Sahabat pena mahasiswa Pendidikan Luar Sekolah

BELAJAR DAN PEMBELAJARAN: METODE PEMBELAJARAN ANAK USIA DINI


Puzzle: Metode dan Manfaatnya Bagi Pembelajaran Anak Usia Dini




Pendidikan anak usia dini adalah pondasi dasar bagi perkembangan anak. Anak yang  dibimbing, dibinaan dan dirangsang kecerdasannya sejak dini berdampak pada faktor kesehatan, perkembangan fisik dan mentalnya. Dampak pada kesiapan belajar pada akhirnya anak lebih mampu untuk mandiri dan mengoptimalkan potensi yang sudah dimilikinya. Anak memiliki karakter yang khas dan unik baik secara fisik maupun mental. Oleh karena itu metode pembelajaran yang diterapkan harus sesuai dengan kekhasan anak yaitu dengan strategi bermain sambil belajar atau belajar seraya bermain. Dunia anak adalah dunia bermain. Bermain merupakan sarana untuk menggali pengalaman belajar yang sangat berguna untuk anak usia dini. Bermain dari segi pendidikan adalah kegiatan permainan menggunakan alat permainan mendidik yang bisa merangsang perkembangan aspek kognitif, emosi, sosial, dan fisik yang dimiliki anak. Dari sudut pandang pendidikan, permainan puzzle adalah salah satu mainan edukatif untuk anak. Banyak manfaat yang diperoleh anak ketika bermain bermain puzzle baik dari aspek kognitif, motorik halus, bahasa, maupun aspek sosial emosional.
Kata Kunci: Anak usia dini, permainan edukatif, metode, pembelajaran, manfaat


PENDAHULUAN
            Metode pembelajaran adalah cara-cara atau teknik penyajian bahan pelajaran yang akan digunakan oleh guru pada saat menyajikan bahan pelajaran, baik secara individual atau secara kelompok. Tercapainya tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan, seseorang guru harus mengetahui berbagai metode. Seorang guru memiliki pengetahuan mengenai sifat berbagai metode, agar lebih mudah menetapkan metode yang paling sesuai dengan situasi dan kondisi. Penggunaan metode mengajar sangat bergantung pada tujuan pembelajaran. Syarat-syarat yang harus diperhatikan oleh seorang guru dalam penggunaan metode pembelajaran adalah sebagai berikut: harus dapat membangkitkan motif, minat, atau gairah belajar siswa, dapat merangsang keinginan siswa untuk belajar lebih lanjut, harus dapat memberikan kesempatan bagi siswa untuk mewujudkan hasil karya, harus dapat menjamin perkembangan kegiatan kepribadian siswa, harus dapat mendidik murid dalam teknik belajar sendiri dan cara memperoleh pengetahuan melalui usaha pribadi, harus dapat menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai dan sikap siswa dalam kehidupan sehari-hari (Ahmad Sabri, 2005: 53-52)
 Dunia bermain adalah dunia yang menyenangkan yang dapat memberikan penyegaran pikiran dari berbagai aktifitas yang menjenuhkan. Bagi anak-anak, bermain memiliki peranan yang sangat penting untuk melatih fisik dan perkembangan anak kelak. Setiap diri manusia, baik anak-anak maupun orang dewasa terdapat hasrat untuk bermain. Seperti halnya kebutuhan bersosialisasi dan berkelompok, bermain merupakan hasrat yang mendasar pada diri manusia. Anak-anak ingin bermain karena saat itulah mereka mendapatkan berbagai pengalaman lewat bermain melalui eksplorasi alam di sekitarnya. Dari kegiatan tersebut, mereka dapat mengenal alam dan teman sepermainan dalam suasana yang menyenangkan. Sementara orang dewasa membutuhkan permainan sebagai sarana relaksasi dan menghibur diri (Suhendi, 2001:8). Permainan dibutuhkan oleh anak-anak sebagai media pembelajaran karena otak anak senang pada sesuatu yang baru dan hal-hal baru yang menantang dan menarik. Ketika anak melakukan permainan, terdapat rangsangan otak sensori multimedia yang menyebabkan panca indra anak aktif terlibat sehingga kemungkinan anak untuk banyak belajar lebih besar (Sudono, 2006: 20). Jadi disini kelompok kami akan  membahas tentang apa saja manfaat puzzle sebagai permainan edukatif  bagi anak usia dini dan diharapkan nantinya bertujuan untuk mengetahui manfaat puzzle sebagai permainan edukatif  bagi anak usia dini.


