberikan tempat pelatihan, semakin besar pula budget yang perlu dikeluarkan oleh panitia. Panitia haruslah mampu mengatur dengan baik budget yang akan digunakan untuk menyewa tempat pelatihan sesuai dengan fasilitas yang diberikan.

E. Pengelolaan Ruang Kelas Pelatihan
1.      Konsep Ruang Kelas
Ruangan untuk diklat adalah ruangan yang secara fisiologis dn psikologis dapat membantu terciptanya situasi yang kondusif (Miyarso, 2010:4).
2.      Menetukan bentuk ruang kelas dan manfaat
Untuk menentukan bentuk ruang kelas, kita perlu menyesuaikan dengan jenis dan tema pelatihan yang akan dilaksanakan.
a.       Apabila jenis pelatihan hanya berupa seminar atau workshow, kita dapat menggunakan gedung, audiotorium, ruang rapat dan sejenisnya
b.      Apabila jenis pelatihannya berupa praktek secara langsung kita dapat mengkolaborasikan antara gedung pertemuan dengan ruang praktek seperti laboratorium, lapangan, dapur dan lainnya
c.       Sedangkan untuk jenis pelatihan yang membaur dengan alam kita dapat menggunakan lingkungan alam terbuka sebagai tempatnya
3.    Mengatur ventilasi udara
Ventilasi dalam ruangan berfungsi mengatur kecukupan udara, suhu dan uap air. Udara yang terbaik untuk bekerja yaitu dengan suhu 25,6° C dengan tingkat kelembapan 45%. Hal tersebut dapat teratasi dengan adanya AC dalam ruangan dengan catatan AC yang tersedia tidak mengeluarkan bunyi yang keras sehingga mengganggu konsentrasi para peserta pelatihan (Miyarso, 2010:8)
4.    Mengatur cahaya
Pencahayaan dalam ruang kelas diatur gelap dan terangnya. Ruangan akan membutuhkan  pencahayaan yang lebih jika digunakan untuk kegiatan menulis, menggambar , demonstrasi/ kegiatan yang memerlukan pengamatan tinggi. Namun untuk memutar film atau LCD diperlukan ruangan yang agak gelap ( Miyarso, 2010:5)
5.    Mengatur suara
Untuk mengatur suara kita harus mengisolasi terlebih dahulu ruang kelas yang akan digunakan untuk pelatihan. Isolasi ini berarti bahwa ruangan harus bebas dari pengaruh suara(dekat airport, lalu lintas kendaraan) yang ramai, dan dapat menimbulkangangguan terhadap proses pembelajaran. Lingkungan diklat sebaiknya jauhdari tempat kerja, agar tidak memungkinkan dan memudahkan peserta diklatuntuk sering datang ke kantor atau dihubungi oleh kantor. Ruangan diklatakan lebih baik jika tidak dilengkapi jendela, karena dapat mengganggukonsentrasi peserta selama pelatihan. Jika ruangan memiliki jendela,sebaiknya harus disertai dengan tirai yang dapat menutup jendela tersebut.
Sebagai contoh, ruangan yang dilengkapi jendela akan memudahkan peserta pelatihan untuk melihat keluar dan mendapat gangguan dari luar. Akibatnya peserta juga akan mudah tergoda untuk ingin pergi keluar, (Miyarso, 2010:5).
6.    Menyiapkan papan tulis dan perlengkapan
Papan tulis yang digunakan sebaiknya whiteboard yang dirancang bisa dibawa kemana-mana lengkap dengan spidol dan penghapus, dengan ukuran 2,5 x 1,5 meter. Disedikan tempat duduk yang disesuaikan dengan jumlah peserta dan meja apabila diperlukan. Untuk pengaturan tempat duduk ditentukan oleh tingkat keformalan sebuah pelatihan. dapat berbentuk setting kelas, model U, Kipas , konferensi atau lingkaran. Ketersediaan kualitas dan kuantitas sarana prasarana yang akan kita sediakan pendukung pengembangan kompetensi fasilitator (Warisdiono, Dkk, 2013:113).

