PENGELOLAAN SEBELUM PELATIHAN
A. Pengelolaan
Sekertariatan Pelatihan
1.
Konsep
sekretariatan
Kesekertariatan
adalah satuan organiasasi dalam organisasi yang melakukan rangkaian penataan
terhadapa pekerjaan perkantoran dan bantuan lain yang dilakukanuntuk menunjang
tercapainya tujuan organisasi.
2.
Penataan
petugas sekertariatan
Petugas
sekertariatan tentang persuratan bisa dipegang oleh 1 orang. Hal ini untuk
memepermudah pengarsipan dan pembuatan nomor surat keluar. Untuk petugas
sekertariatan pendaftaran harus stanby sesuai jam pendaftran biasanya saat jam
kerja. Akan ebih baik jika dilakukan lebih dari 1 orang dengan menggunakan
pergantian shif yang jelas.
3.
Penataan
tugas sekertariatan
Tugas
sekertariatan adalah menata dan mendata surat masuk, membuat surat keluar dan
mennagani sekertariatan pendaftaraan seperti mencatat identitas peserta untuk
sertifikat dan name tag.
4.
Penataan
tempat pendaftaran
Jika
peserta bersifat umum maka tempat pendaftaran di harap merupakan tempat yang
menetap seperti ruang BEM atau HMJ agar mudah di cari calon peserta. Disediakan
pula x-banner atau petunjuk arah menuju tempat pendaftaran agar calon peserta
lebih cepat menemukan tempat tersebut.
Jika
peserta merupakan suatu kelompok yang sudah jelas maka pendaftaran dapat
langsung mengakumulasikan pada kordinator kelompok agar lebih mudah.
5.
Penataan
meja pendaftaran
Meja
pendaftaran dapat diletakkan di tempat yang mudah di akses dan dilihat di suatu
ruangan seperti dekat dengan pintu tempat pendaftarana. di mej pendaftaran
disediakan pula tempat duduk untuk calon peserta dalam menungu proses
pendaftaran. Bisa juga di sediakan permen yang dapat diambil peserta saat
menunggu proses pendaftaran.
6.
Denah
sekretariaatan pendaftaran
B. Pengelolaan
Komunikasi Pelatihan
1. Konsep komunikasi dalam pelatihan
Komunikasi
merupakan proses penyampaina pesan dari informan ke audiens. Komunikasi yang
baik dapat dilakukan melalui berbagai media. Media ini dipilih sesuai
kebutuhan, keadaan dan teknologi yang ada. Seperti intuk mengomunikasikan
sesuatu dengan orang yang berjarak terlalu jauh maka dapat dilakukan
menggunakan telepon maupun internet. Komunikasi dapat dibagi menjadi 2 jenis
antara lain :
a)
Komunikasi
tertulis
Komunikasi tertulis adalah
komunikasi yang dilakukan melalui tulisan seperti pos, telegram, fax, email dan
sejenisnya. Komunikasi tertulis ini biasanaya bersifat formal, bisa seperti
persuratan dalam meminjam tempat ataupun mengundang pejabat terkait untuk
membuka acara pelatihan.
b). Komunikasi lesan
Komunikasi lesan adalah
komunikasi yang dilakukan memalui pembicaraan. Seperti mengomunikasikan materi
dengan pemateri pelatihan ataupun meyakinkan pihak sponsorship tentang
pelatihan yang akan dilakukan. Komunikasi lesan memang tidak seformal
komunikasi tertulis atau surat menyurat namun dapat lebih mempertegas
penyampaian pesan terhadap orang lain.
C. Pengelolaan
Penjaringan Calon Peserta
1. Menetukan kualifikasi/persyaratan caalon tenaga pelatihan Peserta
pelatihan haruslah seseorang yang sedang membutuhkan pelatihan tersebut.
Peserta yang membutuhkan maka akan termotifasi dalam mengikuti keseluruhan
acara pelatihan dari awal sampai akhir. Dampak setelah pelatihan juga makin
optimal ketika lingkungan peserta juga mendukung pelatihan tersebut . sebagai
contohnya dalam pelatihan kewira usahaan. Menurut Suwardie (2009), Keberhasilan
wirausaha ditentukan oleh kepribadian wirausaha dan lingkungan yang mendukung,
sehingga perilaku dalam bekerja merupakan hasil interaksi antara individu
dengan lingkungannya.
2. Menetukan sisitem cara kerja team penjaringan dan jadwal
penjaringan Sistem cara penjaringan akan menyesuaikan dengan siapakah pelatihan
akan ditujukan. Jika pelatihan bersifat umum maka penjaringan peserta dilakukan
dengan acak dan mendirikan stan pendaftaran. Namun bila peserta pelatihan
merupakan suatu kelompok yang telah ditentutakan maka team penjaringan bertugas
menjalin kerjasama dengan kelompok sasaran. Dapat dipermudah dengan
pengkordinasiaan peserta secara akumulatif melalui kordinator organisasi.
Jadwal penjaringan juga harus di sesuaikan dengan kegiatan kelompok sasaran
serta dilakukan minimal 3 minggu sebelum pelatihan berlangsung agar tidak ada
benturan jadwal kegiatan lain. Hal ini juga mempermudah pengumpulan dana untuk
pelatihan tersebut.
D. Pengelolaan
Tenaga Pelatihan
Tenaga
pelatihan ini adalah orang yang akan menyampaikan materi yang telah di tetapkan
tentang pelatihan yang dilakukan. Tenaga pelatihan ini di tentukan sesuai
keahlian dan catatan pengalaman dalam menyampaikan materi terkait. Biasanya
semakin tinggi jam terbang tenaga pelatihan maka semakin handal pula tenaga
pelatihan mengarahkan peserat pelatihan pada tujuan pelatihan. Namun semakin
tinggi pula jam terbang biasanaya diimbangi dengan semakin tingginya harga jual
tenaga pelatihan tersebut.
Tenaga
pelatihan juga harus mengomunikasikan materi yang akan disampaikan dengan
panitia penyelenggara. Hal ini untuk menghindari kesalah pahaman serta
tercapainya tujuan pelatihan. Panitia dapat memberi SOP agar mempermudah tenaga
pelatihan dalam menyusun materi. Komunikasi juga harus terjalin tentang jadwal
pelatihan dengan tenaga pelatihan.
E. Pengelolaan
Promosi Dalam Pelatihan
1.
Konsep
promosi dalam pelatihan
Pelatihan
merupakan hal yang penting dalam meningkatkan efektivitas sumberdaya
organisasi. Menurut Detty Regina,dkk. (2008) Pelatihan sering dianggap sebagai
suatu kebutuhan yang esensial bagi kelangsungan hidup sebuah perusahaan.
