Sahabat pena mahasiswa Pendidikan Luar Sekolah

MISTERI SURAT YUSUF

MISTERI
SURAT YUSUF

Untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah Pendidikan Agama Islam
Dosen pengampu: Yusuf Hanafi

Oleh,
Ridwan Pratama Nur Hakiki   (140141605916)


PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
Desember 2014



KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Segala puji bagi Allah SWT, berkat rahmat, taufik, hidayah serta karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan ringkasan buku yang berjudul “Misteri Surat Yusuf” oleh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’dy. Di mana penulis mencoba menerangkan serta menguraikan point-point dalam pembahasan ini secara sekilas sesuai dengan kemampuan yang penulis miliki.
Penulis berharap dengan adanya ringkasan buku ini, semoga bermanfaat bagi diri penulis pribadi dan bagi pembaca yang berkepentingan.
Akhirnya penulis mengucapkan banyak terima kasih dan mohon maaf jika kiranya dalam ringkasan buku tersebut terdapat kesalahan, maksud, dan penulisan. Penulis menyadari ringkasan tersebut jauh dari sempurna dan penulis menerima kritik dan saran dari pembaca sekalian.

Malang, 8 Desember 2014


Penulis





PENDAHULUAN

Kisah yang telah diceritakan Allah dengan panjang lebar dalam kitab-Nya. Dimana ia berfirman,
 “Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal.” (Yusuf: 111)

Maksud ibrah pada ayat ini adalah segala sesuatu yang bisa diambil pelajaran. Di dalamnya terdapat makna dan hukum yang bermanfaa, arahan kebaikan dan memberi peringatan dari kehancuran. Itulah inti dari kisah para nabi yang telah dipaparkan dengan jelas dalam kitab-Nya.
Kisah Nabi Yusuf ini telah dikhususkan oleh Allah di dalam firman-Nya. Ia berkata,

 “Sesungguhnya ada beberapa tanda-tanda kekuasaan Allah pada (kisah) Yusuf dan saudara-saudaranya bagi orang-orang yang bertanya.” (Yusuf: 7)

Dalam kisah tersebut termuat beragam tanda dan pengajaran bagi orang yang mau bertanya serta menginginkan hidayah dan petunjuk-Nya. Terdapat pula sebuah hikmah yang sangat berharga berupa pergantian (perpindahan) dari satu kondisi pada kondisi yang lain. Dari satu ujian ke ujian yang lainnya. Dari kerendahan dan kelemahan berubah menjadi kemulliaan dan kekuasaan. Dari perpecahan dan kekacauan, beralih kepada persatuan dan teraihnya tujuan. Sebuah kisah tentang terjadinya perubahan kondisi penuh kesedihan dan kesusahan,kemudian hilang dan berubah menjadi sebuah kebahagiaan dan suka cita. Sebuah kesuburan berubah menjadi kemarau berkepanjangan, dan kembali kepada kesuburan setelah berlalu kegersangan. Pelajaran penting tentang berlalunya masa-masa sempit menuju keadaan lapang. Serta masih banyak lagi pelajaran yang yang bisa kita petik dalam kisah yang agung ini. Mahasuci Alllah yang telah mengisahkan, menerangkan serta menjelaskan kisah tersebut pada hamba-hamba-Nya.

PASAL PERTAMA
Dua pemuda yang menjadi teman Nabi Yusuf dalam penjara bermimpi, salah satunya berkata,
"Sesungguhnya aku bermimpi, bahwa aku memeras anggur". Dan yang lainnya berkata: "Sesungguhnya aku bermimpi, bahwa aku membawa roti di atas kepalaku, sebagiannya dimakan burung.” (Yusuf: 36)