F.   Pengelolaan Penunjang Pbm
a.    Konsep penunjang PBM
Keberhasikan PBM bagi peserta pelatihan dapat ditunjang dengan menggunakan metode diskusi, penugasan , maupun praktek lapangan. Namun tidak kalanya salah satu penunjang PBM yaitu kompetensi fasilitator. Kompetensi fasilitator sangat penting bagi penyelenggara pelatihan untuk menjamin mutu pelaksanaan pelatihan sesuai dengan harapan dan kebutuhan peserta (Warisdiono, Dkk, 2013:109). Hal ini dapat dilihat dengan kita melakukan evaluasi diklat. Evaluasi ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat keberhasilan diklat, efektivitas diklat, dan untuk mengidentifikasi masalah-masalah yang timbul dalam diklat, sehingga dapat segera dicari penyelesaiannya (Syihabudin, 2007:2).
b.    Media penunjang PBM
Media yang dapat digunakan untuk menunjang PBM yaitu slideshow powerpoint yang ditayangkan di LCD, hangout ataupun modul.
c.    Alat peraga penunjang PBM
Alat peraga yang digunakan tergantung pada tema pelatihannya. Contoh pada pelatihan outbound alat peraga yang digunakan biasanya tali temali
d.   Laboratorium penunjang PBM
Laboratorium digunakan sebagai praktek pada proses pelatihan (jika dibutuhkan). Contoh pada pelatihan pembuatan jamu dari rempah-rempah kita bisa menggunakan laboratorium sebagai uji kasiat maupun kandungan yang ada dalam jamu tersebut.

G.      Pengelolaan Konsumsi
1.    Konsep konsumsi
Konsumsi yang dihidangkan dikonsep secara praktis. Pemberian konsumsi disesuaikan dengan lamanya waktu  dan siapa peserta pelatihan.
2.    Jadwal konsumsi
a.       Untuk pelatihan yang dilakukan hanya 1 hari ( pagi- sore), konsumsi yang disajikan berupa 2 kali makanan ringan (snack) dan 1 kali makanan berat (nasi)
b.    Untuk pelatihan yang lebih dari 1 hari , ketentuannya 1 hari mendapatkan 2 kali makanan ringan dan 2 kali makanan berat.
3.    Mengatur menu
Menu yang disajikan disesuaikan dengan peserta pelatihan, yang pasti enak (pantas dinikamari , berkualitas) dan bersih. Untuk makanan  ringan biasanya terdapat snack, roti, buah dan air mineral. Sedangkan  untuk makanan berat bisanya nasi beserta lauk dan air minum.
4.    Mengatur bentuk penyajian konsumsi
Bentuk penyajian lebih baik praktis dan higenis. Dalam wadah tertutup seperti kardus, disajikan per individu dan tepat waktu.

5.    Menetukan kualifikasi gizi dalam pelatihan
Makanan yang disajikan harus seimbang antara karbohidrat, protein, vitamin, lemak dan kandungan lainnya. Jika kandungan salah satunya berlebihan, maka mengakibatkan gangguan pencernaan pada peserta pelatihan. Hal ini dapat diindari dengan mengecek terlebih dahulu kandungan gizi konsumsi yang akan disajikan.

H.    Pengelolaan Asrama
1.      Konsep asrama
Pelayanan adalah suatu kegiatanatau urutan kegiatan yang terjadi dalam interaksi langsung antara seseorang dengan orang lain atau mesin secara fisik, dan menyediakan kepuasan pelanggan (Hendrahmawan, 2010:81). Kita sebagai fasilitator pelatihan hendaknya memberikan pelayanan asrama/penginapan yang berkualitas dengan konsep asrama yang diharapakan adalah nyaman, aman dan strategis dengan tempat pelaksanakan pelatihan.
2.      Menentukan kualifikasi asrama
a.       Harga/tarif terjangkau
b.      Strategis dengan tempat pelatihan
c.       Memenuhi standart
d.      Bersih
3.    Mengatur tempat tidur
Terdapat berbagai model untuk pengaturan tempat tidur diantaranya
a.       Individual ( 1 kamar 1 orang)
b.      Kelompok ( 1 kamar berisi beberapa orang)
c.       Barak ( 1 ruangan berisi banyak orang, 1 bed 1 orang)
4.    Mengatur penempatan peserta di asrama
Mengikuti point yang ada  di atas
5.    Tata tertib dan sanksi
Tata tertib untuk asrama biasaya di jelaskan pada tatatertib pelatihan. Sebagian besar peserta pelatihan diberikan waktu untuk beristirahat dan berekreasi di sekitar penginapan namun tidak boleh meninggalkan tempat penginapan/ asrama tersebut.

