BAB
1
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Secara terminologi maupun epistimologi, Istilah andragogi
berbeda dengan paedagogi. Andragogi berasal dari bahasa Yunani andr artinya orang dewasa dan agogo
artinya memimpin atau membimbing. Maka dengan demikian andragogi dirumuskan
sebagai ilmu dan seni dalam membantu orang dewasa belajar ( Zainuddin, 1986:
2). Istilah pendidikan orang dewasa berarti keseluruhan proses yang
diorganisasikan, apapun isi, tingkatan dan metodenya, baik formal maupun tidak,
yang melanjutkan maupun menggantikan pendidikan semula di sekolah, kolese atau
universitas serta latihan kerja, yang membuat orang yang dianggap dewasa oleh
masyarakat mengembangkan kemampuannya, memperkaya pengetahuannya, meningkatkan
kualifikasi atau profesionalitasnya dan mengakibatkan perubahan pada sikap dan
perilakunya dalam persfektif rangkap perkembangan pribadi secara utuh dan
partisipasi dalam perkembangan sosial, ekonomi dan budaya yang seimbang dan
bebas ( Lunandi, 1987: 1).
Pendidikan orang dewasa telah sejak lama menjadi kepedulian umat
manusia, dan telah diketahui pula bahwa sampai sekarang sedikit sekali
pemikiran, penelitian, dan tulisan tentang bagaimana orang dewasa belajar.
Orang dewasa sebagai peserta didik betul-betul telah diabaikan.Walaupun sudah
lama kita mengenal bahwa guru-guru Cina, Yunani dan Romawi mengajar orang
dewasa, berfilsafat tentang tujuan pendidikan orang dewasa dan menemukan
teknik-teknik mengajar orang dewasa seperti metode kasus dan dialog model Socrates,
sedikit proses bagaimana orang dewasa belajar. Mereka beranggapan atau
berasumsi bahwa orang dewasa belajar betul-betul sama caranya dengan anak-anak
belajar atau mereka belajar dengan cara yang sama dengan anak-anak. Pendidikan
orang dewasa sebagai proses usaha dalam memperbaiki dari mereka dengan cara
meningkatkan keterampilan atau pengetahuan mereka, mengembangkan kecakapan mengamati atau
apresiasi atau mengubah sikap mereka atau proses para individu atau lembaga
berusaha mengubah pria dan wanita dalam cara berfikir, mengubah cara kita
berperilaku atau menambah informasi atau
pengetahuan. Pendidikan ini berlangsung di berbagai tempat, bahkan tidak dapat
ditunjuk di mana bangunan tempat berlangsungnya pendidikan tersebut.
Dengan demikian hal itu dapat berdampak positif
terhadap keberhasilan pembelajaran orang dewasa yang tampak pada adanya
perubahan perilaku ke arah pemenuhan pencapaian kemampuan/keterampilan yang
memadai. Di sini, setiap individu yang berhadapan dengan individu lain akan
dapat belajar bersama dengan penuh keyakinan. Perubahan perilaku dalam hal
kerjasama dalam berbagai kegiatan, merupakan hasil dari adanya perubahan
setelah adanya proses belajar, yakni proses perubahan sikap yang tadinya tidak
percaya diri menjadi perubahan kepercayaan diri secara penuh dengan menambah
pengetahuan atau keterampilannya. Perubahan perilaku terjadi karena adanya
perubahan (penambahan) pengetahuan atau keterampilan serta adanya perubahan
sikap mental yang sangat jelas, dalam hal pendidikan orang dewasa tidak cukup
hanya dengan memberi tambahan pengetahuan, tetapi harus dibekali juga dengan
rasa percaya yang kuat dalam pribadinya. Pertambahan pengetahuan saja tanpa
kepercayaan diri yang kuat, niscaya mampu melahirkan perubahan ke arah positif
berupa adanya pembaharuan baik fisik maupun mental secara nyata, menyeluruh dan
berkesinambungan. Perubahan perilaku bagi orang dewasa terjadi melalui adanya
proses pendidikan yang berkaitan dengan perkembangan dirinya sebagai individu,
dan dalam hal ini, sangat memungkinkan adanya partisipasi dalam kehidupan
sosial untuk meningkatkan kesejahteraan diri sendiri, maupun kesejahteraan bagi
orang lain, disebabkan produktivitas yang lebih meningkat. Bagi orang dewasa
pemenuhan kebutuhannya sangat mendasar, sehingga setelah kebutuhan itu
terpenuhi ia dapat beralih ke arah usaha pemenuhan kebutuhan lain yang lebih
masih diperlukannya sebagai penyempurnaan hidupnya.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana proses andragogi di Himpunan Mahasiswa Jurusan Bimbingan
Konseling Universitas Negeri Malang?
