AWASI
PERGAULAN ANAK!
Anak Anugerah Terindah
Anak adalah
anugerah terindah bagi setiap orangtua. Kehadirannya akan selalu dinanti, tidak
hanya menambah gelar kedua orangtua, dari yang semula hanya sebagai suami istri
bagi pasangannya, melainkan menjadi ayah dan ibu bagi anak-anaknya. Menurut
Lestari (2012 : 37) “Kehadiran anak menjadi tanda bagi kesempurnaan perkawinan
serta melahirkan harapan akan semakin sempurnanya kebahagiaan perkawinan
tersebut seiring pertumbuhan dan perkembangan anak”. Jadi, sebagai orangtua
harus mengawasi perkembangan anak dari kecil hingga mereka besar.
Kehadiran anak
akan memunculkan rasa tanggung jawab oleh orangtua. Menurut Lestari (2012 : 37)
“Rasa tanggung jawab ini muncul karena adanya tuntutan sosial tentang kewajiban
orangtua untuk memenuhi kebutuhan fisik maupun emosi anak”. Sebagai orangtua pasti menginginkan yang
terbaik untuk anaknya. Setiap orangtua menginginkan anak yang baik serta
berguna bagi nusa dan bangsa kelak. Tak heran, orangtua mendidik dan mengajari
anaknya dengan caranya sendiri-sendiri dengan baik termasuk dalam pergaulannya
sehari-sehari.
PENGAWASAN TERHADAP
PERGAULAN ANAK
Sebagai
orangtua, wajib mengawasi segala apa yang dilakukan anak. Salah satunya adalah
mengawasi bagaimana ia bergaul dan dengan siapa mereka berteman. Mengapa hal
tersebut penting untuk ditanggapi? Karena pada zaman modern seperti sekarang
ini banyak anak yang salah dalam pergaulannya atau salah dalam memilih teman
bermainnya. Hal ini terjadi karena banyak orangtua yang tidak mempedulikan dan
tidak mengawasi dengan siapa anaknya bergaul dan bagaimana anaknya bergaul.
Kebanyakan orangtua hanya mengawasi dalam hal-hal kognitifnya saja.
Sebelum
mengawasi anak dalam berteman atau dalam bergaul, sebagai orangtua harus
mengerti apa itu pengertian teman. Menurut ... “Teman yang ideal benar-benar
mengendalikan masalahnya sehingga mampu menjadi figur yang positif dalam hidup
anda, dan dalam hidupnya sendiri”. Dari pengertian tersebut dapat dipahami
bahwa teman yang baik adalah teman yang mampu membawa ke arah positif. Jadi,
sebagai orangtua harus mengetahui bagaimana dampak teman bergaul anaknya.
Menurut Nadhiroh (2016) menyatakan bahwa kejadian seperti
pemerkosaan, foto yang tidak baik, merokok, dan masih banyak lagi, itu bertebaran
di media sosial seperti facebook dan instagram, hal tersebut harus diperhatikan
bersama terutama orangtua. Maraknya foto tak senonoh di media sosial, maka
sebagai orangtua harus memantau bagaimana anak bergaul dan dengan siapa anak
bergaul.
Pergaulan bebas
tidak hanya menimpa anak usia remaja, namun anak yang baru duduk di Sekolah
Dasar (SD). Hal tersebut terjadi karena kurangnya perhatian dari orangtua dan
terjadi akibat dari broken home.
KIAT-KIAT
MENGAWASI PERGAULAN ANAK
Semua orangtua
pasti ingin memiliki anak yang berprestasi dan tidak terjebak dalam pergaulan
bebas masa kini. Berikut kiat-kiat mengawasi pergaulan anak yang dapat
dilakukan orangtua:
1.
Jadilah
Orangtua Idaman
Orangtua adalah panutan bagi
anak-anaknya. Orangtua harus senantiasa memberikan contoh baik kepada anaknya.