Beberapa alasan yang mendasari hal ini adalah adanya pandangan yang menyatakan
bahwa pelatihan dapat meningkatkan nilai tambah bagi seseorang dan bukan hanya
menjadi suatu tujuan untuk mempengaruhi kinerja jangka pendek”.
Seperti
menurut Meitaningrum Dhita Ayu (2013) ’Perlu adanya faktor-faktor yang dapat
mendorong pegawai untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan sehingga pegawai
tersebut akan mendapatkan hasil yang lebih optimal, yang pada akhirnya akan
dapat meningkatkan kinerja pegawai itu sendiri. Dalam meningkatkan
efektifitas itulah penting bagi organisasi untuk mengetahui pentingnya
pelatihan. Salah satu cara agar organisasi mengetahui dan sadar akan pentingnya
pelatihan adalah dengan promosi.
Promosi
bertujuan untuk memberikan informasi, menarik perhatian public dan menciptakan
keinginan terhadap jasa maupun barang yang di tawarkan dalam promosi tersebut.
Promosi
bisa dilakukan melalui berbagai media, antara lain:
a. Promosi melalui media surat
kabar
Promosi ini dilakukan melalui surat kabar atau Koran, bisa dengan
membayar space pada koran atau mengajukan kerjasama seperti sponsorship.
Kelebihan ynag di dapat adalah sifat koranyang bisa di baca setiap saat. Namun
kelemahanya adalah pada saat ini tidak semua kalangan membaca Koran.
b. Promosi melalui media TV
Promosi ini dilakukan melalui saluran televise,. Pada zaman
teknologi ini, banyak orang yang sudah bisa mengakses berita melalaui TV namun
karena TV tidak dapat di ulang seperti Koran maka di butuhkan biaya yang besar
karena semakin sering promosi ditayangkan di Tv maka semakin banyak orang yang
tau namun semakin banyak juga biaya yang dikeluarkan.
c. Promosi melalui media radio
Promosi melalui radio termasuk yang paling mudah daan murah karena
banyak stasiun radio yang mudah untuk menerima sponsorship. Radio merupakan
media semua kalangan namun karena promosi hanya melalui suara maka di perlukan
pengulangan agar pesan dapat tersampaikan dengan baik.
d. Promosi melalui media
majalah
Promosi melalui mejalah
diasanya dilakukan sesuai jenis barang atau jasa yang ditawarkan. Seperti
pelatihan memasak harus dipromosikan di majalah memasak dan tidak dapat
dipromosikan pada majalah dengan tema yang berbeda seperti tema otomotif maupun
olahragaa
e. Promosi melalui media
pamphlet
Promosi melalui pamphlet umumnya dianggap menarik dan efektif
karena padat dilihat
f. Promosi melalui media
social
Pada zaman teknologi seperti sekarang, medisa social merupakan
media yang bisa diakses banyak orang. Biayanya pun bisa di bilamg paling murah
dari pada promosi menggunakan media lain. Media bisa berbentuk tulisan, gambar,
video mauoun oesan suara. Promosi dengan media social pun paling cepat meyebar
terutama dengan jaringan pertemanan yang banyak. Namun media ini akan sulit
diakses olah orangtua dan daera-daerah yang belum terjangkau akses internet.
F.
PENGELOLAAN
TRANSPORTASI DALAM PELATIHAN
1. Konsep
Transportasi dalam
Pelatihan
Transportasi
adalah pemindahan manusia dan hewan atau barang dari satu tempat ketempat
lainnya dengan menggunakan sebuah wahana yang digerakkan oleh manusia atau
mesin. Transportasi ini digunakan untuk memudahkan manusia dalam melakukan
aktivitas sehari-hari.
Unsur-unsur
transportasi adalah manusia yang membutuhkan, barang yang dibutuhkan, kendaraan
sebagai alat/ sarana, jalan dan terminal sebagai prasarana transportasi.
Transportasi darat, transportasi laut, transportasi darat merupakan pembagian
jenis transportasi.
Transportasi
darat dipilih berdasarkan faktor-faktor seperti jenis dan spesifikasi
kendaraan, jarak perjalanan, tujuan perjalanan, kesediaan alat transportasi,
ukuran kota dan kerapatan pemukiman, faktor sosial-ekonomi. Contoh transportasi
darat adalah kendaraan bermotor, kereta api, gerobak yang ditarik oleh hewan
(kuda, sapi, kerbau), atau manusia dll.
Transportasi
laut adalah jenis transportasi yang dijalankan di atas samudera, laut, kanal
atau sungai. Walaupun lebih lambat dibandingkan transportasi udara,
transportasi air merupakan cara efektif untuk memindahkan barang dalam jumlah
yang besar. Contoh transportasi laut adalah kapal, tongkang, perahu, rakit dll.
Alat
transportasi udara dapat menjangkau tempat-tempat yang tidak dapat ditempuh
dengan alat transportasi darat atau alat transportasi laut, di samping mampu
bergerak lebih cepat dan mempunyai lintasan yang lurus, serta praktis bebas
hambatan. Contoh alat transportasi udara misalnya pesawat terbang, helikopter,
balon udara dll.
2. Pentingnya
Transportasi dalam
Pelatihan
Transportasi
adalah alat bantu dalam melaksanakan pelatihan. Transportasi pemateri dan juga
peserta perlu disiapkan agar pelatihan dapat berjalan dengan baik. Jika tempat
pelatihan dilaksanakan di tempat yang jauh dari jangkauan peserta dan pelatih
maka panitia harus menyiapkan transportasi.
3. Menyiapkan
Transportasi Roda Dua
Sepeda
motor adalah alat transportasi darat beroda dua yang digerakkan oleh mesin.
Posisi kedua roda sebaris lurus dan pada saat kecepatan tinggi sepeda motor
berjalan tetap stabil deisebabkan oleh gaya giroskopik. Sedangkan pada saat
kecepatan rendah, kestabilan sepeda motor bergantung pada pengaturan setang
oleh pengendaranya.
4.
Menyiapkan Transportasi
Roda Empat
Mobil
adalah alat transportasi darat yang digerakkan oleh tenaga mesin, beroda empat
atau lebih, umumnya menggunakan bahan bakar minyak (bensin atau solar) untuk
menghidupkan mesinnya. Mobil kependekan dari otomobil yang berasal dari bahasa Yunani ‘autos’ (sendiri) dan
Latin ‘movere’ (bergerak).
5. Menyiapkan
Transportasi Pesawat
Pesawat
terbang adalah alat transportasi udara berupa pesawat udara yang lebih berat
dari udara, bersayap tetap, dan dapat terbang dengan tenaga sendiri. Secara
umum istilah pesawat terbang sering juga disebut dengan pesawat udara atau
kapal terbang atau cukup pesawat dengan tujuan pendefinisian yang sama sebagai
kendaraan yang mampu terbang di atmosfer atau udara. Namun dalam dunia
penerbangan, istilah pesawat terbang berbeda dengan pesawat udara, istilah
pesawat udara jauh lebih luas pengertiannya karena telah mencakup pesawat terbang
dan helikopter.