Keduanya meminta Nabi Yusuf untuk menafsirkan mimpi tersebut. Pemuda yang meminum khamr dikatakan oleh Yusuf akan keluar dari penjara dan menempati kedudukannya kembali serta berkhidmat kepada tuannya. Sang pemuda memeras khamr untuk disuguhkan kepada tuaanya. Sedangkan pemuda lainnya ditafsirkan yusuf akan dibunuh dan disalib sampai burung-burung memakan sebagian kepalanya.
Beliau mendakwahi kedua pemuda tersebut kepada Allah dengan dua perkara:
Pertama, dengan keadaan diri dan karakter indah beliau ynag menyampaikannya pada keadaan mulia ini. Nabi Yusuf berkata,


“Yusuf berkata: "Tidak disampaikan kepada kamu berdua makanan yang akan diberikan kepadamu melainkan aku telah dapat menerangkan jenis makanan itu, sebelum makanan itu sampai kepadamu. Yang demikian itu adalah sebagian dari apa yang diajarkan kepadaku oleh Tuhanku. Sesungguhnya aku telah meninggalkan agama orang-orang yang tidak beriman kepada Allah, sedang mereka ingkar kepada hari kemudian.. Dan aku pengikut agama bapak-bapakku yaitu Ibrahim, Ishak dan Ya'qub. Tiadalah patut bagi kami (para Nabi) mempersekutukan sesuatu apapun dengan Allah. Yang demikian itu adalah dari karunia Allah kepada kami dan kepada manusia (seluruhnya); tetapi kebanyakan manusia tidak mensyukuri (Nya).” (Yusuf: 37-38)

Kedua, mendakwahi keduanya kepada petunjuk yang hakiki sesuai fitrah. Nabi Yusuf berkata seperti dikisahkan Allah dalam firman-Nya,
“Hai kedua temanku dalam penjara, manakah yang baik, tuhan-tuhan yang bermacam-macam itu ataukah Allah Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa?. Kamu tidak menyembah yang selain Allah kecuali hanya (menyembah) nama-nama yang kamu dan nenek moyangmu membuat-buatnya. Allah tidak menurunkan suatu keteranganpun tentang nama-nama itu. Keputusan itu hanyalah kepunyaan Allah. Dia telah memerintahkan agar kamu tidak menyembah selain Dia. Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui". (Yusuf: 39-40)

PASAL KEDUA
Nabi Yusuf juga menafsirkan mimpi sang raja yang mengaku melihat tujuh ekor sapi gemuk betina dimakan oleh tujuh ekor sapi kurus betina dalam mimpinya. Ia juga melihat tujuh bulir gandum yang hijau digantikan tujuh bulir gandum yang kering dan kurus.
 "Yusuf, hai orang yang amat dipercaya, terangkanlah kepada kami tentang tujuh ekor sapi betina yang gemuk-gemuk yang dimakan oleh tujuh ekor sapi betina yang kurus-kurus dan tujuh bulir (gandum) yang hijau dan (tujuh) lainnya yang kering agar aku kembali kepada orang-orang itu, agar mereka mengetahuinya". (Yusuf: 46)

NabiYusuf pun menafsirkan mimpi sang raja bahkan memberikan saran berupa aktivitas dan manajemen kenegaraan yang baik. Nabi Yusuf mengatakan bahwa tujuh sapi betina gemuk dan tujuh bulir gandum hijau adalah tahun-tahun kelapangan dan kesuburan yang akan dialami oleh negara tersebut. Sedangkan, sapi betina kurus dan bulir kering adalah musim kemarau yang akan datang setelahnya.
Mengenai penafsiran tentang sapi-sapi dan bulir-bulir, dapat dilihat dari dua sisi:
Pertama, sapi adalah hewan yang biasa digunakan untuk mengolah tanah. Pertanian, tanaman-tanaman, serta yang terkait dengannya, mengikuti tahun kesuburan dan paceklik.
Kedua, sapi dari mawasyi yang gemuk dan kurus juga mengikuti tahun-tahun tersebut. Apabila tanah pertanian subur maka sapi pun akan menjadi gemuk. Sebaliknya apabila paceklik tiba maka sapi pun akan menjadi kurus. Demikian halnya dengan bulir gandum. Subur tanamannya sempurna dan tumbuh dengan banyaknya air di tahun yang subur dan akan menjadi kecil dan kering ketika terjadi musim paceklik.

