LULUSAN PLS PENGANGGURAN?
MITOS ATAU FAKTA
Tingginya tingkat pengangguran yang
dialami oleh para lulusan perguruan tinggi menandakan para sarjana masih
menjadi problem dan penambah beban
berat angkatan kerja. Ketika toga di pakai kemudian dilepas, anda akan
tergelitik mendengar sebuah treat “Selamat
Datang Sarjana Pengangguran Baru Terdidik”. Sadar atau tidak itu adalah
realitas bahwasanya saat ini gelar sarjana bukan lagi sebuah hal yang
prestisius. Definisi prestis seoalah sudah luntur seiring dengan perkembangan
zaman. Kini sarjana seolah sudah menjadi hal biasa yang kadang menjadi masalah
baru negeri ini.
Sejalan dengan hal itu, bila kita
kerucutkan lagi fenomena ini kelingkup jurusan. Banyak dari mahasiswa
Pendidikan Luar Sekolah (PLS) yang merasa was-was
dengan lulusannya sendiri. Fenomena yang timbul di kalangan mahasiswa, baik
bagi mereka yang masih aktif menjadi mahasiswa ataupun sudah lulus dan
menyandang gelar Sarjana Pendidikan Luar Sekolah beranggapan bahwa sarjana PLS
mau di bawa kemana setelah lulus karena tidak jelas arah tujuannya? banyak garapan/lahan
PLS yang diambil orang? sarjana PLS itu sarjana semua jurusan? dan masih banyak
lagi opini-opini tentang PLS di mata mahasiswa, ada yang positif ada juga yang
negatif. Untuk itu mari kita pelajari, meneliti dan mengkaji lebih dalam
tentang “Benarkah lulusan PLS nantinya hanya akan menambah jumlah pengangguran?
atau itu hanya sekedar mitos belaka”.
Pendidikan Luar Sekolah dan
Pengangguran
Jurusan Pendidikan Luar Sekolah
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang (UM) mempunyai visi yang jelas
yaitu menjadi jurusan unggul dan rujukan dalam penyelenggaraan tiga dharma
perguruan tinggi bidang Pendidikan Luar Sekolah. Untuk mencapai semua itu, maka
kurikulum jurusan pendidikan luar sekolah dikembangkan berdasarkan pendekatan
kompetensi. Artinya bahwa pengembangan kurikulumnya didasarkan pada seperangkat
pengetahuan, keahlian, sikap, dan nilai yang harus dikuasai oleh lulusan agar
mampu melakukan tugas-tugas profesional didalam mengelola institusi, program,
dan pembelajaran dalam PLS UM serta pemberdayaan dalam masyarakat. Selaras
dengan hal itu, maka sejatinya para mahasiswa/lulusan PLS diharapkan mampu
menjadi tenaga kependidikan PLS yang profesional, memiliki kemampuan dalam
mengelola institusi, program dan pembelajaran PLS, serta mampu memberdayakan
masyarakat. Dan tidak kalah pentingnya adalah para alumni jurusan pendidikan
luar sekolah mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan kehidupan masyarakat
baik lokal maupun global.
Namun demikian sungguh ironi ketika
kita melihat fakta dilapangan bahwasanya berdasarkan hasil penelitian yang
telah dilakukan oleh Arbani & Yusuf (2008: 26) disebutkan bahwa daya serap
alumni PLS dalam dunia kerja masih rendah. Akhirnya para alumni jurusan PLS pun
juga menjadi kelompok pengangguran putus asa (discourage unemployment) yaitu pengangguran sudah bertahun-tahun
mencari kerja tanpa hasil karena faktor demand
for labor dan supply for labor yang
makin tidak seimbang. Ketidakseimbangan itu adalah lebih besarnya penawaran
ketimbang permintaan hampir disetiap seluruh sektor industri. Artinya, ada yang
salah ketika lulusan PLS di persiapkan lulus untuk menjadi tenaga profesional
di bidangnya namun faktanya masih banyak lulusan PLS yang belum terserap
keilmuannya di dunia kerja.
Terlebih, Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat mencatat angka pengangguran terbuka lulusan perguruan tinggi meningkat signifikan. Tercatat, pada Februari 2016 tingkat pengangguran terbuka (TPT) lulusan perguruan tinggi mencapai 8,39% atau setara dengan 144.500 orang dari sebelumnya 80.416 orang (4,71%). Itu artinya memang banyak terjadi ketimpangan antara jumlah kesempatan kerja dengan angkatan kerja yang ada. Tingginya tingkat pengangguran yang dialami oleh para alumni perguruan tinggi ini menandakan para sarjana masih menjadi momok yang harus segera diatasi sebagai upaya penekanan angka pengangguran di negeri ini.
Sejatinya prospek kerja lulusan PLS
sebenarnya sangat luas sekali dan sangat dibutuhkan. Sebagai gambaran kebutuhan
lulusan PLS dapat dilihat sebaran lulusan PLS pada Tabel 1 berikut.