I.       Pengelolaan Outbound Dalam Pelatihan
1.      Konsep outbound
Outbound sebagai salah satu bentuk perubahan model pembelajaran pendidikan nonformal yang merupakan contoh dari evolusi  dan reformassi tenaga pendidik dan kependidikan, dalam kegiatan tersebut terdapat unsur-unsur yang berpengaruh terhadap rasa percaya diri seorang pemimpin yang tangguh dankerja sama tim yang solid serta pengembangan rasa percaya diri (Umar, 2011:60). Konsep outbound yaitu menyenangkan, aman dan kebersamaan
2.      Memilih kriteria outbound
Pada pelatihan kriteria outbound yang digunakan biasanya dalam bentuk ice breaking ( fun games) untuk mencairkan suasana agar tidak penat. Bisa juga Team Building Goal, Leadership Goal dan sebagianya.
3.    Jadwal outbound
Outbound biasa dilaksanakan pada akhir acara maupun pada waktu senggang antara hari pertama maupun hari kedua.
4.    Menemukan tenaga pelatihan outbound
Mendatangkan pelatih outbound atau fasilitator outbound yang sudah berpengalaman.

PENGELOLAAN SETELAH PELATIHAN
A.    Pengelolaan Penutupan
1.      Konsep penutupan pelatihan
Pelatihan merupakan fenomena yang telah berkembang secara luas di masyarakat. Program pelatihan muncul di lingkungan masyarakat, organisasi. perusahaan-perusahaan besar maupun pemerintah. Menurut Mardikanto (1999:150) pelatihan harus disesuaikan dengan pekerjaan yang dilakukan akan dapat berjalan secara efektif dan efisien.
Pengertian pelatihan sendiri adalah sebuah proses untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia atau human investment berupa kemampuan dan keterampilan tertentu yang dijadikan modal sebuah perusahaan. Meitaningrum dkk (2013:193) menyatakan bahwa pelatihan sebagai integral dari kebijakan personil dalam rangka untuk meningkatkan kemampuan teknis, juga untuk memantapkan sikap mental pegawai
Setiap kegiatan pelatihan diakhiri dengan kegiatan penutupan. Penutupan ini sebagai tanda pelatihan telah selesai. Penutupan pelatihan sendiri biasanya disesuaikan dengan jenis pelatihan yang dilakukan. Penutupan pelatihan dapat dilakukan dengan upacara yang resmi namun bisa juga ditutup langsung oleh Master Of Ceremony (MC). Semua harus disesuaikan dengan jenis pelatihan dan sasaran pelatihan.
2.      Menyiapkan undangan penutupan pelatihan
Undangan penutupan diperlukan apabila pelatihan dilakukan lebih dari 1-2 hari. Sebelum menyiapkan undangan penutupan pelatihan perlu diketahui siapa yang akan menutup kegiatan pelatihan dan siapa saja yang akan menghadiri penutupan pelatihan tersebut.
Undangan penutupan pelatihan dibuat oleh keskretariatan dengan tata cara penulisan yang sudah ditentukan dan sudah tersampaikan kepada pihak yang menerima undangan sebelum pelaksaan pelatihan agar dapat mempersiapkan diri meluangkan waktu untuk menghadirinya.
3.      Menyiapkan susunan acara penutupan pelatihan
Susunan acara penutupan pelatihan adalah susunan program yang sistematis dari sebuah acara yang dibataasi oleh durasi atau waktu. Susunan acara penutupan pelatihan dibuat oleh sie acara dalam kepanitian. Susunan acara penutupan pelatihan acara biasanya berbentuk tabel.
Adanya susunan acara penutupan pelatihan, setiap bagian dari kegiatan penutupan pelatihan akan diatur secara lengkap dan terperinci apa kegiatannya, berapa lama waktu yang disediakan dan siapa yang akan bertanggung jawab dalam setiap kegiatan.
4.         Menyiapkan ruang penutupan pelatihan
Ruang penutupan pelatihan harus memadai dan mampu menampung semua peserta pelatihan yang ada. Pelatihan dapat dilakukan didalam ruangan (indoor) maupun diluar ruangan (outdoor) sesuai dengan pelatihan yang dilakukan. Penutupan pelatihan harus dilakukan diruang atau tempat yang nyaman bagi peserta pelatihan maupun para undangan. Sehingga pihak panitia harus menyiapkan ruang penutupan pelatihan dengan memperhatikan aspek kebutuhan serta kenyamanan.
5.         Menyiapkan spanduk dalam penutupan pelatihan
Kegiatan pelatihan yang lebih dari 1-2 hari, berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan memerlukan spanduk dalam kegiatan penutupan pelatihan. Sehingga sebelumnya panitia yaitu sie Publikasi, Dekorasi dan Dokumentasi (PDD) harus membuat desain spanduk yang sesuai dengan kegiatan pelatihan.
6.         Menyiapkan penerima tamu
Penerima tamu diperlukan sebagai penyambut tamu undangan yang hadir pada penutupan pelatihan. Penerima tamu dilakukan oleh sie Humas dan Ketua pelaksana pelatihan. Penerima tamu sekaligus mempersilahkan menuju tempat tamu yang sudah dipersiapkan sebelumnya. Jika tamu datang sebelum waktu yang ditentukan maka penerima tamu harus menemani dan mengajak berbincang-bincang tamu tersebut hingga penutupan pelatihan dimulai.
7.         Menyiapkan buku tamu
Buku tamu dibuat oleh Sie Keskretariatan. Buku tamu di isi oleh tamu yang datang dalam penutupan pelatihan. Hal ini berfungsi sebagai
pertanggungjawaban dari panitia mengenai para undangan yang menghadiri penutupan pelatihan.
8.         Menyiapkan petugas
Petugas perlu dipersiapkan untuk memperlancar kegiatan penutupan pelatihan. Siapa yang menjadi Master Of Ceremony (MC), dirijen, pembaca do’a dll. Hal ini harus dilakukan sebelumnya karena petugas dapat mempersiapkan diri terlebih dahulu dan sudah lancar ketika penutupan pelatihan berlangsung.
9.         Menyiapkan sound system, lampu, dokumentasi
Sound system dan lampu dipersiapkan oleh Sie Perlengkapan. Sound system bisa juga bisa berupa megaphone jika pelatihan yang dilakukan berupa outbound. Jika dilakukan didalam diruangan perlu diperhatikan sound system seperti apa yang sesuai dengan ruangan tersebut dan lampu atau penerangan juga disesuaikan dengan kondisi ruangan.
Dokumentasi dipersiapkan oleh Sie Publikasi, Dekorasi dan Dokumentasi (PDD). Harus dipersiapkan terlebih dahulu apa saja yang dibutuhkan dalam melakukan kegiatan dokumentasi, seperti camera, handycam dll.