PASAL KETIGA
Diantara faedah kisah ini adalah memberikan penjelasan kepada manusia agar berlaku adil terhadap anak-anaknya. Apabila orang tua lebih mencintai salah satu dari mereka, maka hendaknya dia berusaha menyembunyikannya semampu mungkin. Kemudian tidak melebihkannya sebagai ungkapan cinta dengan mendahulukan sesuatu dari berbagai perkara. Karena hal itu lebih membawa kebaikan pada anak-anaknya, bakti pada orang tua dan kerukunan diantara mereka.
Jelas terlihat bahwa faktor penyebab yang mendorong saudara Nabi Yusuf memisahkannya dengan bapaknya adalah sikap pilih kasih Nabi Yakub.
(Yaitu) ketika mereka berkata: "Sesungguhnya Yusuf dan saudara kandungnya (Bunyamin) lebih dicintai oleh ayah kita dari pada kita sendiri, padahal kita (ini) adalah satu golongan (yang kuat). Sesungguhnya ayah kita adalah dalam kekeliruan yang nyata. Bunuhlah Yusuf atau buanglah dia kesuatu daerah (yang tak dikenal) supaya perhatian ayahmu tertumpah kepadamu saja, dan sesudah itu hendaklah kamu menjadi orang-orang yang baik". (Yusuf: 8-9)

PASAL KEEMPAT
Termasuk faedah dari kisah Nabi Yusuf, yakni bahwa keikhlasan kepada Allah merupakan sebab terbesar untuk meraih segala kebaikan dan menolak segala kejelekan. Sebagaimana firman Allah,
“Demikianlah, agar Kami memalingkan dari padanya kemungkaran dan kekejian. Sesungguhnya Yusuf itu termasuk hamba-hamba Kami yang terpilih.” (Yusuf: 24)

Siapa yang ikhlas kepada Allah, maka Allah akan memilihnya dan melepaskan serta menjaganya dari segala kejelekan dan kekejian. Dalam kisah ini juga ditunjukkan tentang harusnya menunjukkan bukti-bukti untuk menunjukkan sebuah perbuatan. Hal itu ditunjukkan ketika istri Al-Aziz menuduh bahwa Nabi Yusuf menggodanya. Ia mengatakan, “Dialah yang menggodaku.” Maka datanglah seorang saksi dari keluarga istri Al-Aziz agar hakim dapat menghukumi dengan hukum yang jelas. Ditunjukkanlah perihal baju Nabi Yusuf yang robek,
"Jika baju gamisnya koyak di muka, maka wanita itu benar dan Yusuf termasuk orang-orang yang dusta. Dan jika baju gamisnya koyak di belakang, maka wanita itulah yang dusta, dan Yusuf termasuk orang-orang yang benar".
(Yusuf: 26-27)

Salah satu faedah dari kejadian ini adalah hendaknya seorang hamba menjauhi sebab-sebab fitnah dan berusaha berlari darinya. Karena sesungguhnya keinginan, nafsu dan selainnya apabila ditundukkan oleh seorang hamba kemudian mendahulukan rasa takut dan keimanan pada Allah, maka hal ini adalah sebuah kesempurnaan.
Disebutkan pula dalam kisah ini apa yang ada pada Nabi Yusuf yakni keindahan lahiriah sehingga hal itu membuat kecintaan yang dalam pada diri istri Al-Aziz. Demikian pula ketika para wanita melihat wajah Yusuf yang rupawan tanpa sadar mereka mengiris jari mereka sendiri karena takjub dan berkata,
"Maha sempurna Allah, ini bukanlah manusia. Sesungguhnya ini tidak lain hanyalah malaikat yang mulia". (Yusuf: 31)

Selain itu pula, Yusuf memiliki batin yang indah, yaitu rasa iffah, ikhlas yang sempurna dan penjagaan terhadap kehormatan diri. Diantara faedahnya juga, hendaknya seorang hamba kembali kepada Allah ketika takut terjerumus dalam fitnah maksiat dan dosa-dosa. Kemudian bersabar dan sungguh-sungguh untuk menjauh darinya.