6. Menyiapkan
Transportasi Untuk
Peserta
Peserta
kegiatan adalah orang yang mengitkuti suatu kegiatan tertentu, termasuk rapat,
sidang, seminar, lokakarya (workshop), pendidikan, pertunjukan, olahraga, atau
kegiatan lainnya. Persiapan transportasi peserta dapat dilakukan oleh panitia
ataupun peserta itu sendiri. Transportasi tersebut dapat berupa mobil, sepeda
motor, pesawat maupun kapal.
7. Menyiapkan
Transportasi Untuk
Pelatih
Transportasi
untuk pelatih disiapkan untuk mempermudah pelatih menjangkau lokasi pelatihan.
Transportasi tersebut disiapkan oleh panitia dalam bentuk mobil, pesawat, kapal
maupun sepeda motor.
8. Menyiapkan
Transportasi Untuk Panitia
Panitia
adalah sekelompok orang yang bertugas untuk merencanakan dan melaksanakan suatu
kegiatan baik pelatihan, seminar, workshop dll. Panitia akan sibuk untuk
menyiapkan segala perlengkapan yang dibutuhkan dalam kegiatan tersebut.
Transportasi adalah salah satu alat bantu yang akan mempermudah gerak panitia.
Transportasi yang biasa digunakan oleh pantia adalah sepeda motor dan mobil.
PENGELOLAAN SAAT
PELAKSANAAN PELATIHAN
A.
PENGELOLAAN
PEMBUKAAN PELATIHAN
1. Konsep
Pembukaan Pelatihan
Pelatihan
adalah suatu proses jangka pendek yang menggunakan prosedur sistematis dan
teroganisir dimana pegawai non-magerial mempelajari pengetahuan dan
keterampilan teksnis dan tujuan terbatas, Lodjo (2013: 750). Dalam pelatihan,
pembukaan akan dirancang langsung oleh tim pelaksana. Sebelum panitia
mengadakan pembukaan pelatihan, panitia
akan mengadakan rapat koordinasi untuk menentukan konsep pembukaan yang akan
dilaksanakan dalam kegiatan pelatihan. Konsep acara pembukaan yang sering
dilaksanakan dalam kegiatan pelatihan adalah
a. Menyanyikan lagu Indonesia Raya
b. Laporan ketua panitia
c. Sambutan oleh Ketua Jurusan
d. Pembacaan susunan acara
e. Pembacaan doa
2. Menyiapkan
Undangan Pembukaan Pelatihan
Pembukaan
pelatihan merupakan titik awal dari berlangsungnya kegiatan pelatihan tersebut.
Dalam pembukaan para tokoh-tokoh penting akan hadir untuk menyampaikan
sambutan. Panitia sebelumnya harus menyiapkan undangan kepada orang-orang yang
diharapkan memberikan sambutan dalam pembukaan pelatihan tersebut. Undangan
tersebut sebagai informasi bahwa panitia mengharapkan kedatangan beliau untuk
memberikan sambutan.
3. Menyiapkan
Susunan Acara Pembukaan dan
Pelatihan
Susunan
acara pembukaan dan pelatihan dalam sebuah acara itu bersifat wajib. Susunan
acara digunakan sebagai acuan penyelenggaraan sebuah acara. Sususan tersebut
biasanya dibuat oleh sie acara dalam sebuah panitia. Dengan adanya susunan
acara diharapkan agar acara yang berlangsung tersebut akan teratur.
4. Menyiapkan
Ruang Pembukaan Pelatihan
Sebelum
acara pembukaan berlangsung, panitia haruslah mempersiapkan ruang yang akan
digunakan untuk acara pembukaan. Persiapan tersebut dapat dimulai dengan
penataan posisi podium dan kursi-kursi. Pengkondisiaan ruangan pelatihan
tersebut agar peserta dan pelatih dapat merasa nyaman saat pelatihan.
5. Menyiapkan
Spanduk dalam Pembukaan
Pelatiahan
Spanduk
pembukaan pelatihan digunakan untuk menginformasikan kegiatan pelatihan. Dalam
spanduk biasanya berisikan judul, tempat, waktu, dan pemateri dari pelatihan
tersebut.
6. Menyiapkan
Penerima Tamu
Penerima
tamu adalah orang yang bertugas menyambut peserta, undangan, maupun pelatih
dalam kegiatan pelatihan. Orang yang bertugas sebagai penerima tamu adalah
orang yang berasal dari sie kesekretariatan. Penerima tamu akan membimbing
peserta untuk mengisi buku tamu sebelum menuju ke ruang pelatihan. Penerima
tamu biasanya akan berdiri di depan pintu masuk tempat atau ruangan pelatihan.
7. Menyiapkan
Buku Tamu
Buku
tamu atau presensi disiapkan sebagai salah satu administrasi yang harus ada
dalam laporan pertanggungjawaban kegiatan. Buku tamu tersebut diisi oleh
peserta pelatihan. Peserta akan dibimbing oleh penerima tamu untuk mengisi buku
tamu tersebut sebelum masuk ke dalam ruang pelatihan.
Buku
tamu ini disiapkan oleh sie kesekretariatan. Karena tugas dari sie
kesekretariatan selain menyiapkan persuratan adalah membuat buku tamu.
8. Menyiapkan Sound Sistem, Lampu, Dokumentasi
Sound
sistem, lampu, dokumentasi adalah hal-hal yang tidak boleh terlewatkan dari
perhatian panitia. Panitia harus menyiapkan petugas khusus untuk menangani
hal-hal tersebut. Sound sistem, lampu, dokumentasi merupakan beberapa aspek
penting yang menjadi acuan keberhasilan suatu kegiatan pelatihan.
B.
PENGELOLAAN
TUTOR PELATIHAN
1. Konsep
Tutor Pelatihan
Menurut
Tuerere (2013:11), pada hakekatnya, program pendidikan dan pelatihan diberikan
sebagai tambahan bagi upaya memelihara dan mengembangkan kemampuan serta
kesiapan karyawan dalam melaksanakan segala bentuk tugas maupun tantangan kerja
yang dihadapinya. Sebagai ujung tombak penyelenggaraan diklat, pelatih memegang
peranan penting dalam mendukung keberhasilan program diklat.
Pelatih
yang baik dan benar adalah salah satu aspek keberhasilan sebuah program
pelatihan. Pelatih tidak boleh mendikte peserta, tetapi harus tau bagaimana
cara mengajak peserta untuk ikut berpartisipasi dalam proses pembelajaran.
Selain itu, pelatih juga harus sering belajar dan membaca guna mempersiapkan
materi yang akan digunakan dalam pembelajaran.