B.     Pengelolaan Sertifikasi
1.      Konsep sertifikasi
Menurut KBBI sertifikasi adalah tanda atau surat keterangan (pernyataan) tertulis atau tercetak dari orang yang berwenang yang dapat digunakan untuk bukti kepemilikan atau suatu kejadian. Sertifikasi ini diberikan kepada peserta pelatihan yang telah mengikutan serangkaian kegiatan pelatihan yang dianggap sudah memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dimiliki selama mengikuti pelatihan dan menerapkannya setelah pelatihan.
Menurut Asri dan Komar (2015:9) ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar hasil pelatihan dapat dimanfaatkan dengan baik yaitu peserta harus melewati tahap demi tahap hingga mencapai apa yang diinginkan, dengan melalui tahap demi tahap maka hal tersebut menjadi pembelajaran manakah yang masih salah yang harus dibenahi dan mana yang sudah benar yang harusnya diteruskan.
2.      Pemilihan teks sertifikat
Teks sertifikat disesuaikan dengan pelatihan yang diselenggarakan. Misalnya pelatihan menghafal al-qur’an dengan menggunakan metode hanifida maka teks yang digunakan bisa menggunkan percampuran teks arab.
Teks sertifikat sebaiknya menggunakan font atau huruf yang bisa atau mudah dibaca dengan ukuran font atau huruf yang tidak terlalu besar maupun terlalu kecil disesuaikan dengan jumlah kata yang dimuat didalam sertifikat.
3.    Menentukan bentuk dan ukuran sertifikat
Bentuk sertifikat pada umumnya berbentuk persegi panjang dengan ukuran kertas A4 atau folio.
4.    Penandatanganan sertifikat
Penandatanganan sertifikat disesuaikan dengan taraf pelatihannya, skala pelatihannya seperti apa. Semunya harus disesuikan yang tidak boleh ketinggalan menandatangi kegiatan pelatihan adalah ketua pelaksana pelatihan itu sendiri.
5.         Penyerahan sertifikat
Penyerahan sertifikat sebaiknya diserahkan ketika selesai pelatihan agar tidak terjadi penundaan bahwan panitia lupa tidak menyerahkan sertifikat. Sehingga hal ini juga mempermudah panitia ketika terjadi kesalahan penulisan nama maupun gelar dari peserta pelatihan maka bisa segera diperbaiki.
6.         Gambar sertifkat
Kebanyakan dalam sebuah sertifikat terdapat background yang dipakai agar memperindah tampilan dari sertifikat itu sendiri. Penggunaan atau pemilihan background harus disesuaikan dengan kebutuhan dan pelatihan apa yang dilakukan.