PASAL KELIMA
Pada bagian ini dijelaskan keutamaan iman yang sempurna, keyakinan, ketenangan dengan berdzikir pada-Nya. Ketika Nabi Yusuf disifati dengan hal ini, maka wajib baginya untuk istiqomah dalam setiap perkara dan menyibukkan diri dengan hal-hal yang muncul terkait dengannya. Ia selalu tenang, percaya diri dan tidak goncang dalam menghadapi setiap masalah, walau berjauhan dengan orang tua dan orang-orang yang dicintainya. Padahal dirinya selalu diliputi dengan kerinduan dan kecintaan yang mendalam, khususnya pada Nabi Yakub, bapaknya. Namun itulah hikmah Allah bahwa pertemuan terjadi saat dimana kesulitan teramat besar dan mencekam. Maka Allah pun memberikan pertolongan padanya dan menguatkan beliau dengan ruh dari-Nya. Ini semua adalah buah dari keimanan.

PASAL KEENAM
Setelah Nabi Yusuf menafsirkan mimpi sang raja kemudian raja berkata,
"Sesungguhnya kamu (mulai) hari ini menjadi seorang yang berkedudukan tinggi lagi dipercayai pada sisi kami". (Yusuf: 54)
Perkara ini merupakan kedudukan yang tinggi, yaitu dipercaya mengatur permasalahan kerajaan. Tanggung jawab ini diserahkan langsung kepada Nabi Yusuf karena amanah, kapabilitas, dan kepercayaan yang tinggi pada beliau. Sang rajalah yang memberikan kepercayaan dan menyerahkan urusan kenegaraan padannya. Dan Nabi Yusuflah yang mengusulkan agar ditunjuk sebagai bendaharawan, penyimpan dan pengatur di kerajaan demi tercapainya maslahat yang umum. Untuk itu dia berkata,
"Jadikanlah aku bendaharawan negara (Mesir); sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga, lagi berpengetahuan". (Yusuf: 55)

Kemudian faedah lain yang bisa diambil adalah keutamaan ketaqwaan dan kasabaran. Sesungguhnya setiap kebaikan di dunia dan diakhirat merupakan pengaruh dari keduanya. Dan akibat yang akan didapat oleh pemiliknya adalah sebaik-baik kesudahan.
“Sesungguhnya barang siapa yang bertakwa dan bersabar, maka sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik" (Yusuf; 90)

Seorang hamba harus selalu ingat pada-Nya, baik dalam keadaan lapang dan bahagia maupun keadaan sedih dan sempit. Hal itu dimaksudkan agar mereka semakin bersyukur dan selalu memuji-Nya.

PASAL KETUJUH
Allah berfirman,
“karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang.” (Yusuf: 53)

Ayat ini menunjukkan bahwa nafsu mempunyai sifat yang jahat. Tidak ada orang yang bisa lepas dari sifat ini kecuali yang mendapat rahmat dan pertolongan Allah. Sungguh nafsu adalah lalim dan jahil, kedua sifat ini tidak mendatangkan sesuatu kecuali keburukan.
Jika Allah merahmati seorang hamba dan menganugrahi ilmu yang bermanfaat kemudian ia menempuh jalan keadilan dalam akhlak dan amalnya, maka nafsu akan terbebas dari sifat jelek tersebut. Sehingga nafsu menjadi tenang dalam mentaati dan mengingat-Nya. Nafsupun akhirnya mengajak pemiliknya untuk melakukan kebaikan. Keutamaan dan pahala dari Allah akan teraih.

“Hai jiwa yang tenang, Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba-Ku, masuklah ke dalam surga-Ku.” (Al-Fajr: 27-30)

Setiap hamba wajib berusaha memperbaiki jiwanya dan membuang sifat tercela yang selalu mengajak pada keburukan. Hal itu mesti dilakukan dengan sungguh-sungguh dan membiasakan berakhlak baik. Tak lupa selalu diiringi dengan meminta kepada Allah agar diberi kemampuan untuk melakukan secara kontinyu. Diperbanyak melantunkan doa yang ma’tsur (Warisan Rosulullah).