No
|
Tempat Kerja
|
1.
|
Penyusun
program pembinaan pendidikan Masyarakat (PAUD-DIKMAS & Kemendikbud)
|
2.
|
Analisis
pembinaan kemitraan pendidikan masyarakat (Ditjen PAUD-DIKMAS &
Kemendikbud)
|
3.
|
Analisis
kualifikasi dan karir pendidik pendidikan masyarakat (Ditjen PAUD-DIKMAS
& Kemendikbud)
|
4.
|
pengumpul
dan pengolah data pembinaan kursus & pelatihan (Ditjen PAUD-DIKMAS &
Kemendikbud)
|
5.
|
Pamong
Belajar dan atau Birokrasi di Pusat Pengembangan Pendidikan Nonformal dan
Informal (P2-PNFI)
|
6.
|
Pamong
Belajar dan atau Birokrasi di Sanggar Kegitan Belajar yang tersebar di
Sanggar Kegiatan Belajar (SKB)
|
7.
|
Tenaga
Lapangan Dikmas (TLD) di berbagai wilayah di Indonesia
|
8.
|
Analis
KB dan Diklat (BKKBN)
|
9.
|
Penilik
pendidikan masyarakat, baik di tingkat kecamatan maupun di kabupaten/kota
|
10.
|
Pengelola
dan Tutor di pusat kegiatan belajar masyakat (PKBM)
|
11.
|
Tenaga
perpustakaan di lembaga-lembaga pendidikan nonformal dan informal (PNFI)
|
12.
|
Pengelola
dan Penyelenggara pendidikan nonformal dan informal (PNFI)
|
13.
|
Bekerja
di lingkungan Departemen Sosial (DINSOS)
|
14.
|
Bekerja
sebagai penyuluh dan informasi pada departemen informasi dan komunikasi
(Kominfo)
|
15.
|
Bekerja
Sebagai Dosen Di Berbagai Perguruan Tinggi Negeri Dan Swasta
|
Sumber:
http://pendidikankarier.blogspot.co.id/2012/09/prospek-pendidikan-luar-sekolah.html
Prospek kerja berarti sama
artinya dengan kesempatan untuk bekerja. Dengan peluang pekerjaan PLS yang luas
tidak menutup kemungkinan bahwa para alumni akan mendapatkan pekerjaan. Namun
demikian peluang kerja yang sangat luas ini ternyata masih belum bisa
dimaksimalkan oleh para lulusan PLS. Disamping itu pula persaingan dalam
mendapatkan pekerjaan juga sangat ketat. Logikanya bila dalam setiap
universitas meluluskan sekitar 100 mahasiswanya pertahun di kalikan dengan
jumlah jurusan PLS yang ada diseluruh indonesia ini wajar saja bila banyak
alumni mahasiswa PLS ini menganggur. Arbani dkk (2008: 9) mengelompokkan ada
beberapa kendala yang dihadapi para alumni jurusan PLS yang selama ini
kesulitan dalam memperoleh peluang kerja disebabkan oleh antara lain; (1) Tidak
memiliki kemampuan khusus yang diperoleh dari kuliah untuk mendapatkan peluang
kerja. (2) Bingung mencari kerja yang sesuai dengan bidang PLS, dikarenakan
lahan pekerjaan untuk alumni jurusan PLS sangat luas. (3) Ingin berwirausaha
tetapi belum siap akan modal dan resiko. (4) Mendapatkan pekerjaan yang tidak
sesuai kompetensi akibat tidak diperolehnya peluang kerja yang relevan dengan
ijazah yang dimiliki. (6) Peluang kerja lulusan PLS sering kali ditempati
jurusan yang bukan dari PLS. Sering kali lulusan PLS dianggap kurang memiliki
spesifikasi kompetensi yang memadai. (8) Masih banyak informasi peluang kerja
PLS yang tertutup untuk umum karena hanya diketahui oleh sebagian orang dalam
saja maka dari itu banyak lahan kerja PLS yang diambil oleh jurusan lain.
Meretas
Masalah Pengangguran dalam PLS
Hampir di
seluruh negara saat ini masalah ketenagakerjaan selalu tumbuh dan berkembang,
baik di negara maju maupun berkembang. Hal itu terlihat dari selalu adanya
departemen yang mengurusi ketenagakerjaan pada setiap kabinet yang dibentuk
oleh pemerintah negara. Hanya saja realitas tiap negara memberikan beragam
problem nyata sehingga terkadang memunculkan berbagai alternatif solusi.
Menurut Sholahudin (2008: 119) bahwa:
“Pada umumnya masalah
ketenagakerjaan yang dialami oleh negara maju berkaitan dengan mahalnyagaji
tenaga kerja, bertambahnya pengangguran karena mekanisasi (robotisasi), tenaga
kerja ilegal, serta tuntutan penyempurnaan status ekonomi, sosial bahkan
politis. Sementara di negara berkembang umumnya masalah ketenagakerjaan berkait
dengan sempitnya peluang kerja, tingginya angka pengangguran, rendahnya
kemampuan SDM tenaga kerja, tingkat gaji yang rendah dan jaminan sosial nyaris
tidak ada.”