2. Merekrut
Tutor
Demi
mendapatkan pelatih yang tepat, haruslah dilakukan dengan seleksi dan
rekrutmen. Rekrutmen dan seleksi dilakukan agar orang tersebut mampu bekerja
secara optimal dan dapat bertahan di
perusahaan dalam waktu yang lama. Kesalahan dalam memilih orang yang tepat
sangat besar dampaknya bagi perusahaan atau organisasi. Hal tersebut bukan saja
karena proses rekrutmen dan seleksi sendiri telah menyiata waktu, biaya dan tenaga,
tetapi juga karena menerima orang yang salah untuk suatu jabatan akan berdampak
pada efisiensi, produktivitas, dan dapat merusak moral kerja pegawai yang
bersangkutan dan orang-orang di sekitarnya.
Keberhasilan
suatu kegiatan pelatihan ditentukan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah
adanya tenaga pelatihan atau SDM sebagai pelaksana pelatihan. Dengan adanya
tenaga pelatihan, diharapkan program yang akan dilaksanakan dapat sesuai
rencanan dan tujuan yang akan dicapai dapat terlaksana.
3. Membuat
Jadwal Tutor
Penyiapan
jadwal tutor merupakan salah satu yang bagian penting dalam kegiatan pelatihan.
Karena tutor merupakan orang yang nantinya akan memberikan materi dalam
kegiatan pelatihan tersebut.
Menurut
KBBI, jadwal merupakan pembagian waktu berdasarkan rencana pengaturan urutan
kerja. Sebelum melaksanakan pelatihan, panitia harus tau terlebih dahulu jadwal
pelatih. Jadwal tersebut disesuaikan dengan waktu yang dimiliki oleh pelatih.
Pengaturan jadwal dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya jadwal yang
berbenturan.
4. Membuat
Kwitansi Honorarium Tutor
Menurut
KBBI, honorarium merupakan upah yang diberikan sebagai imbalan jasa. Dalam
pelatihan hororarium diberikan kepada pelatih sebagai imbal jasa setelah
memberikan pelatihan kepada peserta. Panitia perlu membuat kwitansi honorarium
yang telah ditandatangani oleh penerima honor (pelatih). Kwitansi tersebut akan
digunakan sebagai bukti yang akan disertakan di laporan pertanggungjawaban
kegiatan pelatihan.
5. Menentukan
kriteria tutor
Kriteria
yang ditentukan dalam penerimaan pelatih adalah sebagai berikut.
a.
Mempunyai akhlak
dan budi pekerti yang luhur.
b.
Mempunyai kemampan
untuk mendidik dan megajar peserta didik dengan baik.
c.
Menguasai bahan
atau materi pelajaran yang akan diajarkan.
d.
Memiliki
kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai bidang tugas.
e.
Memiliki semangat
dan motivasi yang tinggi untuk mengabdikan ilmu yang dimiliki pada peserta
didik.
f.
Dll.
6. Membuat
Kriteria Penggajian Tutor
Kriteria
penggajian tutor biasanya dilakukan oleh panitia terlebih dahulu. Hal tersebut
dilakukan dengan tujun agar budget
honor tutor tidak melebihi anggaran yang ada. Setelah itu panitia akan
mendiskusikannya dengan tutor secara langsung.
Besar
gaji atau honor setiap pelatih tentulah berbeda-beda. Perbedaan tersebut dapat
dilihat dari waktu mengajar dan kompetensi tutor. Semakin tinggi kompetensi
seorang tutor maka semakin tinggi pula tarif yang ditawarkan oleh tutor
tersebut.
C.
PENGELOLAAN
WARGA BELAJAR PELATIHAN
Warga
belajar pelatihan merupakan subjek utama dari pelatihan itu sendiri. Menurut
Satriawan (2016), pelatihan digunakan untuk memperoleh keunggulan bersaing yang
kalau dikaji secara lebih luas untuk menciptakan modal intelektual, yang
meliputi keterampilan yang digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan oleh seseorang,
keterampilan lanjutan (advance skill)
yaitu keterampilan menggunakan teknologi untuk berbagai informasi dengan
karyawan lain, keterampilan memahami pelanggan atau sistem menufaktur dan
keterampilan kreatifitas memotivasi diri sendiri (self motivared creativity).
Pelatihan
diadakan dengan maksud penigkatan kualitas peserta pelatihan yang mengikuti
pelatihan tersebut. Perusahaan pun biasanya melaksanakan pelatihan untuk
karyawannya dengan maksud yang sama. Menurut Tuerere (2013:11), keberhasilan
suatu instansi/ organisasi tidak saja ditentukan oleh modal dan fasilitas yang
dimiliki, tetapi juga tersedianya sumber daya manusia yang handal.
Baiknya
warga belajar di libatkan dalam perencanaan dan evaluasi pelatihan. Warga
belajar dilibatkan dalam perencanaan agar kebutuhan peserta dapat
diidentifikasi dengan baik. Evaluasi dilakukan dengan peserta agar mengetahui
kelebihan dan kelemahan yang sebenarnya.
D.
PENGELOLAAN
TEMPAT/ GEDUNG PELATIHAN
1. Konsep
Tempat Pelatihan
Pelaksanaan
sebuah pelatihan biasanya berada di indoor
maupun outdoor. Dalam menetapkan
tempat pelatihan, panitia mengacu pada tema pelatihan tersebut. Jika tema
pelatihan bersifat informational dan
tidak membutuhkan tempat praktek yang luas, maka pelatihan tersebut dapat
dilaksanakan di indoor (gedung, aula,
dll). Namu jika sebuah pelatihan tersebut memiliki konsep praktek yang
membutuhkan area yang luas seperti simulasi kebakaran, maka pelatihan tersebut
dapat dilaksanakan di outdoor
(lapangan).
Tempat
adalah salah satu prasyarat dari suatu aktivitas tertentu. Tempat atau ruangan
merupakan hal yang harus disiapkan dalam pengelolaan sistem pelatihan. Dalam
menyiapkan tempat atau ruangan pelatihan panitia harus memperhatikan kapasitas
tempat atau ruangan yang akan disewa. Daya tampung tersebut dapat dilihat dari
jumlah peserta yang akan mengikuti kegiatan pelatihan.
2. Menyewa
Tempat Pelatihan
Penyewaan
tempat pelatihan dilakukan panitia untuk mempermudah kegiatan pelatihan
tersebut. Sebelum melakukan penyewaan panitia akan melihat budget yang ada
serta tema pelatihan tersebut.
Melakukan
penyewaan akan membantu panitia untuk menyiapkan kegiatan pelatihan. Jika
penyewaan tempat atau ruangan pelatihan, maka panitia dapat fokus untuk
mempersiapkan aspek pelatihan yang lain.