C. Tujuan
Untuk mengetahui proses andragogi di Himpunan Mahasiswa Jurusan
Bimbingan Konseling Universitas Negeri Malang.
BAB
II
PEMBAHASAN
1.
Profil Organisasi
Himpunan Mahasiswa Jurusan Bimbingan dan Konseling Universitas Negeri Malang 2016
Visi
:
Menciptakan
lingkungan mahasiswa BK yang menunjang perkembangan IPTEK dan Pribadi-Sosial.
Misi
:
1.
Mengkonstruk
rasa kekuluargaan antar mahasiswa BK dalam partisipasi aktif mahasiswa BK.
2.
Melatih
ketrampilan mahasiswa BK dalam memamahmi aspek kehidupan sosial budaya dalam
masayarakat.
3.
Mengembangkan
etos kerja organisasi yang profesional dan proporsional.
Garis
Besar Organisasi Himpunan Mahasiswa Jurusan Bimbingan dan Konseling Universitas
Negeri Malang
1.
Deskripsi
Organisasi
Himpunan Mahasiswa Jurususan
Bimbingan dan Konseling UM adalah Organisasi Pemerintahan Mahasiswa ( OPM )
dibawah naungan Universitas Negeri Malang, tepatnya Jurusan Bimbingan dan
Konseling. Organisasi ini bernama Himpunan Mahasiswa Jurususan Bimbingan dan
Konseling yang selanjutnya disingkat HMJ BK.
2.
Kedudukan
HMJ BK Universitas Negeri Malang berkedudukan di Jurusan Bimbingan dan
Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Malang.
3.
Letak
HMJ BK Universitas Negeri
Malang mempunyai sekretariat di Gedung D1.111
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang.
4.
Status
HMJ BK Universitas Negeri Malang berstatus organisasi pemerintahan mahasiswa
yang berorientasi kepada perkembangan Bimbingan dan Konseling di Indonesia.
5.
Fungsi
a.
HMJ BK Universitas Negeri Malang berfungsi sebagai wadah aspirasi dan
aktualisasi mahasiswa Bimbingan dan Konseling
Universitas Negeri Malang.
b.
HMJ BK Universitas Negeri Malang berfungsi sebagai forum silaturahim antar
mahasiwa Bimbingan dan Konseling Universitas Negeri Malang khususnya dan
mahasiswa Bimbingan dan Konseling se Indonesia pada umumnya.
6.
Tujuan
a.
Mewujudkan
komunikasi dan koordinasi antar mahasiswa Bimbingan dan Konseling Universitas
Negeri Malang khusunya dan mahasiswa Bimbingan dan Konseling se Indonesia pada umumnya.
b.
Menumbuhkan
eksistensi mahaiswa bimbingan dan konseling universitas negeri malanag sebagai
organisasi yang aspiratif, dinamis, dan proaktif.
c.
Meningkatkan
peran mahasiswa bimbingan dan konseling universitas negeri malang dalam upaya
mengembangkan kreatifitas bakat dan minat mahasiwa bimbingan dan konseling.
d.
Mengembangkan
etos kerja organisasi kemahasiswaan yang profesional dan proporsional.
7.
Keanggotaan
Keanggotaan HMJ BK Universitas Negeri Malang terdiri dari anggota biasa dan anggota luar biasa
:
a.
Anggota biasa
adalah seluruh mahasiswa bimbingan dan konseling ( S1 ) yang terdaftar sebagai
mahasiswa aktif di universitas negeri malang.
b.
Anggota luar
biasa adalah anggota yang menjadi pengurus dalam HMJ BK Universitas Negeri Malang.
8.
Struktur Organisasi
HMJ BK Universitas Negeri Malang mempunyai struktur organisasi yang terdiri
dari:
a.