Dengan memberikan contoh baik kepada anaknya, maka pasti anaknya akan meniru
apa yang dilakukan oleh orangtuanya. Contohnya saja orangtua memberi contoh
untuk sholat pada tepat waktu, selain itu memberikan contoh berbuat baik kepada
orang-orang, hal tersebut pasti akan menjadi idaman anaknya.
Jika orangtua sudah menjadi idaman
anak, maka anak akan enggan untuk berbuat apa yang tidak pernah orangtua
perbuat. Dengan menjadi orangtua idaman anak akan senang untuk meniru apa yang
dilakukan orangtua kesehariannya. Anak akan membanggakan orangtua kepada
teman-temannya sehingga temannya pun enggan untuk mengajak ke hal-hal negatif
karena sudah mengetahui bagaimana orangtua dari anak tersebut.
2.
Ajarkan
Anak Pentingnya Kejujuran
Kejujuran adalah sifat penting dalam
kehidupan. Apabila semua orang mempunyai sifat jujur, maka di dunia ini tidak
ada yang namanya aksi kriminalitas. Jangan pernah mengajari anak dengan
kebohongan. Menurut Qaimi (2003 : 302) “Berbohong adalah kata-kata yang tidak
sesuai dengan kenyataan atau tak ada relevansinya antara apa yang dikatakan
dengan kenyataan” jadi, berbohong itu tidak baik untuk masa depan anak.
Mengajarkan anak tentang kejujuran,
akan membuat anak tidak enggan bercerita kepada kedua orangtuanya tentang apa
yang dilakukan di lingkungannya. Anak akan terbuka dengan kedua orangtuanya,
dengan begitu orangtua akan mengetahui bagaimana ia di kehidupan
sehari-harinya. Ketika anak sudah jujur kepada orangtua, maka sebagai orangtua
harus menanyakan tentang pergaulan ia di lingkungannya. Jangan pernah anggap
remeh tentang teman sepermainannya.
3.
Dengarkan
Cerita/Curahan Hatinya
Curhat atau curahan hati merupakan
saat dimana satu orang mencoba untuk menceritakan sesuatu kepada orang-orang
yang dianggap dekat, dan biasanya yang diceritakan itu masalah personal. Misal
tentang pekerjaa, pasangan, keluarga, teman. Orang yang curhat pasti
membutuhkan solusi dari masalah ataupun cerita tersebut.
Sebagai orangtua usahakan selalu ada
waktu untuk mendengarkan cerita anaknya. Jika anak tidak bercerita, maka
ajaklah anak tersebut untuk bercerita. Jangan anggap remeh apa yang telah
diceritakan oleh anak. Dengan mendengarkan curhatan anak, orangtua akan
mengetahui apa yang sedang anak rasakan, bagaimana dia bergaul, dan dimana saja
anak tersebut pada kesehariannya.
4.
Kenali
Teman Dekatnya
Setiap manusia
pasti mempunyai teman di hidupnya, maka tidak heran jika anak kita mempunyai
teman dalam kesehariannya. Sebagai orangtua, pasti tidak mau anaknya salah
dalam bergaul. Maka, kenalilah teman yang selalu bersama dengan anak yaitu
teman dekatnya. Bagaimana cara mengenali teman dekatnya? Cara mengenali teman
dekatnya adalah suruhlah anak untuk mengajak teman dekatnya bermain ke rumah.
Karena dengan bermain di rumah, orangtua dapat mengetahui bagaimana teman
dekatnya berbicara kepada orang yang lebih tua, bagaimana teman dekatnya
bersikap.
Pada saat teman
dekatnya bermain ke rumah, mintalah nomor handphone temannya itu. Dengan
meminta nomor tersebut, orangtua dapat berkenalan dan berkomunikasi dengan
baik.
5.