3. Menentukan
Besarnya Anggaran Tempat Pelatihan
Pengeluaran
anggaran biasanya dilakukan untuk menyewa tempat pelatihan. Selain itu panitia
juga menyiapkan anggaran untuk diberikan pada penjaga tmpat atau ruangan
pelatihan.
Semakin
baik fasilitas yang diberikan tempat pelatihan, semakin besar pula budget yang perlu dikeluarkan oleh
panitia. Panitia haruslah mampu mengatur dengan baik budget yang akan digunakan
untuk menyewa tempat pelatihan sesuai dengan fasilitas yang diberikan.
E. Pengelolaan Ruang Kelas Pelatihan
1.
Konsep
Ruang Kelas
Ruangan untuk diklat adalah
ruangan yang secara fisiologis dn psikologis dapat membantu terciptanya situasi
yang kondusif (Miyarso, 2010:4).
2.
Menetukan
bentuk ruang kelas dan manfaat
Untuk menentukan bentuk
ruang kelas, kita perlu menyesuaikan dengan jenis dan tema pelatihan yang akan
dilaksanakan.
a.
Apabila
jenis pelatihan hanya berupa seminar atau workshow, kita dapat menggunakan
gedung, audiotorium, ruang rapat dan sejenisnya
b.
Apabila
jenis pelatihannya berupa praktek secara langsung kita dapat mengkolaborasikan
antara gedung pertemuan dengan ruang praktek seperti laboratorium, lapangan,
dapur dan lainnya
c.
Sedangkan
untuk jenis pelatihan yang membaur dengan alam kita dapat menggunakan
lingkungan alam terbuka sebagai tempatnya
3. Mengatur ventilasi udara
Ventilasi
dalam ruangan berfungsi mengatur kecukupan udara, suhu dan uap air. Udara yang
terbaik untuk bekerja yaitu dengan suhu 25,6° C dengan tingkat kelembapan 45%.
Hal tersebut dapat teratasi dengan adanya AC dalam ruangan dengan catatan AC
yang tersedia tidak mengeluarkan bunyi yang keras sehingga mengganggu
konsentrasi para peserta pelatihan (Miyarso, 2010:8)
4. Mengatur cahaya
Pencahayaan
dalam ruang kelas diatur gelap dan terangnya. Ruangan akan membutuhkan pencahayaan yang lebih jika digunakan untuk
kegiatan menulis, menggambar , demonstrasi/ kegiatan yang memerlukan pengamatan
tinggi. Namun untuk memutar film atau LCD diperlukan ruangan yang agak gelap (
Miyarso, 2010:5)
5. Mengatur suara
Untuk
mengatur suara kita harus mengisolasi terlebih dahulu ruang kelas yang akan
digunakan untuk pelatihan. Isolasi ini berarti bahwa ruangan harus bebas dari
pengaruh suara(dekat airport, lalu lintas kendaraan) yang ramai, dan dapat
menimbulkangangguan terhadap proses pembelajaran. Lingkungan diklat sebaiknya
jauhdari tempat kerja, agar tidak memungkinkan dan memudahkan peserta
diklatuntuk sering datang ke kantor atau dihubungi oleh kantor. Ruangan
diklatakan lebih baik jika tidak dilengkapi jendela, karena dapat
mengganggukonsentrasi peserta selama pelatihan. Jika ruangan memiliki
jendela,sebaiknya harus disertai dengan tirai yang dapat menutup jendela
tersebut.
Sebagai
contoh, ruangan yang dilengkapi jendela akan memudahkan peserta pelatihan untuk
melihat keluar dan mendapat gangguan dari luar. Akibatnya peserta juga akan
mudah tergoda untuk ingin pergi keluar, (Miyarso, 2010:5).
6. Menyiapkan papan tulis dan perlengkapan
Papan tulis
yang digunakan sebaiknya whiteboard yang dirancang bisa dibawa kemana-mana
lengkap dengan spidol dan penghapus, dengan ukuran 2,5 x 1,5 meter. Disedikan
tempat duduk yang disesuaikan dengan jumlah peserta dan meja apabila
diperlukan. Untuk pengaturan tempat duduk ditentukan oleh tingkat keformalan
sebuah pelatihan. dapat berbentuk setting kelas, model U, Kipas , konferensi
atau lingkaran. Ketersediaan kualitas dan kuantitas sarana prasarana yang akan
kita sediakan pendukung pengembangan kompetensi fasilitator (Warisdiono, Dkk, 2013:113).
F. Pengelolaan
Penunjang Pbm
a. Konsep penunjang PBM
Keberhasikan
PBM bagi peserta pelatihan dapat ditunjang dengan menggunakan metode diskusi,
penugasan , maupun praktek lapangan. Namun tidak kalanya salah satu penunjang
PBM yaitu kompetensi fasilitator. Kompetensi fasilitator sangat penting bagi
penyelenggara pelatihan untuk menjamin mutu pelaksanaan pelatihan sesuai dengan
harapan dan kebutuhan peserta (Warisdiono, Dkk,
2013:109). Hal ini dapat dilihat dengan kita melakukan evaluasi diklat.
Evaluasi ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat keberhasilan diklat,
efektivitas diklat, dan untuk mengidentifikasi masalah-masalah yang timbul
dalam diklat, sehingga dapat segera dicari penyelesaiannya (Syihabudin, 2007:2).
b. Media penunjang PBM
Media yang
dapat digunakan untuk menunjang PBM yaitu slideshow powerpoint yang ditayangkan
di LCD, hangout ataupun modul.
c. Alat peraga penunjang PBM
Alat peraga
yang digunakan tergantung pada tema pelatihannya. Contoh pada pelatihan
outbound alat peraga yang digunakan biasanya tali temali
d. Laboratorium penunjang PBM
Laboratorium
digunakan sebagai praktek pada proses pelatihan (jika dibutuhkan). Contoh pada
pelatihan pembuatan jamu dari rempah-rempah kita bisa menggunakan laboratorium
sebagai uji kasiat maupun kandungan yang ada dalam jamu tersebut.
G. Pengelolaan
Konsumsi
1. Konsep konsumsi
Konsumsi yang dihidangkan
dikonsep secara praktis. Pemberian konsumsi disesuaikan dengan lamanya
waktu dan siapa peserta pelatihan.
2. Jadwal konsumsi
a.
Untuk
pelatihan yang dilakukan hanya 1 hari ( pagi- sore), konsumsi yang disajikan
berupa 2 kali makanan ringan (snack) dan 1 kali makanan berat (nasi)
b. Untuk pelatihan yang lebih dari 1 hari , ketentuannya 1 hari
mendapatkan 2 kali makanan ringan dan 2 kali makanan berat.
3. Mengatur menu
Menu yang
disajikan disesuaikan dengan peserta pelatihan, yang pasti enak (pantas
dinikamari , berkualitas) dan bersih. Untuk makanan ringan biasanya terdapat snack, roti, buah
dan air mineral. Sedangkan untuk makanan
berat bisanya nasi beserta lauk dan air minum.