Ketua
b.
Wakil ketua
c.
Sekretaris
d.
Bendahara
e.
Kepala divisi
beserta anggota dibagi dalam 5 divisi
yaitu,
1.
Divisi
Pengembangan Keilmuan Beserta Profesi ( BANKEPRO )
2.
Divisi Bakat
Besrta Minat ( BBM )
3.
Divisi
Kesejahteraan Dalam Rumah Tangga ( KDRT )
4.
Divisi
Jurnalistik Informasi dan Networking (
JOUNIN )
5.
Divisi
Pengabdian Masyarakat dan Sosial ( PMS )
9.
Periode
Kepengurusan
Satu Periode HMJ BK Universitas Negeri Malang berlangsung selama 1 tahun.
10.
Atribut
HMJ BK Universitas Negeri
Malang memiliki atribut berupa :
a.
Logo, berupa
lingkaran putus berwarna merah dan dilamnya terdapat warna putih dan 4 garis
yang memancar keluar lingkaran berwarna biru, kuning, oranye, hijau.
Esensi :
1.
Lingkaran,
selalu beriringan layaknya keluarga.
2.
Lingkaran
putus-putus, terbuka dengan informasi dan perkembangan dari luar.
3.
Warna merah,
keberanian HMJ BK UM serta nyali yang kuat.
4.
Warna putih,
menciptakan organsasi yang bersih.
5.
Warna biru, kuning,
oranye, hijau, merupakan 4 bidang dalam BK yakni pribadi, sosial, karir, dan
belajar.
b.
Maskot , berupa
topeng panji
Esensi :
Melambangkan kepahlawanan dalam implementasi saat ini diharapkan
konselor menjadi pahlawan atau panutan bagi konseli. Sehingga konseli dapat
berpandangan yang lebih baik.
c.
Jargon, mahasiswa BK “SANGAR” ( SAmbada,
NGauditama, MAkarya )
Esensi :
1.
Sambada,
berkecukupan dalam segala hal.
2.
Ngauditama,
menjadi yang utama.
3.
Makarya,
bekerja keras dan dapat berfikir cerdas.
11.
Tugas pokok divisi
a.
Divisi
Pengembangan Keilmuan Beserta Profesi ( BANKEPRO )
Divisi BANKEPRO bertugas sebagai
penyelenggara aktivitas yang berkaitan dengan keilmuan. Kegiatan kajian ilmiah
ini lebih berkaitan dengan ilmu humaniora serta lebih khusus lagi kajian yang berkaitan
dengan studi keilmuan bimbingan dan
konseling. Yaitu dengan melakukan kegiatan diskusi, seminar atau kegiatan
ilmiah lain terkait penyikapan isu kontemporer yang sedang terjadi baik dalam
lingkup lokal maupun nasional. Divisi ini juga membuat kegiatan yang
sifatnya ilmiah bagi mahasiswa bimbingan
dan konseling untuk meningkatkan daya kritis mahasiswa di bidang akademik.
Adapun tugas dari divisi BANKEPRO diantaranya:
1.
Menyelenggarakan
forum ilmiah dengan mahasiswa bimbingan dan konseling.
2.
Menyelenggarakan
kegiatan yang mendukung perkembangan kompetensi mahasiswa bimbingan dan
konseling.
3.
Menyelenggarakan
dan mengkoordinasi kegiatan keilmuan di
bimbingan dan konseling.
b.
Divisi Bakat
Beserta Minat (BBM)
Divisi BBM mempunyai peran sebagai penyelenggara aktifitas
kemahasiswaan dalam bidang bakat beserta minat (olahraga, kesenian dan
kerohanian). Adapun tugas dari divisi BBM diantaranya:
1.
Menyelenggarakan
kegiatan dibidang olahraga, seni dan kerohanian.
2.
Mengembangkan
dan menyalurkan bakat beserta minat mahasiswa bimbingna dan konseling dalam
bidang olahraga, kesenian dan kerohanian.
3.
Berkordinasi
dengan organisasi yang bergerak dalam bidang olahraga, kesenian dan kerohanian.
c.
Divisi
Jurnalistik, Informasi dan Networking (JOUNIN)
Aadapun tugas divisi JOUNIN diantaranya:
1.