C.       Pengelolaan Dokumentasi
1.         Konsep dokumentasi
Ridwan (2015) menyatakan bahwa dokumentasi adalah sebuah cara yang dilakukan untuk menyediakan dokumen-dokumen dengan menggunakan bukti yang akurat dari pencatatan informasi. Dokumentasi biasanya juga digunakan dalam sebuah laporan pertanggung jawaban dari sebuah acara.
2.         Teknik dokumentasi
Teknik yang dimaksudkan disini adalah sistem yang dilakukan untuk mengerjakan sesuatu. Cara yang dilakukan unruk medokumentasikan.
a.    Dokumentasi gambar, foto maupu video
b.    Dokumentasi handout materi pelatihan
c.    Dokumentasi daftar hadir panitia, peserta, tamu undangan dan pemateri
d.   Jenis dokumentasi
Terdapat beberapa jenis dokumentasi, diantaranya yaitu:
3.      Dokumen Tekstual
Dokumen tekstual adalah dokumen yang menyajikan informasi dalam bentuk tertulis. Misalnya buku, surat kabar, angket, daftar hadir peserta, daftar hadir pemateri dll
4.    Dokumen Nontekstual
Dokumen nontekstual adalah dokumen yang berisi beberapa teks. Misalnya gambar, rekaman, grafik dll
5.   Kegiatan yang perlu didokumentasikan
Hakikatnya semua kegiatan harus didokumentasikan bahkan sebelum pelaksanaan pelatihan juga harus didokumentasikan mulai dari perencanaan hingga evaluasi hasil pelatihan. Hal ini dilakukan agar dokumentasi yang dimiliki lebih meyakinkan dan terdapat bukti ketika pelaporan.
Ketika kegiatan berlangsung dokumentasikan mulai dari daftar hadir kemudian kegiatan penyampaian materi, praktek atau simulasi kemudian tanya jawab.
6.    Pengelolaan Pelaporan
Konsep Pelaporan
Pelaporan adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk menyampaikan hal-hal yang berhubungan dengan hasil kegiatan yang dilakukan selama satu periode tertentu. Pelaporan dilakukan sebagai pertanggungjawaban kepada pihak yang posisinya berada lebih atas.
Dalam pelaporan harus diperhatikan apa saja yang akan dituliskan tentang kegiatan yang telah dilakukan dan disertai dengan arsip atau dokumen yang sudah dilakukan sebelumnya. Sertakan pelaporan tersebut dengan dokumen agar terdapat bukti yang jelas sertadata yang lengkap. Adanya pelaporan dapat diketahui kesenjangan antara perencanaan dengan pelaksanaan atau hasil yang ada.
1.      Administrasi Pelaporan
Administrasi adalah sarana untuk mencapai tujuan. Administrasi merupakan pelayanan inti, suatu bagian yang dapat mengusahakan agar sumber-sumber (dana dan daya) yang ada dapat digunakan secara maksimal. Efektivitas administrasi dapat diukur dari seberapa jauh tujuan dari pelatihan dapat tercapai, sedangangkan efisiensi administrasi diketahui dari seberapa banyaknya dana dan daya yang tepakai untuk mencapai tujuan tersebut.
Administrasi pelaporan diperlukan sebagai pengukur apakah kegiatan pelatihan berjalan secara efektif dan efisien
2.   Bentuk Pelaporan
Pelaporan dapat berupa proposal lembar pertanggungjawaban (lpj) yang berisi kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam pelatihan serta dana yang didapatkan baik dari pribadi maupun sponsor dan berapa sana yang dikeluarkan dalam kegiatan pelatihan. Dana yang digunakan untuk apa saja harus dijelaskan secara terperinci disertai dengan bukti berupa dokumen-dokumen.
Menurut Warisdiono dkk (2013:110) instruktur harus mampu berperan sebagai pelatih, pemandu, desainer lingkungan belajar, mentor serta evaluator dalam kegiatan pelatihan. Hal ini juga dapat membantu atau mempermudah kegiatan pelaporan.
DAFTAR RUJUKAN