PEMBAHASAN

Pembelajaran bukan sekedar transfer ilmu, namun untuk peningkatan kemampuan peserta didik. Pembelajaran yang baik adalah untuk peningkatan kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Upaya ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain faktor internal, misalnya: kesehatan peserta didik, intelegensi, sikap, bakat, minat dan motivasi; faktor eksternal, misalnya: lingkungan keluarga, sekolah, dan keadaan cuaca, faktor pendekatan belajar (strategi, metode, dan  media pembelajaran). Jadi tinggi rendahnya hasil belajar peserta didik, tidak hanya dipengaruhi oleh tingkat intelegensi peserta didik, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor lain diantaranya karena pendekatan, metode atau juga media pembelajaran yang digunakan. Karena pada dasarnya pembelajaran adalah suatu proses membelajarkan, dalam arti peserta didik adalah pembelajar, pelaku atau subjek pembelajaran. Dalam kegiatan ini akan mengakibatkan peserta didik mempelajari mata pelajaran atau sesuatu dengan cara yang lebih efektif dan efisien untuk menunjang keberhasilannya. Permainan edukatif adalah semua bentuk permainan yang dirancang untuk memberikan pengalaman pendidikan atau pengalaman belajar kepada para pemainnya. Dalam pembelajaran menggunakan permainan puzzle, memberikan manfaat anak usia dini untuk berfikir secara nyaman melalui permainan untuk menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan hal yang masih dipelajari.
Manfaat puzzle sebagai permainan edukatif  bagi anak usia dini diantaranya, sebagai berikut ( Badiatul, 2009): StimulasiMental, puzzle adalah sumber stimulasi mental bagi anak-anak, meskipun permainan puzzle telah dimainkan secara berulang-ulang. Ketika seorang anak memainkan permainan puzzle, dia harus memikirkan strategi terbaik untuk mencocokan potongan-potongan puzzle tersebut seperti memasang potongan tersebut pada tepi pertama dan mengisi ruang kosong yang berada ditengah sehingga terbentuklah gambar puzzle yang utuh. Mereka juga ditantang dari bagian pertama sampai dengan terakhir untuk mencoba menemukan potongan khusus dengan menghubungkan bagian atas sehingga menyerupai gambar seutuhnya; Melatih Koordinasi Antara Mata dengan Tangan, permainan puzzle merupakan cara yang bagus untuk mengembangkan koordinasi antara mata dengan tangan anak. Mengembangkan koordinasi antara mata dan tangan merupakan sesuatu yang penting bagi perkembangan anak nantinya. Anak-anak kecil  pertama harus menggunakan potongan puzzle yang besar dan mencobanya dengan lebih giat untuk menyesuaikannya supaya tercipta keseluruhan gambar yang lengkap. Kemudian bila sudah mahir menggunakan potongan puzzle yang besar dan mampu mengembangkan koordinasi yang diperlukan untuk terampil dalam menyusun puzzle, maka anak-anak tersebut akan dicoba diberi permainan puzzle dengan potongan-potongan kecil; Keterampilan Pemecahan Masalah dan Penalaran, menyusun permainan puzzle juga menuntut pemecahan masalah dan keterampilan penalaran. Anak-anak selalu dihadapkan dengan masalah-masalah kecil yang harus diselesaikan dalam rangka untuk menyelesaikan puzzle supaya berhasil. Misalnya, ketika tersisa beberapa potongan terakhir yang memiliki bentuk dan warna hampir sama maka anak harus menentukan mana yang cocok dan ini biasanya dilakukan dengan proses eliminasi, mencobanya satu persatu bagian di setiap lubang sampai terpasang dengan benar. Dengan waktu, anak-anak mampu memecahkan masalah-masalah kecil ini jauh lebih cepat; Melatih Daya Kreatifitas, banyak anak yang terpicu daya kreatifnya hanya dengan bermain puzzle. Mereka menikmati melihat gambar pada kotak dan menyelesaikannya. Mungkin mereka dapat diarahkan juga untuk menggambar, melukis, dan gambar warna yang mirip di alam. Saat mengembangkan semua keterampilan di atas, puzzle sering membuka pintu untuk kreativitas juga; Melatih konsentrasi; Melatih logika, Membantu melatih logika anak. Misalnya puzzle bergambar burung. Anak dilatih menyimpulkan di letak sayap, kaki, dan paruh burung sesuai logika; Memperkuat daya ingat; Mengenalkan anak pada konsep hubungan, dengan memilih gambar/bentuk, dapat melatih berfikir matematis (menggunakan otak kiri); Perkembangan aspek kognitif, anak memikirkan susunan yang mana yang akan di cocokan dari puzzle tersebut; Meningkatkan Keterampilan Motorik Halus, Keterampilan motorik halus (fine motor skill) berkaitan dengan kemampuan anak  menggunakan otot-otot kecilnya khususnya tangan dan jari-jari tangan. Dengan bermain puzzle tanpa disadari anak akan belajar secara aktif menggunakan jari-jari tangannya. Ketika memainkan puzzle supaya dapat tersusun membentuk gambar maka bagian-bagian puzzle harus disusun secara hati-hati. Cara anak-anak memegang bagian puzzle akan berbeda dengan caranya memegang boneka atau bola. Memegang dan meletakkan puzzle mungkin hanya menggunakan dua atau tiga jari, sedangkan memegang boneka atau bola dapat dilakukan dengan mengempit di ketiak (tanpa melibatkan jari tangan) atau menggunakan kelima jari dan telapak tangan sekaligus; Meningkatkan Keterampilan Sosial, keterampilan sosial berkaitan dengan kemampuan berinteraksi dengan orang lain. Puzzle dapat dimainkan secara perorangan, namun puzzle dapat pula dimainkan secara kelompok. Permainan yang dilakukan oleh anak-anak secara kelompok akan meningkatkan interaksi sosial anak. Dalam kelompok anak akan saling menghargai, saling membantu dan berdiskusi satu sama lain. Jika anak bermain puzzle di rumah orang tua dapat menemani anak untuk berdiskusi menyelesaikan puzzlenya, tetapi sebaiknya orang tua hanya memberikan arahan kepada anak dan tidak terlibat secara aktif membantu anak menyusun puzzle;  Perkembangan kemampuan berbahasa, anak dapat menyebutkan gambar/bentuk yang terbentuk dari susunan puzzle tersebut; Perkembangan aspek sosial emosional, anak bisa bekerjasama dengan temannya dalam menyusun puzzle dan bias melatih     kesabaran anak, ketekunan dan ketelitian dalam menyusun puzzle tersebut.
                                                                          