Buatlah
Akun Sosial Media
Pada zaman modern ini, manusia tidak
lekang oleh adanya media sosial. Sebagai orangtua kehadiran dan pengaruh media
sosoal terkadang membuat orangtua susah dan tidak mampu untuk mengendalikan
bahkan menghentikannya. Lalu, apa itu media sosial atau jejaring sosial?
Menurut Priyatna (2012 : 199) menarik kesimpulan sebagai
berikut:
Situs
jejaring sosial adalah situs paling laku di pasaran, terutama di kalangan
remaja, ABG, dan usia 20-an. Situ-situs seperti ini mengajak anggotanya untuk
saling bertukar informasi tentang diri mereka sendiri, dan memanfaatkan aneka
fitur yang mereka sediakan (blog, chat-room, em-mai, atau pesan instan) untuk
saling berkomunikasi dengan orang sekampung cyber.
Pada zaman
sekarang, banyak kejadian yang terjadi akibat media sosial, contohnya adalah
pemerkosaan bahkan pembunuhan. Jadi, buatlah akun media sosial dan ikutilah
media sosial apa yang sedang marak di tahun tersebut dan orangtua harus
mengetahui akun sosial media apa saja yang diikuti oleh anaknya. Contohnya saja
facebook, dengan membuat akun facebook, orangtua akan tahu apa status
anaknya, dengan siapa ia berteman dan bagaimana komen-komennya bersama
teman-teman facebook. Contoh lainnya adalah instagram, buatlah akun tersebut
guna mengetahui bagaimana cara ia berfoto, dengan siapa saja ia berfoto, dimana
ia mengambil foto, apakah foto tersebut layak untuk dipublikasikan.
Apabila
orangtua mempunyai akun sosial media, secara tidak langsung, mampu mengawasi
anak degan cara mengeceknya setiap sehari sekali ataupun dua hari sekali.
Pengawasan tersebut guna mencegah hal-hal negatif yang terjadi pada anak. Jika
anak tersebut memasang atau mengunggah foto atau video yang tidak senonoh, maka
kita sebagai orangtua wajib memberi saran ataupun nasihat baik kepada anaknya.
DAFTAR RUJUKAN
Lestari, S.
2012. Psikologi Keluarga. Jakarta: Prenadamedia Group
Nadhiroh,
R. 2016. Lagi! Foto Siswi Berjibab sedang Merokok Viral di Facebook, Bikin
Netizen Geram, (Online), (http://solo.tribunnews.com/2016/05/17/lagi-foto-siswi-berjilbab-sedang-merokok-viral-di-facebook-bikin-netizen-geram), diakses 14 Oktober 2106.
Priyatna,
A. 2012. Parenting di Dunia Digital. Jakarta: PT Elex Media Komputindo
Qaimi, A.
1995. Mengajarkan Keberanian & Kejujuran pada Anak. Terjemahan
Muamar. 2003. Bogor: Cahaya
Yager, J.
2002. Mengatasi Teman Berbahaya & Mengembangkan Persahabatan yang Menguntungkan,
Terjemahan Achyar. 2006. Jakarta: PT TransMedia
BIODATA PENULIS
Berwirausaha adalah
kegemarannya. Dimana dengan berwirausaha itulah dia mengerti bagaimana sulitnya
mencari nafkah di zaman modern seperti ini dan dia akan mengerti bagaimana mengatur
uang dengan baik pada saat sudah berkeluarga kelak.
Dia
terlahir di tanah Madura, yaitu Pamekasan pada tanggal 6 Juni 1996. Di Madura
dia hanya singgah beberapa tahun dan kemudian dia menetap di Kota Magetan
hingga saat ini, kemudian dia melanjutkan studi di Malang. Di Malang, tepatnya
di Universitas Negeri Malang dan dia mengambil jurusan Pendidikan Luar Sekolah.
Namanya adalah Yunita Chomisyiya
Firdausi, dia biasa dipanggil Yunita
No comments:
Post a Comment