Asri Muhammad. 2015. Pemanfaatan Hasil Pelatihan Keterampilan dan Peran Pendamping dalam Meningkatkan Kemandirian Usaha (Studi Pda Program Desa Vokasi di Desa Cisaat Kecamatan Ciater Kabupaten Subang Provinsi Jawa Barat), Jurnal Pendidikan, (Online), 11(2): 1-14, (ejournal.upi.edu), di akses 21 September 2016\

Detty, Regina, Dkk. 2008. Evaluasi Ke-Efektifan Program Pelatihan “Know Your Costumer  & Money Laundering” Di Bank X Bandung. National Conference on Management Research 2008, (Online), diakses 12 Februari 2017

Hanrahmawan, Fitroh. 2010. Revitalisasi Manajemen Pelatihan Tenaga Kerja (Studi Kasus Pada Balai Latihan Kerja Industri Makassar). Jurnal AdminitrasiPublik,(Online),1(1):79-93. http://ojs.unm.ac.id/index.php/iap/article/view/135 diakses 13 Februari 2017
Lodjo, Fernando Stefanus.2013.Pengaruh Pelatihan, Pemberdayaan Dan Efikasi Diri Terhadap Kepuasan Kerja.Jurnal EMBA, (Online), 1 (3): 747-755, http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/emba/article/view/1882), diakses 20 Januari 2017.

Mardikanto Totok. 1999. Peningkatan Relevansi Pelatihan dengan Kesempatan Kerja. Jurnal Ilmu Pendidikan, Online, 6 (2): 150-157,(journal.um.ac.id), di akses 20 September 2016
Meitaningrum Dhita Ayu, Hardjanto Imam & Siswidiyanto. 2013. Efektivitas Pendidikan dalam Meningkatkan Kinerja Pegawai. Jurnal Administasi public, (Online), 1(3):192-199, (administrasipublik,studentjournal.um.ac.id), diakses 26 September 2016
Satriawan, Nyoman Nova, dkk.2016.Evaluasi Pelaksanaan Pelatihan Instruktur Di Lembaga Bimbingan Belajar Ganesha Operation.e-Journal Bisa Universitas Pendidikan Ganesha, (Online), 4 (1), http://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJM/article/view/6656, diakses 20 Januari 2017.

Suwardie. 2009. Model Evaluasi Kinerja Tamatan Pelatihan Kewirausahaan Balai Diklat Pertaniaan DIY. Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan, (Online), 2, 150-164, http://journal.uny.ac.id/index.php/jpep/article/view/1407, diakses 14 Februari 2017
Syihabuddin. Pemantauan dan Evaluasi Dampak DiklatPusat Penelitian dan Pelatihan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bahasa (P4TK) Jakarta
Turere, Verra Nitta.2013. Pengaruh Pendidikan Dan Pelatihan Terhadap Peningkatan Kinerja Karyawan Pada Balai Pelatihan Teknis Pertanian Kalasey.Jural EMBA, (Online),1 (3): 10-19, (http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/emba/article/view/1368), diakses 20 Januari 2017.

Umar, Totong. 2011. Pengaruh Outbound Training terhadap Peningkatan Rasa Percaya Diri Kepemimpinan dan Kerjasama Tim ( Studi Kasus pada Mahasiswa Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tunas Pembangunan Surakarta ). Jurnal  lmiah SPIRIT, (Online), 11(3): 59-70,

Warisdiono Eko, Sarma Ma’mun, Gani Darwis S. & Susanto Djoko. 2013. Kompetensi Fasilitator Pelatihan Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Pertanian (P4TK Pertanian) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Jurnal Penyuluhan, (Online), 9 (2): 109-119, (mail.student.ipb.ac.id), di akses 23 September 2016.
Share:

Postingan Populer

Labels

Halaman Diunggulkan

LULUSAN PLS PENGANGGURAN? MITOS ATAU FAKTA

LULUSAN PLS PENGANGGURAN? MITOS ATAU FAKTA Tingginya tingkat pengangguran yang dialami oleh para lulusan perguruan tinggi me...