Menyelenggarakan
kegiatan yang isinya melatih jurnalistik keterampilan jurnalistik mahasiswa
bimbingan dan konseling.
2.
Membangun dan
mengkoordinasi hubungan dengan jurusan dan alumni mahasiswa bimbingan dan
konseling.
3.
Menyelenggarakan
kegiatan yang mendukung program kerjaseluruh divisi didalam HMJ BK.
d.
Divisi
Kesejahteraan dalam Rumah Tangga (KDRT)
Adapun tugas divisi KDRT diantaranya:
1.
Menyelenggarakan
kegiatan yang bersifat kekeluargaan dan mempersatukan seluruh mahasiswa
bimbingan dan onseling dengan jajaran dosen.
2.
Menciptakan
lingkungan mahasiswa bimbingan dan konseling yang mencerminkan kekeluargaan
3.
Menyediakan
fasilitas (sarana dan prasarana yang ada di sekretariat HMJ BK)
e.
Divisi
Pengabdian Masyarakat dan Sosial (PMS)
Adapun tugas divisi PMS diantaranya:
1.
Menyelenggarakan
kegiatan yang menjadikan mahasiswa bimbingan dan konseling mempunyai rasa peka
terhadap lingkungan masyarakat.
12.
Alasan memilih
observasi di HMJ BK Universitas Negeri Malang
Alasan kelompok kami melakukan
observasi di HMJ Bimbingan dan Konseling Universitas Negeri Malang karena kami
ingin mengetahui bagaimana interaksi pola komunikasi di organisasi mahasiswa
Unversitas Negeri Malang, khususnya di Fakultas Ilmu Pendidikan. Himpunan Mahasiswa Jurusan Bimbingan dan
Konseling adalah salah satu organisasi mahasiswa yang ada di Fakultas Ilmu
Pendidikan di universitas Negeri Malang yang dalam waktu dekat ini akan
melaksanakan program kerjanya. Proses untuk menyukseskan acara program
kerjanya, tentu membutuhkan koordinasi dari semua anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan Bimbingan dan
Konseling yang akan tertuang dalam sebuah rapat. Disini kelompok kami melihat
peluang untuk menganalisis proses andragogi dalam rapat Himpunan Mahasiswa
Jurusan Bimbingan dan Konseling.
2. Analisis
Andradogi di Himpunan Mahasiswa Jurusan Bimbingan dan Konseling Universitas
Negeri Malang 2016
Pendidikan dewasa adalah suatu proses yang menumbuhkan keinginan untuk bertanya
dan belajar secara berkelanjutan sepanjang hidup. Bagi orang dewasa belajar
berhubungan dengan bagaimana mengarahkan diri sendiri untuk bertanya dan
mencari jawabannya. Pendidikan orang dewasa harus terorganisir dan berorientasi
pada pengembangan dan perubahan kognitif, afektif dan psikomotor serta
berpartisipasi aktif dalam pengembangan EKOSOSBUD. Orang dewasa sendiri dapat didefenisikan dalam tiga aspek
yaitu :
a. Biologis → seseorang dikatakan dewasa apabila telah
mampu melakukan reproduksi.
b. Psikologis
→ seseorang dikatakan dewasa apabila telah memiliki tanggung jawab terhadap
kehidupan dan keputusan yang diambil.
c. Sosiologis → seseorang dikatakan dewasa
apabila telah mampu melakukan peran- peran sosial yang biasanya dibebankan
kepadanya.