4. Mengatur bentuk penyajian konsumsi
Bentuk
penyajian lebih baik praktis dan higenis. Dalam wadah tertutup seperti kardus,
disajikan per individu dan tepat waktu.
5. Menetukan kualifikasi gizi dalam pelatihan
Makanan
yang disajikan harus seimbang antara karbohidrat, protein, vitamin, lemak dan
kandungan lainnya. Jika kandungan salah satunya berlebihan, maka mengakibatkan
gangguan pencernaan pada peserta pelatihan. Hal ini dapat diindari dengan
mengecek terlebih dahulu kandungan gizi konsumsi yang akan disajikan.
H. Pengelolaan
Asrama
1.
Konsep
asrama
Pelayanan adalah suatu
kegiatanatau urutan kegiatan yang terjadi dalam interaksi langsung antara
seseorang dengan orang lain atau mesin secara fisik, dan menyediakan kepuasan
pelanggan (Hendrahmawan, 2010:81). Kita sebagai fasilitator pelatihan
hendaknya memberikan pelayanan asrama/penginapan yang berkualitas dengan konsep
asrama yang diharapakan adalah nyaman, aman dan strategis dengan tempat
pelaksanakan pelatihan.
2.
Menentukan
kualifikasi asrama
a.
Harga/tarif
terjangkau
b.
Strategis
dengan tempat pelatihan
c.
Memenuhi
standart
d.
Bersih
3. Mengatur tempat tidur
Terdapat berbagai model untuk pengaturan
tempat tidur diantaranya
a.
Individual
( 1 kamar 1 orang)
b.
Kelompok (
1 kamar berisi beberapa orang)
c.
Barak ( 1
ruangan berisi banyak orang, 1 bed 1 orang)
4. Mengatur penempatan peserta di asrama
Mengikuti point yang ada di atas
5. Tata tertib dan sanksi
Tata tertib
untuk asrama biasaya di jelaskan pada tatatertib pelatihan. Sebagian besar
peserta pelatihan diberikan waktu untuk beristirahat dan berekreasi di sekitar
penginapan namun tidak boleh meninggalkan tempat penginapan/ asrama tersebut.
I. Pengelolaan
Outbound Dalam Pelatihan
1.
Konsep
outbound
Outbound sebagai salah satu
bentuk perubahan model pembelajaran pendidikan nonformal yang merupakan contoh
dari evolusi dan reformassi tenaga
pendidik dan kependidikan, dalam kegiatan tersebut terdapat unsur-unsur yang
berpengaruh terhadap rasa percaya diri seorang pemimpin yang tangguh dankerja
sama tim yang solid serta pengembangan rasa percaya diri (Umar, 2011:60).
Konsep outbound yaitu menyenangkan, aman dan kebersamaan
2.
Memilih
kriteria outbound
Pada
pelatihan kriteria outbound yang digunakan biasanya dalam bentuk ice breaking (
fun games) untuk mencairkan suasana agar tidak penat. Bisa juga Team Building Goal, Leadership Goal dan
sebagianya.
3. Jadwal outbound
Outbound
biasa dilaksanakan pada akhir acara maupun pada waktu senggang antara hari
pertama maupun hari kedua.
4. Menemukan tenaga pelatihan outbound
Mendatangkan
pelatih outbound atau fasilitator outbound yang sudah berpengalaman.
PENGELOLAAN SETELAH
PELATIHAN
A.
Pengelolaan
Penutupan
1. Konsep
penutupan pelatihan
Pelatihan
merupakan fenomena yang telah berkembang secara luas di masyarakat. Program
pelatihan muncul di lingkungan masyarakat, organisasi. perusahaan-perusahaan
besar maupun pemerintah. Menurut Mardikanto (1999:150) pelatihan harus
disesuaikan dengan pekerjaan yang dilakukan akan dapat berjalan secara efektif
dan efisien.
Pengertian
pelatihan sendiri adalah sebuah proses untuk meningkatkan kualitas sumber daya
manusia atau human investment berupa kemampuan dan keterampilan tertentu yang
dijadikan modal sebuah perusahaan. Meitaningrum dkk (2013:193) menyatakan bahwa
pelatihan sebagai integral dari kebijakan personil dalam rangka untuk
meningkatkan kemampuan teknis, juga untuk memantapkan sikap mental pegawai
Setiap
kegiatan pelatihan diakhiri dengan kegiatan penutupan. Penutupan ini sebagai
tanda pelatihan telah selesai. Penutupan pelatihan sendiri biasanya disesuaikan
dengan jenis pelatihan yang dilakukan. Penutupan pelatihan dapat dilakukan
dengan upacara yang resmi namun bisa juga ditutup langsung oleh Master Of Ceremony (MC). Semua harus disesuaikan dengan jenis pelatihan dan sasaran
pelatihan.
2. Menyiapkan
undangan penutupan pelatihan
Undangan
penutupan diperlukan apabila pelatihan dilakukan lebih dari 1-2 hari. Sebelum
menyiapkan undangan penutupan pelatihan perlu diketahui siapa yang akan menutup
kegiatan pelatihan dan siapa saja yang akan menghadiri penutupan pelatihan
tersebut.
Undangan
penutupan pelatihan dibuat oleh keskretariatan dengan tata cara penulisan yang
sudah ditentukan dan sudah tersampaikan kepada pihak yang menerima undangan
sebelum pelaksaan pelatihan agar dapat mempersiapkan diri meluangkan waktu
untuk menghadirinya.
3. Menyiapkan
susunan acara penutupan pelatihan
Susunan
acara penutupan pelatihan adalah susunan program yang sistematis dari sebuah
acara yang dibataasi oleh durasi atau waktu. Susunan acara penutupan pelatihan
dibuat oleh sie acara dalam kepanitian. Susunan acara penutupan pelatihan acara
biasanya berbentuk tabel.
Adanya
susunan acara penutupan pelatihan, setiap bagian dari kegiatan penutupan
pelatihan akan diatur secara lengkap dan terperinci apa kegiatannya, berapa
lama waktu yang disediakan dan siapa yang akan bertanggung jawab dalam setiap
kegiatan.
4.
Menyiapkan ruang
penutupan pelatihan
Ruang
penutupan pelatihan harus memadai dan mampu menampung semua peserta pelatihan
yang ada. Pelatihan dapat dilakukan didalam ruangan (indoor) maupun diluar
ruangan (outdoor) sesuai dengan pelatihan yang dilakukan. Penutupan pelatihan
harus dilakukan diruang atau tempat yang nyaman bagi peserta pelatihan maupun
para undangan. Sehingga pihak panitia harus menyiapkan ruang penutupan
pelatihan dengan memperhatikan aspek kebutuhan serta kenyamanan.