PASAL DELAPAN
Dari kisah ini terdapat faedah yang menunjukkan bahwa berdebat merupakan salah satu metode yang bermanffat dalam menghadapkan kebenaran dan kebatilan. Hal itu dikarenakan pada kebenaran terdapat kebaikan manfaat, baik saat ini maupun nanti. Sementara dalam kebatilan terdapat hal yang berlawanan dengan hal tersebut.
Nabi Yusuf mengingat bahwa kesyirikan penuh dengan kejelekan dan keburukan. Selain itu hal tersebut juga mengikuti praduga yang sesat. Tidak bisa memberi manfaat dan mudhorot, baik untuk diri mereka maupun para penyembahnya. Ia juga tidak mampu menghidupkan dan mematikan, membangkitkan.
Disebutkan pula tentang wajibnya mengakui nikmat-nikmat Allah, baik yang bersifat duniawi dan diniyah. Termasuk faedah lain yang bisa dipetik  adalah kebaikan dalam beribadah kepada Allah dan kebaikan kepada hamba menjadi sebab teraihnya ilmu dan kebaikan dunia akhirat.
“Kami melimpahkan rahmat Kami kepada siapa yang Kami kehendaki dan Kami tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik. Dan sesungguhnya pahala di akhirat itu lebih baik, bagi orang-orang yang beriman dan selalu bertakwa.” (Yusuf: 56-57)

PASAL SEMBILAN
Mungkin adayang heran mengapa sampai keberadaan Nabi Yusuf tidak diketahui Nabi Yakub sampai waktu yang lama, padahal jarak keduanya tidak jauh. Beliau sangat menanti-nanti dan yakin anaknya masih hidup. Keinginannya bertemu anaknya begitu kuat.
Jawabannya adalah hal tersebut tidaklah aneh bagi kehendak Allah. Semua sebab, sekuat apapun, tidaklah lepas ddari ketentuan dan takdir Allah. Allah menghendaki pertemuan tersebut terjadi pada waktu yang telah ditetapkan dan kondisi yang dia kehendaki. Ada hikmah yang agung terkandung didalamnya.

PASAL KESEPULUH
Allah taala menciptakan kisah Nabi Yakub tentang kelakuan anak-anaknya terhadap Yusuf diawal-awal kejadian,
"Sebenarnya dirimu sendirilah yang memandang baik perbuatan (yang buruk) itu; maka kesabaran yang baik itulah (kesabaranku). Dan Allah sajalah yang dimohon pertolongan-Nya terhadap apa yang kamu ceritakan".(Yusuf: 18)

Ayat ini menunjukkan bahwa orang-orang yang dipilih allah bila mengalami kesusahan dan musibah dihadapinya sejak awal dengan sabar dan memohon pertolongan-Nya. Ketika ujiannya telah sampai pada titik klimaks diterimanya dengan sabar dan semangat dan menharap jalan keluar. Karena itu allah pun memberi taufik pada mereka untuk selalu beribadah dan meminta kepada-Nya dalam suka maupun duka. Ketika ujian telah hilang mereka menyambutnya dengan rasa syukur dan pujian kepada Allah. Mereka semakin menyakini kebaikan allah. Hal ini ditunjukkan oleh perkataan nabi Yusuf,
"Wahai ayahku inilah ta'bir mimpiku yang dahulu itu; sesungguhnya Tuhanku telah menjadikannya suatu kenyataan. Dan sesungguhnya Tuhanku telah berbuat baik kepadaku, ketika Dia membebaskan aku dari rumah penjara dan ketika membawa kamu dari dusun padang pasir, setelah syaitan merusakkan (hubungan) antaraku dan saudara-saudaraku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Lembut terhadap apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.”