Pendidikan Orang Dewasa adalah suatu proses dimana
orang-orang yang sudah memiliki peran sosial sebagai orang dewasa melakukan
aktivitas belajar yang sistematik dan berkelanjutan dengan tujuan untuk membuat
perubahan dalam pengetahuan, sikap, nilai-nilai, dan keterampilan. Selain itu,
sifat belajar bagi orang dewasa adalah bersifat subjektif dan unik, maka
terlepas dari benar atau salahnya, segala pendapat, perasaan, pikiran, gagasan,
teori, sistem nilainya perlu dihargai. Dalam Himpunan Mahasiswa Jurusan
Bimbingan dan Konseling juga diterapkan
dalam proses andragoginya yaitu ketika rapat berlangsung terjalin komunikasi yang baik yang artinya
disini pengemukaan pendapat dari para anggota sangat dibutuhkan. Hubungan
antara Senior dan Junior tidak ada rasa diskriminasi, sehingga tercipta suasana
yang baik. Dengan terciptanya suasana yang baik, mereka akan dapat mengemukakan
isi hati dan isi pikirannya tanpa rasa takut dan cemas, walaupun mereka saling
berbeda pendapat. Mahasiswa Himpunan Mahasiswa Jurusan Bimbingan Konseling memiliki
perasaan bahwa dalam suasana atau situasi belajar yang bagaimanapun, mereka
boleh berbeda pendapat dan boleh berbuat salah tanpa dirinya terancam oleh
sesuatu sanksi (dipermalukan, pemecatan, cemoohan, dll).
Keterbukaan seorang ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan
Bimbingan Konseling sangat membantu bagi
kemajuan mahasiswa dalam mengembangkan potensi pribadinya di dalam organisasi.
Sifat keterbukaan untuk mengungkapkan diri, dan terbuka untuk mendengarkan
gagasan, akan berdampak baik bagi kesehatan psikologis, dan psikis para
anggotanya. Di samping itu, harus dihindari segala bentuk akibat yang membuat
anggotanya mendapat ejekan, hinaan, atau dipermalukan. Jalan terbaik hanyalah
diciptakannya suasana keterbukaan dalam segala hal, sehingga berbagai
alternatif kebebasan mengemukakan ide/gagasan dapat diciptakan.
Dalam hal lainnya, tidak dapat dinafikkan bahwa orang
dewasa belajar secara khas dan unik. Faktor tingkat kecerdasan, kepercayaan
diri, dan perasaan yang terkendali harus diakui sebagai hak pribadi yang khas
sehingga keputusan yang diambil tidak harus selalu sama dengan pribadi orang
lain. Kebersamaan dalam kelompok tidak selalu harus sama dalam pribadi, sebab
akan sangat membosankan kalau saja suasana yang seakan hanya mengakui satu
kebenaran tanpa adanya kritik yang memperlihatkan perbedaan tersebut. Oleh
sebab itu, latar belakang pendidikan, latar belakang kebudayaan, dan pengalaman
masa lampau masing-masing individu dapat memberi warna yang berbeda pada setiap
keputusan yang diambil.
Pada akhirnya, orang dewasa ingin tahu apa arti dirinya
dalam organisasi itu. Bagi orang dewasa ada kecenderungan ingin mengetahui
kekuatan dan kelemahan dirinya. Dengan demikian, diperlukan adanya evaluasi
bersama oleh seluruh anggota kelompok dirasakannya berharga untuk bahan
renungan, di mana renungan itu dapat mengevaluasi dirinya dari orang lain yang
persepsinya bisa saja memiliki perbedaan.
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
Di Himpunan Mahasiswa Jurusan Bimbingan dan Konseling terjadi
proses andragogi yang diterapkan ketika rapat dilaksanakan sifat belajar bagi orang dewasa adalah bersifat subjektif
dan unik, maka terlepas dari benar atau salahnya, segala pendapat, perasaan,
pikiran, gagasan, teori, sistem nilainya perlu dihargai. Terjalinnya komunikasi yang baik yang
artinya disini pengemukaan pendapat dari para anggota sangat dibutuhkan.
Hubungan antara Senior dan Junior tidak ada rasa diskriminasi, sehingga
tercipta suasana yang baik. Dengan terciptanya suasana yang baik, mereka akan
dapat mengemukakan isi hati dan isi pikirannya tanpa rasa takut dan cemas,
walaupun mereka saling berbeda pendapat. Mahasiswa Himpunan Mahasiswa Jurusan
Bimbingan Konseling memiliki perasaan bahwa dalam suasana atau situasi belajar
yang bagaimanapun, mereka boleh berbeda pendapat dan boleh berbuat salah tanpa
dirinya terancam oleh sesuatu sanksi.
Daftar
Pustaka
Arif, Zainuddin. 1986. Andragogi. Bandung: Angkasa.
Lunandi, A.G. 1987. Pendidikan Orang Dewasa. Jakarta:
Gramedia.
No comments:
Post a Comment