5.
Menyiapkan spanduk
dalam penutupan pelatihan
Kegiatan
pelatihan yang lebih dari 1-2 hari, berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan
memerlukan spanduk dalam kegiatan penutupan pelatihan. Sehingga sebelumnya
panitia yaitu sie Publikasi, Dekorasi dan Dokumentasi (PDD) harus membuat
desain spanduk yang sesuai dengan kegiatan pelatihan.
6.
Menyiapkan penerima
tamu
Penerima
tamu diperlukan sebagai penyambut tamu undangan yang hadir pada penutupan
pelatihan. Penerima tamu dilakukan oleh sie Humas dan Ketua pelaksana
pelatihan. Penerima tamu sekaligus mempersilahkan menuju tempat tamu yang sudah
dipersiapkan sebelumnya. Jika tamu datang sebelum waktu yang ditentukan maka
penerima tamu harus menemani dan mengajak berbincang-bincang tamu tersebut hingga
penutupan pelatihan dimulai.
7.
Menyiapkan buku tamu
Buku
tamu dibuat oleh Sie Keskretariatan. Buku tamu di isi oleh tamu yang datang
dalam penutupan pelatihan. Hal ini berfungsi sebagai
pertanggungjawaban
dari panitia mengenai para undangan yang menghadiri penutupan pelatihan.
8.
Menyiapkan petugas
Petugas
perlu dipersiapkan untuk memperlancar kegiatan penutupan pelatihan. Siapa yang
menjadi Master Of Ceremony (MC),
dirijen, pembaca do’a dll. Hal ini harus dilakukan sebelumnya karena petugas
dapat mempersiapkan diri terlebih dahulu dan sudah lancar ketika penutupan
pelatihan berlangsung.
9.
Menyiapkan sound
system, lampu, dokumentasi
Sound
system dan lampu dipersiapkan oleh Sie Perlengkapan. Sound system bisa juga
bisa berupa megaphone jika pelatihan yang dilakukan berupa outbound. Jika
dilakukan didalam diruangan perlu diperhatikan sound system seperti apa yang
sesuai dengan ruangan tersebut dan lampu atau penerangan juga disesuaikan
dengan kondisi ruangan.
Dokumentasi
dipersiapkan oleh Sie Publikasi, Dekorasi dan Dokumentasi (PDD). Harus
dipersiapkan terlebih dahulu apa saja yang dibutuhkan dalam melakukan kegiatan
dokumentasi, seperti camera, handycam dll.
B.
Pengelolaan
Sertifikasi
1. Konsep
sertifikasi
Menurut
KBBI sertifikasi adalah tanda atau surat keterangan (pernyataan) tertulis atau
tercetak dari orang yang berwenang yang dapat digunakan untuk bukti kepemilikan
atau suatu kejadian. Sertifikasi ini diberikan kepada peserta pelatihan yang
telah mengikutan serangkaian kegiatan pelatihan yang dianggap sudah memiliki
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dimiliki selama mengikuti pelatihan
dan menerapkannya setelah pelatihan.
Menurut
Asri dan Komar (2015:9) ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar hasil
pelatihan dapat dimanfaatkan dengan baik yaitu peserta harus melewati tahap
demi tahap hingga mencapai apa yang diinginkan, dengan melalui tahap demi tahap
maka hal tersebut menjadi pembelajaran manakah yang masih salah yang harus
dibenahi dan mana yang sudah benar yang harusnya diteruskan.
2. Pemilihan
teks sertifikat
Teks
sertifikat disesuaikan dengan pelatihan yang diselenggarakan. Misalnya
pelatihan menghafal al-qur’an dengan menggunakan metode hanifida maka teks yang
digunakan bisa menggunkan percampuran teks arab.
Teks
sertifikat sebaiknya menggunakan font
atau huruf yang bisa atau mudah dibaca dengan ukuran font atau huruf yang tidak terlalu besar maupun terlalu kecil
disesuaikan dengan jumlah kata yang dimuat didalam sertifikat.
3. Menentukan
bentuk dan ukuran sertifikat
Bentuk
sertifikat pada umumnya berbentuk persegi panjang dengan ukuran kertas A4 atau
folio.
4. Penandatanganan
sertifikat
Penandatanganan
sertifikat disesuaikan dengan taraf pelatihannya, skala pelatihannya seperti
apa. Semunya harus disesuikan yang tidak boleh ketinggalan menandatangi
kegiatan pelatihan adalah ketua pelaksana pelatihan itu sendiri.
5.
Penyerahan sertifikat
Penyerahan
sertifikat sebaiknya diserahkan ketika selesai pelatihan agar tidak terjadi
penundaan bahwan panitia lupa tidak menyerahkan sertifikat. Sehingga hal ini
juga mempermudah panitia ketika terjadi kesalahan penulisan nama maupun gelar
dari peserta pelatihan maka bisa segera diperbaiki.
6.
Gambar sertifkat
Kebanyakan
dalam sebuah sertifikat terdapat background yang dipakai agar memperindah
tampilan dari sertifikat itu sendiri. Penggunaan atau pemilihan background
harus disesuaikan dengan kebutuhan dan pelatihan apa yang dilakukan.
C.
Pengelolaan
Dokumentasi
1.
Konsep dokumentasi
Ridwan (2015) menyatakan bahwa
dokumentasi adalah sebuah cara yang dilakukan untuk menyediakan dokumen-dokumen
dengan menggunakan bukti yang akurat dari pencatatan informasi. Dokumentasi
biasanya juga digunakan dalam sebuah laporan pertanggung jawaban dari sebuah
acara.
2.
Teknik dokumentasi
Teknik yang dimaksudkan disini adalah
sistem yang dilakukan untuk mengerjakan sesuatu. Cara yang dilakukan unruk
medokumentasikan.
a. Dokumentasi
gambar, foto maupu video
b. Dokumentasi
handout materi pelatihan
c. Dokumentasi
daftar hadir panitia, peserta, tamu undangan dan pemateri
d. Jenis
dokumentasi
Terdapat beberapa jenis dokumentasi, diantaranya
yaitu:
3. Dokumen
Tekstual
Dokumen
tekstual adalah dokumen yang menyajikan informasi dalam bentuk tertulis.
Misalnya buku, surat kabar, angket, daftar hadir peserta, daftar hadir pemateri
dll
4. Dokumen
Nontekstual
Dokumen
nontekstual adalah dokumen yang berisi beberapa teks. Misalnya gambar, rekaman,
grafik dll
5. Kegiatan
yang perlu didokumentasikan
Hakikatnya semua kegiatan harus didokumentasikan
bahkan sebelum pelaksanaan pelatihan juga harus didokumentasikan mulai dari
perencanaan hingga evaluasi hasil pelatihan. Hal ini dilakukan agar dokumentasi
yang dimiliki lebih meyakinkan dan terdapat bukti ketika pelaporan.