Pada dasarnya pemerintah harus mampu
membuat pemetaan kebutuhan tenaga kerja. Pemetaan ini sangat penting sebagai
tujuan dan arah pendidikan di setiap kampus apalagi dalam jurusan PLS yang
notabene ruang lingkup jurusannya luas. Sehingga kampus sebagai tempat
penggodokan para colon tenaga kependidikan yang handal dan profesional ini
memiliki sinergitas sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat dan dunia
kerja saat ini.
Kedua, perlu adanya pengembangan
softskill yang diberikan kepada para mahasiswa PLS. Tidak hanya mengenyam
pendidikan dibangku kuliah saja tetapi ada teori dan juga praktik dilapangan.
Bagaimana seorang mahasiswa dapat tumbuh dan berkembang menyesuaikan dengan
lingkungan sekitarnya dan mampu menghadapi tuntutan dunia kerja dan
masyarakat.mahasiswa PLS harus memiliki kemampuan yang tangguh agar mampu
bersaing dengan dunia luar. Mahasiswa PLS itu harus kreatif, inovatif, dan siap
menerima tantangan. Mahasiswa PLS dituntut untuk out of the box. Jangan
hanya nyaman dengan comfort zone karena banyak lowongan pekerjaan yang
membutuhkan tenaga lulusan PLS.
Pendidikan
Luar Sekolah adalah Cara Bertahan Hidup
Berdasarkan pemaparan hasil pembahasan
di atas pada dasarnya lulusan PLS pengangguran itu hanyalah mitos. Semuanya
dapat dikembalikan kepada masing-masing pembaca. Karena pada dasarnya setiap
mahasiswa memiliki sudut pandang yang berbeda-beda dalam menyikapi sebuah
masalah yang ada. Sejatinya mereka para alumni PLS yang sudah lulus pun sudah
banyak yang memiliki pekerjaan namun ada pula yang tidak pada bidang
keilmuannya saat mempelajari ilmu di bangku kuliah melainkan pada bidang
keahlian yang dimiliki karena para alumni PLS merasa memiliki pashion disitu. Dapat dibilang para
alumni PLS yang bekerja diluar bidang keilmuannya adalah pekerja serabutan,
mereka membangun usaha mandiri, berwiraswasta, ada pula yang menjadi pegawai
bank, melanjutkan study ke pasca
sarjana dan lain-lain.
Saran untuk
menekan angka pengangguran pada jurusan PLS kedepannya adalah: (1) perlu
mengenalkan jurusan PLS ke lembaga baik swasta maupun pemerintahan dan
melakukan kerjasama, (2) pembenahan kurikulum untuk lebih memfokuskan
kompetensi yang jelas sehingga ketika mendapat pekerjaan siap untuk bekerja,
(3) banyak memanfaatkan praktik ke lapangan, sehingga ketika bekerja dapat
melaksanakan pekerjaan secara optimal, dan (4) menanamkan kesadaran akan
pentingnya berwirausaha karena tidak ada jaminan dalam lulusan PLS bisa
langsung mendapatkan pekerjaan.
DAFTAR RUJUKAN
Arbarini,
Mintarsih., Fakhrudin, & Siswoyo, Eko. Tracer
Study Alumni Pendidikan Luar Sekolah FIP UNNES.
Arbani,
Mintarsih & Yusuf, Amin. 2008. Daya
Serap Dan Etos Kerja Alumni Pendidikan Luar Sekolah FIP UNNES.
Hasan, Ahmad
Makki. 2010. Mengatasi Sarjana
Pengangguran. (online), (https://ahmadmakki.wordpress.com/2010/07/20/mengatasi-sarjana-pengangguran/),
diakses 22 Sepetember 2016.
Saroni,
Mohammad. 2012. Mendidik & Melatih
Entrepreneur Muda. Yogyakarta: Ar-ruzz Media.
Sholahudin,
Muhammad. 2008. Apa Penyebab Pengangguran
dan Sulitnya Lapangan Kerja Dalam Perekonomian Kapitalis?. (online),
(http://jurnal-ekonomi.org/2008/07/23/apa-penyebab-pengangguran-dan-sulitnya-lapangan-kerja-dalam-perekonomian-kapitalis),
diakses 22 September 2016.
1 comment:
Lulus PLS bolak balik dpt panggilan interview blass gak perkembangan, rata2 HRD gak tahu PLS setelah dijelasin wajah mereka langsung berubah dan bilang tunggu panggilan 2 minggu lagi. Dan bagi alumni yg bekerja di perbankan rata2 yg memiliki wajah cantik dan ganteng kaya orang korea. Dan apa daya ak cuma bisa bikin usaha kecil2 lan, dan ilmu PLS gak tahu k mn
Post a Comment