Ayat ini menunjukkan bahwa seseorang tidak akan memikul dosa orang lain. Didalamnya juga terdapat sebuah pelajaran yang berharga, bahwa sesuatu dianggap sebagai kebijakan bila tidak mengandung perbuatan yang haram atau meninggalkan kewajiban. Karena itulah Nabi Yusuf menolak ketika saudara-saudaranya memintanya berbuat baik dengan membiarkan saudaranya (benyamin) kembali kepada ayahnya dengan diganti salah satu dari mereka. Termasuk faedah dari kisah ini bahwa ayat-ayat Allah akan memberikan manfaat pada pencari petunjuk yang ingin mengenal dan mengetahui kebenaran.

PASAL SEBELAS
Nabi Yakub tetap tidak percaya tatkala anak-anaknya berkata, “Serigala telah memangsa Yusuf”. Betapapun anak-anaknya berusaha menyertakan bukti yang mendukung perkataanya. Sesuatu yang telah diketahui kebenarannya tidak mungkin dikalahkan oleh keraguan dan khayalan. Sesungguhnya nabi Yakub beserta takwilnya yang menggambarkan anaknya itu. Semuanya merupakan kesempurnaan nikmat yang akan diraih oleh Yusuf dan keluarga Yakub. Dalam kisah ini terdapat sebuah pelajaran bahwa tidak selayaknya seseorang tertipu hanya karna bentuk tanda-tanda. Oleh karena itu, orang yang cerdas selalu menilik berbagai kemungkinan dalam pemikirannya dan selalu melihat seluruh perkara dari berbagai sisi dan sudut pandang.

PASAL KEDUA BELAS
Allah menceritakan kisah menakjubkan ini secara terinci, dia berfirman di akhir kisah,
“Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al Quran itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.” (Yusuf: 111)

Allah meniadakan kedustaan dan kesalahan Al-quran dalam segala sisi. Dia menyifatkan Al-Quran dengan tiga karakter, setiap karakter menunjukkan betapa Al-Quran hanya berasal dari sisi Allah, didalamnya hanya ada kebenaran. Tiada keraguan didapati di dalamnya.
Sifat Pertama, Al-Quran membenarkan kitab-kitab yang telah diturunkan sebelumnya dan perkataan rosul-rosulnya. Sebagaimana firman Allah,
“Sebenarnya dia (Muhammad) telah datang membawa kebenaran dan membenarkan rasul-rasul (sebelumnya).” (Ash-Shaffat; 37)

Sifat Kedua, Al-Quran menerangkan berbagai masalah secara rinci. Meliputi berbagai hal yang dibutuhkan mahluk, baik tentang akidah, akhlak maupun amalan-amalan lahir batin. Tentang dunia dan akhirat, masalah tauhid, risalah, dan pembalasan, serta akidah yang terpercaya dan shahih. Begitu rinci ulasan Al-Quran, tidak ada kitab manapun yang menyamainya.
Sifat Ketiga, Al-Quran adalah petunjuk dan rahmat bagi orang-orang beriman. Dengannya Allah memberi petunjuk pada orang-orang yang mengikuti keridhaan-Nya berupa jalan-jalan keselamatan. Kebahagiaan dunia dan akhirat tergantung pada ketundukan kepada Al-Quran baik secara keilmuan maupun amalan. Bagi kaum mukmin Al-Quran adalah petunjuk dan rahmat.

Ya Allah, berilah keutamaan kepada kami dengan iman yang jujur dan jadikanlah Al-Quran sebagai petunjuk dan rahmat bagi kami. Sesungguhnya engkau begitu dekat dan maha mengabulkan. Shalawat dan salam dari Allah semoga terlimpah kepada Nabi Muhammad SAW. Aamiin...



Share:

No comments:

Postingan Populer

Labels

Halaman Diunggulkan

LULUSAN PLS PENGANGGURAN? MITOS ATAU FAKTA

LULUSAN PLS PENGANGGURAN? MITOS ATAU FAKTA Tingginya tingkat pengangguran yang dialami oleh para lulusan perguruan tinggi me...