Ketika kegiatan berlangsung dokumentasikan mulai
dari daftar hadir kemudian kegiatan penyampaian materi, praktek atau simulasi
kemudian tanya jawab.
6. Pengelolaan Pelaporan
Konsep
Pelaporan
Pelaporan adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk
menyampaikan hal-hal yang berhubungan dengan hasil kegiatan yang dilakukan
selama satu periode tertentu. Pelaporan dilakukan sebagai pertanggungjawaban
kepada pihak yang posisinya berada lebih atas.
Dalam pelaporan harus diperhatikan apa saja yang
akan dituliskan tentang kegiatan yang telah dilakukan dan disertai dengan arsip
atau dokumen yang sudah dilakukan sebelumnya. Sertakan pelaporan tersebut
dengan dokumen agar terdapat bukti yang jelas sertadata yang lengkap. Adanya
pelaporan dapat diketahui kesenjangan antara perencanaan dengan pelaksanaan
atau hasil yang ada.
1. Administrasi
Pelaporan
Administrasi adalah sarana untuk mencapai tujuan. Administrasi
merupakan pelayanan inti, suatu bagian yang dapat mengusahakan agar
sumber-sumber (dana dan daya) yang ada dapat digunakan secara maksimal.
Efektivitas administrasi dapat diukur dari seberapa jauh tujuan dari pelatihan
dapat tercapai, sedangangkan efisiensi administrasi diketahui dari seberapa
banyaknya dana dan daya yang tepakai untuk mencapai tujuan tersebut.
Administrasi pelaporan diperlukan sebagai pengukur
apakah kegiatan pelatihan berjalan secara efektif dan efisien
2. Bentuk
Pelaporan
Pelaporan dapat berupa proposal lembar
pertanggungjawaban (lpj) yang berisi kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam
pelatihan serta dana yang didapatkan baik dari pribadi maupun sponsor dan
berapa sana yang dikeluarkan dalam kegiatan pelatihan. Dana yang digunakan
untuk apa saja harus dijelaskan secara terperinci disertai dengan bukti berupa
dokumen-dokumen.
Menurut Warisdiono dkk (2013:110) instruktur harus
mampu berperan sebagai pelatih, pemandu, desainer lingkungan belajar, mentor
serta evaluator dalam kegiatan pelatihan. Hal ini juga dapat membantu atau
mempermudah kegiatan pelaporan.
DAFTAR RUJUKAN
Asri
Muhammad. 2015. Pemanfaatan Hasil Pelatihan Keterampilan dan Peran Pendamping
dalam Meningkatkan Kemandirian Usaha (Studi Pda Program Desa Vokasi di Desa
Cisaat Kecamatan Ciater Kabupaten Subang Provinsi Jawa Barat), Jurnal Pendidikan, (Online), 11(2):
1-14, (ejournal.upi.edu), di akses 21 September 2016\
Detty,
Regina, Dkk. 2008. Evaluasi Ke-Efektifan Program Pelatihan “Know Your
Costumer & Money Laundering” Di Bank
X Bandung. National Conference on
Management Research 2008, (Online), diakses 12 Februari 2017
Hanrahmawan, Fitroh. 2010.
Revitalisasi Manajemen Pelatihan Tenaga Kerja (Studi Kasus Pada Balai Latihan
Kerja Industri Makassar). Jurnal AdminitrasiPublik,(Online),1(1):79-93. http://ojs.unm.ac.id/index.php/iap/article/view/135
diakses 13 Februari 2017
Lodjo, Fernando Stefanus.2013.Pengaruh Pelatihan, Pemberdayaan Dan
Efikasi Diri Terhadap Kepuasan Kerja.Jurnal
EMBA, (Online), 1 (3): 747-755, http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/emba/article/view/1882),
diakses 20 Januari 2017.
Mardikanto
Totok. 1999. Peningkatan Relevansi Pelatihan dengan Kesempatan Kerja. Jurnal Ilmu Pendidikan, Online, 6 (2):
150-157,(journal.um.ac.id), di akses 20 September 2016
Meitaningrum
Dhita Ayu, Hardjanto Imam & Siswidiyanto. 2013. Efektivitas Pendidikan
dalam Meningkatkan Kinerja Pegawai.
Jurnal Administasi public, (Online), 1(3):192-199,
(administrasipublik,studentjournal.um.ac.id), diakses 26 September 2016
Miyarso,Estu.Menyiapkan Ruang Pembelajaran Diklat. http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian/Estu%20Miyarso,%20M.Pd./menyiapkan%20ruang%20pembelajaran%20diklat.pdf
Satriawan, Nyoman Nova, dkk.2016.Evaluasi Pelaksanaan Pelatihan Instruktur Di
Lembaga Bimbingan Belajar Ganesha Operation.e-Journal
Bisa Universitas Pendidikan Ganesha, (Online), 4 (1), http://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJM/article/view/6656, diakses 20 Januari 2017.
Suwardie.
2009. Model Evaluasi Kinerja Tamatan Pelatihan Kewirausahaan Balai Diklat
Pertaniaan DIY. Jurnal Penelitian dan
Evaluasi Pendidikan, (Online), 2, 150-164, http://journal.uny.ac.id/index.php/jpep/article/view/1407, diakses 14 Februari 2017
Syihabuddin. Pemantauan dan
Evaluasi Dampak DiklatPusat Penelitian dan Pelatihan Pendidik dan Tenaga
Kependidikan Bahasa (P4TK) Jakarta
Turere, Verra
Nitta.2013. Pengaruh Pendidikan
Dan Pelatihan Terhadap Peningkatan Kinerja Karyawan Pada Balai Pelatihan Teknis
Pertanian Kalasey.Jural EMBA,
(Online),1 (3): 10-19, (http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/emba/article/view/1368),
diakses 20 Januari 2017.
Umar, Totong. 2011. Pengaruh Outbound Training terhadap
Peningkatan Rasa Percaya Diri Kepemimpinan dan Kerjasama Tim ( Studi Kasus pada
Mahasiswa Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Tunas Pembangunan Surakarta ). Jurnal lmiah SPIRIT, (Online), 11(3): 59-70,
http://blog.ub.ac.id/senyumu/files/2013/11/PENGARUH-OUTBOND-TRAINING-TERHADAP-PENINGKATAN.pdf, diakses 18 Februari 2017.
Warisdiono
Eko, Sarma Ma’mun, Gani Darwis S. & Susanto Djoko. 2013. Kompetensi
Fasilitator Pelatihan Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidikan dan Tenaga
Kependidikan Pertanian (P4TK Pertanian) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Jurnal Penyuluhan, (Online), 9 (2):
109-119, (mail.student.ipb.ac.id), di akses 23 September 2016.
No comments:
Post a Comment