SIMPULAN
Puzzle merupakan salah satu media permainan edukatif. Selain itu banyak manfaat yang di peroleh anak usia dini ketika bermain puzzle baik aspek aspek kognitif, motorik halus, bahasa, maupun aspek sosial emosional. Seperti halnya melatih stimulasi mental, melatih koordinasi antara mata dengan tangan, keterampilan pemecahan masalah dan penalaran, melatih daya kreatifitas, melatih konsentrasi, melatih logika, memperkuat daya ingat, mengenalkan anak pada konsep hubungan dengan memilih gambar atau bentuk, dapat melatih berfikir matematis (menggunakan otak kiri), meningkatkan ketrampilan motorik halus, meningkatkan ketrampilan sosial.

 DAFTAR PUSTAKA
Suhendi. 2001. Mainan dan Permainan. Jakarta: PT.Gramedia.
Isjoni. 2011. Model Pembelajaran Anak Usia Dini. Bandung: Alfabeta
Kustiawan, Usep. 2013. Sumber dan Media Pembelajaran Anak Usia Dini. Malang: Universitas Negeri Malang
Muchlisin Asti, Badiatul. 2009. Fun Games for Kids: 100 Jenis Permainan Kreatif dan Edukatif Untuk Anak (PAUD). Jogjakarta: Diva Press
Sudono, Anggani. 2004. Sumber Belajar dan Alat Permainan untuk Anak Usia Dini. Jakarta: Grasindo
Sabri, Ahmad. 2005. Strategi Belajar Mengajar Micro Teaching. Jakarta : Quantum teaching 
Share:

No comments:

Postingan Populer

Labels

Halaman Diunggulkan

LULUSAN PLS PENGANGGURAN? MITOS ATAU FAKTA

LULUSAN PLS PENGANGGURAN? MITOS ATAU FAKTA Tingginya tingkat pengangguran yang dialami oleh para lulusan perguruan tinggi me...